Fatah Ternyata juga Memiliki Sayap Militer, Ini Profilnya

Senin, 27 November 2023 - 16:18 WIB
Al-Asifah, sayap militer gerakan Fatah Palestina. Foto/IC
TEPI BARAT - Fatah menjadi salah satu kelompok paling berpengaruh di ranah politik Palestina. Pada kemunculannya, organisasi ini bahkan lebih dulu ada daripada Hamas.

Melihat riwayatnya, Fatah berdiri sekitar 1959. Sejumlah tokoh yang terlibat pendiriannya seperti Yasser Arafat dan Khalil al-Wazir.

Pada riwayatnya, Fatah ini juga menjadi bagian dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Awalnya, kelompok ini dibentuk sebagai wadah perjuangan bersenjata melawan pendudukan Israel di Palestina.



Namun, keadaan berubah seiring waktu. Sejak era 1990-an, Fatah resmi meninggalkan strategi perlawanan bersenjata dan beralih ke jalur diplomasi.

Sayap Militer Fatah



Pada gerakan perjuangan Palestina, sebagian orang mungkin sudah mengetahui Hamas. Melihat salah satu bagiannya, mereka memiliki Brigade Al-Qassam yang menjadi sayap militernya.

Sebagaimana Hamas dengan Brigade Al-Qassam, Fatah ternyata juga memiliki sayap militer. Namanya adalah Al-Asifah atau Badai.

Mengutip Al Jazeera, Senin (27/11/2023), para serdadu al-Asifah dulunya memiliki basis di Tepi Barat dan Gaza. Selain itu, ada juga sebagian kecil yang mendiami negara-negara Arab lain.

Pada perjuangannya, al-Asifah aktif bertempur melawan pendudukan Israel sejak 1965. Waktu itu, sebagian besar operasi bersenjatanya dilakukan dari Yordania hingga Lebanon.

Namun, gerakan sayap militer Fatah ini tidak berlangsung cukup lama. Sebagian negara pendukungnya menganggap aktivitas gerilya al-Asifah sebagai tindakan ‘sembrono’ yang justru dikhawatirkan bisa menyulut pertempuran lebih besar dengan Israel.



Sedikit dijelaskan di atas, arah gerakan Fatah mulai berubah seiring waktu. Setelah kehilangan pengaruh dari negara-negara tetangga seperti Yordania dan Lebanon, organisasi ini mengalami sejumlah perubahan.

Fatah yang menjadi partai dominan di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mulai mengubah gerakan perlawanannya melawan Israel. Setelah sebelumnya gencar melakukan pertempuran bersenjata, mereka mulai mengubah arusnya menuju titik diplomasi.

Pada 1990-an, mereka bahkan sepakat meninggalkan perlawanan bersenjata secara keseluruhan. Sebagai gantinya, Fatah bersama PLO mendukung banyak resolusi dari DK PBB yang menyerukan pembangunan negara Palestina secara berdampingan dengan Israel.

Jadi, bisa dipahami bahwa Fatah dalam gerakan perlawanannya terhadap Israel juga pernah memiliki sayap militer bernama al-Asifah.

Namun, unit tersebut secara perlahan hilang terlupakan seiring perubahan arah atau strategi perjuangan Fatah yang lebih condong menuju diplomasi.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More