'Gak Mau Kalah, Korea Selatan Akan Luncurkan Satelit Mata-mata
Jum'at, 01 Desember 2023 - 17:38 WIB
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) akan meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya pada Sabtu (2/12/2023) esok dengan roket SpaceX. Hal itu diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Korsel.
Ini semakin mengintensifkan perlombaan ke antariksa di semenanjung tersebut setelah sebelumnya Korea Utara (Korut) meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya ke angkasa bulan lalu.
"Satelit pengintai Seoul, yang dibawa oleh salah satu roket SpaceX Falcon 9 milik Elon Musk, akan lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa AS Vandenberg di California pada pukul 03.19 waktu Seoul," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel kepada wartawan seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (1/12/2023).
SpaceX merilis foto roket Falcon 9 yang dipasang secara vertikal di landasan peluncuran dengan huruf "KOREA" terpampang di atasnya.
Jika berhasil diluncurkan ke orbit, Korsel akan memperoleh satelit mata-mata pertama yang dibangun di dalam negeri untuk memantau tetanghganya Korut yang mempunyai senjata nuklir.
Seoul berencana meluncurkan empat satelit mata-mata tambahan pada akhir tahun 2025 untuk meningkatkan kapasitas pengintaiannya di Korut.
Menurut kantor berita Yonhap, ditetapkan untuk mengorbit antara 400km dan 600km di atas bumi, satelit Seoul mampu mendeteksi objek sekecil "30cm".
“Mempertimbangkan resolusi dan kapasitasnya untuk observasi Bumi… teknologi satelit kami berada di peringkat lima besar secara global,” klaim pejabat kementerian pertahanan Korsel, seperti dikutip oleh Yonhap.
Peluncuran ini dilakukan kurang dari dua minggu setelah Pyongyang berhasil menempatkan satelit mata-matanya ke orbit.
“Sampai saat ini, Korea Selatan sangat bergantung pada satelit mata-mata yang dikelola AS dalam hal pemantauan Korea Utara," kata Choi Gi-il, profesor studi militer di Universitas Sangji kepada AFP.
"Meskipun Korea Selatan berhasil dalam peluncuran satelit komunikasi militer, dibutuhkan waktu lebih lama untuk meluncurkan satelit pengintaian karena kendala teknologi yang lebih tinggi”, katanya.
Menyusul keberhasilan Korut dalam meluncurkan satelit mata-matanya, Choi berkata: “pemerintah Korea Selatan perlu menunjukkan bahwa mereka juga mampu melakukan hal ini”.
Para ahli mengatakan menempatkan satelit pengintai yang berfungsi ke orbit akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Korut, khususnya di Korsel, dan menyediakan data penting dalam setiap konflik militer.
Sejak peluncuran minggu lalu, Korut mengeklaim bahwa mata barunya di langit telah memberikan gambar situs militer utama Amerika Serikat (AS) dan Korsel, serta foto Ibu Kota Italia, Roma.
Meski begitu, Korut belum mengungkapkan satu pun citra satelit yang diklaim mereka miliki.
Peluncuran “Malligyong-1” minggu lalu adalah upaya ketiga Pyongyang dalam menempatkan satelit semacam itu ke orbit, setelah dua kegagalan pada bulan Mei dan Agustus.
Seoul mengatakan Korut menerima bantuan teknis dari Moskow, sebagai imbalan atas penyediaan senjata untuk digunakan dalam perang Rusia dengan Ukraina.
Ini semakin mengintensifkan perlombaan ke antariksa di semenanjung tersebut setelah sebelumnya Korea Utara (Korut) meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya ke angkasa bulan lalu.
"Satelit pengintai Seoul, yang dibawa oleh salah satu roket SpaceX Falcon 9 milik Elon Musk, akan lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa AS Vandenberg di California pada pukul 03.19 waktu Seoul," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel kepada wartawan seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (1/12/2023).
SpaceX merilis foto roket Falcon 9 yang dipasang secara vertikal di landasan peluncuran dengan huruf "KOREA" terpampang di atasnya.
Jika berhasil diluncurkan ke orbit, Korsel akan memperoleh satelit mata-mata pertama yang dibangun di dalam negeri untuk memantau tetanghganya Korut yang mempunyai senjata nuklir.
Seoul berencana meluncurkan empat satelit mata-mata tambahan pada akhir tahun 2025 untuk meningkatkan kapasitas pengintaiannya di Korut.
Menurut kantor berita Yonhap, ditetapkan untuk mengorbit antara 400km dan 600km di atas bumi, satelit Seoul mampu mendeteksi objek sekecil "30cm".
“Mempertimbangkan resolusi dan kapasitasnya untuk observasi Bumi… teknologi satelit kami berada di peringkat lima besar secara global,” klaim pejabat kementerian pertahanan Korsel, seperti dikutip oleh Yonhap.
Peluncuran ini dilakukan kurang dari dua minggu setelah Pyongyang berhasil menempatkan satelit mata-matanya ke orbit.
“Sampai saat ini, Korea Selatan sangat bergantung pada satelit mata-mata yang dikelola AS dalam hal pemantauan Korea Utara," kata Choi Gi-il, profesor studi militer di Universitas Sangji kepada AFP.
"Meskipun Korea Selatan berhasil dalam peluncuran satelit komunikasi militer, dibutuhkan waktu lebih lama untuk meluncurkan satelit pengintaian karena kendala teknologi yang lebih tinggi”, katanya.
Menyusul keberhasilan Korut dalam meluncurkan satelit mata-matanya, Choi berkata: “pemerintah Korea Selatan perlu menunjukkan bahwa mereka juga mampu melakukan hal ini”.
Para ahli mengatakan menempatkan satelit pengintai yang berfungsi ke orbit akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Korut, khususnya di Korsel, dan menyediakan data penting dalam setiap konflik militer.
Sejak peluncuran minggu lalu, Korut mengeklaim bahwa mata barunya di langit telah memberikan gambar situs militer utama Amerika Serikat (AS) dan Korsel, serta foto Ibu Kota Italia, Roma.
Meski begitu, Korut belum mengungkapkan satu pun citra satelit yang diklaim mereka miliki.
Peluncuran “Malligyong-1” minggu lalu adalah upaya ketiga Pyongyang dalam menempatkan satelit semacam itu ke orbit, setelah dua kegagalan pada bulan Mei dan Agustus.
Seoul mengatakan Korut menerima bantuan teknis dari Moskow, sebagai imbalan atas penyediaan senjata untuk digunakan dalam perang Rusia dengan Ukraina.
(ian)
tulis komentar anda