Warga Gaza Manfaatkan Gencatan Senjata untuk Bersihkan Puing-puing Rumah
Minggu, 26 November 2023 - 09:59 WIB
JALUR GAZA - Setelah tujuh minggu dibombardir Israel , ketenangan menyelimuti Jalur Gaza . Pemboman dihentikan untuk gencatan senjata.
Lebih dari 24 jam setelah empat hari jeda pertempuran, ribuan warga Gaza melakukan perjalanan sulit yang sama dari tempat penampungan komunal dan perkemahan darurat untuk mengetahui apa yang terjadi dengan rumah mereka.
Salah satunya Tahani al-Najjar. Ia menggunakan ketenangan itu untuk kembali ke reruntuhan rumahnya, yang hancur akibat serangan udara Israel yang menurutnya menewaskan tujuh anggota keluarganya dan memaksanya mengungsi.
“Di mana kami akan tinggal? Kemana kami akan pergi? Kami mencoba mengumpulkan potongan-potongan kayu untuk membangun tenda sebagai tempat berlindung, tetapi tidak berhasil. Tidak ada yang bisa melindungi sebuah keluarga,” kata Najjar sambil memilah-milah puing-puing dan logam yang terpelintir di rumahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (26/11/2023).
Najjar, ibu lima anak berusia 58 tahun dari Khan Younis di selatan wilayah kantong tersebut, mengatakan militer Israel juga telah meratakan rumahnya dalam dua konflik sebelumnya pada tahun 2008 dan 2014.
Dia secara ajaib menarik beberapa cangkir utuh dari reruntuhan, di mana sebuah sepeda dan pakaian berlapis debu tergeletak di tengah puing-puing.
“Kami akan membangun kembali,” ujarnya.
Bagi sebagian besar dari 2,3 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza yang kecil, penghentian serangan udara dan artileri yang hampir terus-menerus telah memberikan kesempatan pertama untuk bergerak dengan aman, melihat kehancuran yang terjadi, dan mencari akses terhadap bantuan impor.
Lebih dari 24 jam setelah empat hari jeda pertempuran, ribuan warga Gaza melakukan perjalanan sulit yang sama dari tempat penampungan komunal dan perkemahan darurat untuk mengetahui apa yang terjadi dengan rumah mereka.
Salah satunya Tahani al-Najjar. Ia menggunakan ketenangan itu untuk kembali ke reruntuhan rumahnya, yang hancur akibat serangan udara Israel yang menurutnya menewaskan tujuh anggota keluarganya dan memaksanya mengungsi.
“Di mana kami akan tinggal? Kemana kami akan pergi? Kami mencoba mengumpulkan potongan-potongan kayu untuk membangun tenda sebagai tempat berlindung, tetapi tidak berhasil. Tidak ada yang bisa melindungi sebuah keluarga,” kata Najjar sambil memilah-milah puing-puing dan logam yang terpelintir di rumahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (26/11/2023).
Najjar, ibu lima anak berusia 58 tahun dari Khan Younis di selatan wilayah kantong tersebut, mengatakan militer Israel juga telah meratakan rumahnya dalam dua konflik sebelumnya pada tahun 2008 dan 2014.
Dia secara ajaib menarik beberapa cangkir utuh dari reruntuhan, di mana sebuah sepeda dan pakaian berlapis debu tergeletak di tengah puing-puing.
“Kami akan membangun kembali,” ujarnya.
Bagi sebagian besar dari 2,3 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza yang kecil, penghentian serangan udara dan artileri yang hampir terus-menerus telah memberikan kesempatan pertama untuk bergerak dengan aman, melihat kehancuran yang terjadi, dan mencari akses terhadap bantuan impor.
tulis komentar anda