Eks Intelijen AS: Hamas Menang Perang Gaza, Israel Dikalahkan Secara Memalukan

Jum'at, 24 November 2023 - 08:48 WIB
Kota Ashkelon, Israel, kacau saat diserang roket Hamas pada 7 Oktober 2023. Scott Ritter, mantan perwira intelijen militer AS sebut Hamas sebagai pemenang perang Gaza, bukan Israel. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Scott Ritter, mantan perwira intelijen militer Amrerika Serikat, menggambarkan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang dimulai Jumat (24/11/2023) sebagai berkah bagi Palestina.

Gencatan senjata ini akan memungkinkan pertukaran tahanan, masuknya bantuan kemanusiaan, dan ketenangan konflik.

"Gencatan senjata, yang dinegosiasikan antara Israel dan Hamas dan dimediasi oleh Qatar, disepakati bersama antara kedua pihak, dan tidak seorang pun boleh tertipu dengan berpikir bahwa ini hanyalah kemenangan bagi Hamas. Israel telah mengambil sikap yang sangat agresif dan, mengingat tujuannya untuk menghancurkan Hamas sebagai sebuah organisasi, Israel tidak akan menyetujui gencatan senjata dalam keadaan apa pun," papar Ritter, seperti dikutip Al-Quds.





Ritter melanjutkan, “Di sisi lain, Hamas telah menjadikan salah satu tujuan utamanya sebagai awal dari putaran pertempuran melawan Israel saat ini, dengan membebaskan tahanan Palestina, terutama perempuan dan anak-anak, yang ditahan oleh Israel. Mengingat hal ini, gencatan senjata merupakan kemenangan penting bagi Hamas, dan kekalahan yang memalukan bagi Israel.”

Menurutnya, kesediaan Israel untuk gencatan senjata menjadi tanda ada yang tidak beres dengan operasi militernya di Gaza.

"Penandatanganan gencatan senjata oleh Israel merupakan indikasi paling pasti sejauh ini bahwa segala sesuatunya tidak berjalan baik sehubungan dengan serangannya terhadap Hamas," kata Ritter.

Dia memahami bahwa perang Gaza kali ini benar-benar disiapkan Hamas dengan sangat baik.

"Hasil ini seharusnya tidak mengejutkan siapa pun. Ketika Hamas melancarkan serangannya terhadap Israel, pada tanggal 7 Oktober, Hamas mulai melaksanakan rencana yang telah dipersiapkan selama bertahun-tahun. Perhatian yang cermat terhadap detail, seperti yang terlihat dalam operasi Hamas, menggarisbawahi fakta bahwa gerakan tersebut sedang mempelajari intelijen Israel dan kekuatan militer yang menentangnya, dan mengungkap kelemahan yang kemudian dieksploitasi," jelas Ritter.

Sebelumnya, Ritter—yang juga mantan inspektur senjata Komisi Khusus PBB—menuliskan analisis yang mengejutkan tentang serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.

Ketika Israel dan para pemimpin Barat menggambarkan serangan Hamas itu sebagai serangan teroris, Ritter tidak setuju.

Menurutnya, itu adalah serangan militer yang menumbangkan kesombongan militer dan intelijen Israel.

"Hamas telah mencapai kemenangan besar atas militer Israel," tulis Ritter dalam sebuah artikel yang dia beri judul: “The most successful military raid of this century: the October 7 Hamas assault on Israel (Serangan militer paling sukses abad ini: serangan Hamas 7 Oktober terhadap Israel)".

Ritter menawarkan analisis unik mengenai apa yang terjadi pada 7 Oktober antara milisi Hamas dan militer Israel di Israel selatan.

"Israel telah menggolongkan serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap berbagai pangkalan militer dan pemukiman militer Israel sebagai tindakan terorisme besar-besaran, menyamakannya dengan serangan teror 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat," tulis Ritter.

“Masalah dengan klaim Israel adalah bahwa klaim tersebut terbukti salah atau menyesatkan,” lanjut dia yang mengkritik klaim pencapaian militer Israel dalam perang melawan Hamas.

“Hampir sepertiga dari korban Israel terdiri dari petugas militer, keamanan, dan polisi. Terlebih lagi, ternyata pembunuh nomor satu warga Israel pada 7 Oktober bukanlah Hamas atau faksi Palestina lainnya, melainkan militer Israel sendiri. Video yang baru-baru ini dirilis menunjukkan helikopter Apache Israel tanpa pandang bulu menembaki warga sipil Israel yang mencoba melarikan diri dari Supernova Sukkot Gathering yang diadakan di gurun terbuka dekat Kibbutz Re’im, pilotnya tidak dapat membedakan antara warga sipil dan pejuang Hamas. Banyak kendaraan yang pemerintah Israel tunjukkan sebagai contoh kedurhakaan Hamas dihancurkan oleh helikopter Apache Israel," paparnya.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More