Mengenal Abu Ubaida, 'Al-Mulatham' yang Jadi Simbol Pertempuran Gaza
Sabtu, 18 November 2023 - 13:36 WIB
JAKARTA - Nama Abu Ubaida terus disebut berulang-ulang oleh banyak orang Palestina. Kemunculannya menjadikannya pahlawan bagi para pendukung Hamas di dunia Arab dan Barat, namun menjadi musuh yang dibenci oleh Tel Aviv dan sekutunya.
Abu Ubaida, juru bicara sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam, muncul di layat sejak 7 Oktober setelah Mohammad Al-Deif, komandan Al-Qassam mengumumkan dimulainya operasi Badai Al-Aqsa.
Al-Mulatham atau pria bertopeng dalam bahasa Arab memunculkan dirinya dihadapan Israel di tengah pertempuran yang sulit, kompleks dan sengit.
Ia tampaknya mengikuti contoh mantan pemimpin Al-Qassam, Imad Aqel, yang dibunuh oleh Israel pada tahun 1993.
Setelah penarikan Israel dari Gaza pada tahun 2005, Abu Ubaida secara resmi ditunjuk sebagai juru bicara Al-Qassam.
Pria tersebut berasal dari kota Naalia di Gaza, yang diduduki Israel pada tahun 1948, dan sekarang tinggal di Jabalia, timur laut Gaza, menurut informasi terbatas yang bersumber dari Israel. Rumahnya dibom beberapa kali, pada tahun 2008, 2012, 2014, dan pada perang saat ini di Gaza.
Pada perang tahun 2014, ia mengumumkan penculikan tentara Israel Shaul Aron di tengah konfrontasi darat.
Warga Palestina pada saat itu turun ke jalan di Tepi Barat secara spontan, meneriakkan “perlawanan”.
Abu Ubaida sebelumnya memiliki akun di Twitter (saat ini X), dan satu lagi di Facebook, sebelum ditutup. Saat ini, ia mempublikasikan pesan-pesannya di situs resmi Al-Qassam dan menggunakan aplikasi Telegram dan saluran “Al-Aqsa” yang berafiliasi dengan Hamas untuk menyiarkan videonya, yang diterbitkan ulang oleh berbagai saluran satelit dan media.
Israel mengaku mengetahui identitas sebenarnya juru bicara Hamas tersebut. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan, orang bertopeng tersebut, Hudhayfah Kahlout, bersembunyi di balik keffiyeh, dan nama panggilannya adalah Abu Ubaida.
Adraee menerbitkan foto Kahlout, menggambarkannya sebagai “pembohong dan pengecut.” Baik Hamas maupun Al-Qassam tidak mengomentari informasi tersebut.
Sebelum perang tahun 2014, Abu Ubaida memaparkan tesis masternya di Universitas Islam Fakultas Dasar-Dasar Agama dengan judul “Tanah Suci antara Yudaisme, Kristen, dan Islam”. Saat ini, ia dianggap sebagai ujung tombak “perang psikologis melawan Israel.”
Sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza, Abu Ubaida telah muncul sebelum atau sesudah setiap posisi yang menentukan, dan telah mengelola perang media dengan profesionalisme yang luar biasa di hadapan juru bicara Israel, menurut pendukung Hamas dari Palestina.
Intervensinya dilakukan setiap beberapa hari sekali, melalui rekaman pidato, mengenakan seragam tentara kamuflase hijau, dan mengenakan keffiyeh merah, untuk mempresentasikan posisi Al-Qassam dan berbicara tentang perkembangan dalam pertempuran tersebut.
Abu Ubaida, juru bicara sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam, muncul di layat sejak 7 Oktober setelah Mohammad Al-Deif, komandan Al-Qassam mengumumkan dimulainya operasi Badai Al-Aqsa.
Al-Mulatham atau pria bertopeng dalam bahasa Arab memunculkan dirinya dihadapan Israel di tengah pertempuran yang sulit, kompleks dan sengit.
Siapakah Abu Ubaida?
Abu Ubaida dikenal pertama kali pada tahun 2002 sebagai salah satu petugas lapangan Al-Qassam. Ia berbicara kepada hampir semua media dan konferensi pers, namun tidak pernah memperlihatkan wajahnya.Ia tampaknya mengikuti contoh mantan pemimpin Al-Qassam, Imad Aqel, yang dibunuh oleh Israel pada tahun 1993.
Setelah penarikan Israel dari Gaza pada tahun 2005, Abu Ubaida secara resmi ditunjuk sebagai juru bicara Al-Qassam.
Pria tersebut berasal dari kota Naalia di Gaza, yang diduduki Israel pada tahun 1948, dan sekarang tinggal di Jabalia, timur laut Gaza, menurut informasi terbatas yang bersumber dari Israel. Rumahnya dibom beberapa kali, pada tahun 2008, 2012, 2014, dan pada perang saat ini di Gaza.
Pada perang tahun 2014, ia mengumumkan penculikan tentara Israel Shaul Aron di tengah konfrontasi darat.
Warga Palestina pada saat itu turun ke jalan di Tepi Barat secara spontan, meneriakkan “perlawanan”.
Abu Ubaida sebelumnya memiliki akun di Twitter (saat ini X), dan satu lagi di Facebook, sebelum ditutup. Saat ini, ia mempublikasikan pesan-pesannya di situs resmi Al-Qassam dan menggunakan aplikasi Telegram dan saluran “Al-Aqsa” yang berafiliasi dengan Hamas untuk menyiarkan videonya, yang diterbitkan ulang oleh berbagai saluran satelit dan media.
Israel mengaku mengetahui identitas sebenarnya juru bicara Hamas tersebut. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan, orang bertopeng tersebut, Hudhayfah Kahlout, bersembunyi di balik keffiyeh, dan nama panggilannya adalah Abu Ubaida.
Adraee menerbitkan foto Kahlout, menggambarkannya sebagai “pembohong dan pengecut.” Baik Hamas maupun Al-Qassam tidak mengomentari informasi tersebut.
Sebelum perang tahun 2014, Abu Ubaida memaparkan tesis masternya di Universitas Islam Fakultas Dasar-Dasar Agama dengan judul “Tanah Suci antara Yudaisme, Kristen, dan Islam”. Saat ini, ia dianggap sebagai ujung tombak “perang psikologis melawan Israel.”
Sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza, Abu Ubaida telah muncul sebelum atau sesudah setiap posisi yang menentukan, dan telah mengelola perang media dengan profesionalisme yang luar biasa di hadapan juru bicara Israel, menurut pendukung Hamas dari Palestina.
Intervensinya dilakukan setiap beberapa hari sekali, melalui rekaman pidato, mengenakan seragam tentara kamuflase hijau, dan mengenakan keffiyeh merah, untuk mempresentasikan posisi Al-Qassam dan berbicara tentang perkembangan dalam pertempuran tersebut.
(ian)
tulis komentar anda