Hamas Sangkal Memerkosa saat Serangan 7 Oktober: Itu Kampanye Israel Jelek-jelekkan Perlawanan Palestina
Selasa, 05 Desember 2023 - 07:46 WIB
GAZA - Hamas menyangkal tuduhan bahwa anggotanya melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual selama serangan ke Israel pada 7 Oktober. Kelompok perlawanan Palestina itu mengatakan tuduhan tersebut adalah kebohongan yang tidak berdasar.
Pernyataan Hamas muncul pada hari Senin atau beberapa hari setelah UN Women (PBB untuk Perempuan) mengatakan bahwa mereka kecewa dengan banyaknya laporan mengenai kekejaman berbasis gender selama serangan di Israel selatan, yang menurut pihak berwenang Zionis menewaskan sekitar 1.200 orang.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan menanggapinya dengan kampanye militer intensif yang telah menewaskan 15.899 orang di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Polisi Israel mengatakan mereka telah mengumpulkan bukti kekerasan seksual yang dilakukan oleh militan Hamas yang menyerbu komunitas dan pangkalan militer Israel, mulai dari dugaan pemerkosaan berkelompok hingga mutilasi post-mortem.
Namun Hamas menegaskan tuduhan itu fitnah. "Tuduhan tersebut adalah bagian dari kampanye Zionis yang mempromosikan kebohongan dan tuduhan yang tidak berdasar untuk menjelek-jelekkan perlawanan Palestina," kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP, Selasa (5/12/2023).
Kelompok perlawanan Palestina itu menolak klaim kelompok advokasi perempuan sebagai bagian dari serangkaian kebohongan Israel sejak dimulainya perang.
Di Israel, perwira polisi senior Shelly Harush mengatakan kepada anggota Parlemen pekan lalu bahwa penyelidik telah mengumpulkan lebih dari 1.500 kesaksian yang mengejutkan dan sulit dari para saksi, petugas medis, dan ahli patologi.
Harush berbicara tentang gadis-gadis yang ditelanjangi di bagian atas dan bawah pinggang, dan tentang kesaksian yang mengerikan tentang pemerkosaan berkelompok, mutilasi dan pembunuhan terhadap seorang wanita muda.
Menurut Hamas rentetan tuduhan terhadap para pejuangnya adalah "upaya putus asa untuk memutarbalikkan perlakuan manusiawi kelompoknya terhadap sandera Israel."
"Kami menolak kebohongan Israel mengenai pemerkosaan, yang bertujuan untuk memutarbalikkan perlawanan dan menodai kemanusiaan dan moral kami terhadap para tawanan," lanjut pernyataan Hamas.
Tuduhan itu muncul setelah Hamas merilis rekaman video yang menunjukkan beberapa sandera asal Israel memberi hormat kepada pejuang Hamas saat mereka dibebaskan dari penawanan.
Hamas meminta semua media untuk tetap waspada. "Agar tidak jatuh ke dalam perangkap kebohongan Israel dan propaganda tendensiusnya, dan untuk memverifikasi semua informasi, untuk melindungi kebenaran dan menjaga kesucian pesan media," imbuh pernyataan Hamas.
Pernyataan Hamas muncul pada hari Senin atau beberapa hari setelah UN Women (PBB untuk Perempuan) mengatakan bahwa mereka kecewa dengan banyaknya laporan mengenai kekejaman berbasis gender selama serangan di Israel selatan, yang menurut pihak berwenang Zionis menewaskan sekitar 1.200 orang.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan menanggapinya dengan kampanye militer intensif yang telah menewaskan 15.899 orang di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Polisi Israel mengatakan mereka telah mengumpulkan bukti kekerasan seksual yang dilakukan oleh militan Hamas yang menyerbu komunitas dan pangkalan militer Israel, mulai dari dugaan pemerkosaan berkelompok hingga mutilasi post-mortem.
Namun Hamas menegaskan tuduhan itu fitnah. "Tuduhan tersebut adalah bagian dari kampanye Zionis yang mempromosikan kebohongan dan tuduhan yang tidak berdasar untuk menjelek-jelekkan perlawanan Palestina," kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP, Selasa (5/12/2023).
Kelompok perlawanan Palestina itu menolak klaim kelompok advokasi perempuan sebagai bagian dari serangkaian kebohongan Israel sejak dimulainya perang.
Di Israel, perwira polisi senior Shelly Harush mengatakan kepada anggota Parlemen pekan lalu bahwa penyelidik telah mengumpulkan lebih dari 1.500 kesaksian yang mengejutkan dan sulit dari para saksi, petugas medis, dan ahli patologi.
Harush berbicara tentang gadis-gadis yang ditelanjangi di bagian atas dan bawah pinggang, dan tentang kesaksian yang mengerikan tentang pemerkosaan berkelompok, mutilasi dan pembunuhan terhadap seorang wanita muda.
Menurut Hamas rentetan tuduhan terhadap para pejuangnya adalah "upaya putus asa untuk memutarbalikkan perlakuan manusiawi kelompoknya terhadap sandera Israel."
"Kami menolak kebohongan Israel mengenai pemerkosaan, yang bertujuan untuk memutarbalikkan perlawanan dan menodai kemanusiaan dan moral kami terhadap para tawanan," lanjut pernyataan Hamas.
Tuduhan itu muncul setelah Hamas merilis rekaman video yang menunjukkan beberapa sandera asal Israel memberi hormat kepada pejuang Hamas saat mereka dibebaskan dari penawanan.
Hamas meminta semua media untuk tetap waspada. "Agar tidak jatuh ke dalam perangkap kebohongan Israel dan propaganda tendensiusnya, dan untuk memverifikasi semua informasi, untuk melindungi kebenaran dan menjaga kesucian pesan media," imbuh pernyataan Hamas.
(mas)
tulis komentar anda