Pakar: Solusi Damai Biden untuk Gaza dan Ukraina adalah Resep Bencana
Selasa, 21 November 2023 - 05:30 WIB
CANBERRA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menulis opini untuk The Washington Post, mengklaim AS akan terus mendukung Ukraina dan Israel demi “perdamaian” dan “demokrasi.”
Ilmuwan politik dan dekan Global Futures, Curtin University, Joe Siracusa, menyebut Biden bersikap munafik.
Ketika dukungan Amerika terhadap Ukraina terus menyusut di tengah kegagalan serangan balasan Kiev dan perang Israel di Gaza, Presiden Joe Biden menyatakan satu-satunya cara untuk memastikan perdamaian adalah dengan terus berperang.
“Ketika Biden memutuskan untuk mendukung Ukraina, dia memutuskan melekatkan kebijakan politiknya ke Ukraina,” ujar Joe Siracusa kepada Sputnik.
"Dia mulai memberi mereka uang. Lalu dia mulai menabuh genderang perang. Badan-badan intelijen memutuskan China adalah musuh publik nomor satu. Rusia adalah musuh publik nomor dua, dan itu tidak masuk akal,” papar dia.
Siracusa menjelaskan, “Jadi apa yang dia lakukan adalah dia melakukannya berdasarkan otoritasnya sendiri. Rakyat Amerika tidak dipanggil untuk berkonsultasi. Tidak ada deklarasi perang dalam hal tersebut. Dia sebenarnya sedang dalam perang kuasi-proxy dengan Rusia. Jika Anda memberikan senjata, amunisi, pesawat terbang, dan tank kepada orang-orang untuk membunuh tentara bangsa lain, Anda benar-benar berperang dengan mereka."
Pemerintahan Biden tidak pernah menyembunyikan keinginannya untuk membuat Rusia menderita, sesuatu yang diungkapkan dengan lantang oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin setelah Washington dan sekutu Baratnya menggagalkan perundingan perdamaian Rusia-Ukraina yang dilakukan di Istanbul pada Maret 2022, hanya sebulan setelah dimulainya konflik tersebut, dengan mediasi Turki.
“Biden sebagian besar dipandu oleh mentalitas Perang Dingin: dia memiliki urusan yang belum selesai dengan Uni Soviet dan selalu ingin menyelesaikan Rusia setelah Uni Soviet runtuh,” menurut Siracusa.
Ilmuwan politik dan dekan Global Futures, Curtin University, Joe Siracusa, menyebut Biden bersikap munafik.
Ketika dukungan Amerika terhadap Ukraina terus menyusut di tengah kegagalan serangan balasan Kiev dan perang Israel di Gaza, Presiden Joe Biden menyatakan satu-satunya cara untuk memastikan perdamaian adalah dengan terus berperang.
“Ketika Biden memutuskan untuk mendukung Ukraina, dia memutuskan melekatkan kebijakan politiknya ke Ukraina,” ujar Joe Siracusa kepada Sputnik.
"Dia mulai memberi mereka uang. Lalu dia mulai menabuh genderang perang. Badan-badan intelijen memutuskan China adalah musuh publik nomor satu. Rusia adalah musuh publik nomor dua, dan itu tidak masuk akal,” papar dia.
Siracusa menjelaskan, “Jadi apa yang dia lakukan adalah dia melakukannya berdasarkan otoritasnya sendiri. Rakyat Amerika tidak dipanggil untuk berkonsultasi. Tidak ada deklarasi perang dalam hal tersebut. Dia sebenarnya sedang dalam perang kuasi-proxy dengan Rusia. Jika Anda memberikan senjata, amunisi, pesawat terbang, dan tank kepada orang-orang untuk membunuh tentara bangsa lain, Anda benar-benar berperang dengan mereka."
Pemerintahan Biden tidak pernah menyembunyikan keinginannya untuk membuat Rusia menderita, sesuatu yang diungkapkan dengan lantang oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin setelah Washington dan sekutu Baratnya menggagalkan perundingan perdamaian Rusia-Ukraina yang dilakukan di Istanbul pada Maret 2022, hanya sebulan setelah dimulainya konflik tersebut, dengan mediasi Turki.
“Biden sebagian besar dipandu oleh mentalitas Perang Dingin: dia memiliki urusan yang belum selesai dengan Uni Soviet dan selalu ingin menyelesaikan Rusia setelah Uni Soviet runtuh,” menurut Siracusa.
tulis komentar anda