Perang 42 Hari, Israel Gagal Lacak 6 Petinggi Hamas Paling Diburu Termasuk Deif
Kamis, 16 November 2023 - 11:05 WIB
GAZA - Perang Israel-Hamas di Gaza, Palestina, sudah memasuki hari ke-42 pada Kamis (16/11/2023). Lebih dari 11.000 warga Palestina di Gaza tewas dibombardir Israel, tapi enam petinggi Hamas yang paling diburu gagal dilacak.
Perdana Menteri Israel Benjamin bersumpah melenyapkan Hamas ketika mendeklarasikan perang bulan lalu.
Alih-alih mewujudkan sumpahnya, militer Zionis justru dikecam dunia internasional karena menyerbu Rumah Sakit al-Shifa, fasilitas medis terbesar Gaza—dengan dalih markas komando Hamas berada di bawah bangunan RS tersebut, tuduhan yang telah dibantah oleh Hamas.
6 Petinggi Hamas Paling Diburu tapi Tak Tersentuh Israel
Mohammed Deif adalah komandan sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam. Dia telah memimpin operasi militer Hamas sejak 2002.
Dia bergabung dengan Hamas pada akhir 1980-an setelah menjabat sebagai ketua serikat mahasiswa Ikhwanul Muslimin dan telah menjadi target utama badan intelijen Israel selama lebih dari 30 tahun.
Dia berkali-kali lolos dari upaya pembunuhan oleh militer dan intelijen Israel, sehingga media-media lokal menjulukinya sebagai "kucing bernyawa sembilan".
Perdana Menteri Israel Benjamin bersumpah melenyapkan Hamas ketika mendeklarasikan perang bulan lalu.
Alih-alih mewujudkan sumpahnya, militer Zionis justru dikecam dunia internasional karena menyerbu Rumah Sakit al-Shifa, fasilitas medis terbesar Gaza—dengan dalih markas komando Hamas berada di bawah bangunan RS tersebut, tuduhan yang telah dibantah oleh Hamas.
6 Petinggi Hamas Paling Diburu tapi Tak Tersentuh Israel
1. Mohammed Deif
Deif dicap pemerintah Netanyahu sebagai musuh publik nomor 1 Israel. Dia dicurigai oleh Tel Aviv sebagai dalang serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang Israel dan ratusan lainnya diculik.Mohammed Deif adalah komandan sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam. Dia telah memimpin operasi militer Hamas sejak 2002.
Dia bergabung dengan Hamas pada akhir 1980-an setelah menjabat sebagai ketua serikat mahasiswa Ikhwanul Muslimin dan telah menjadi target utama badan intelijen Israel selama lebih dari 30 tahun.
Dia berkali-kali lolos dari upaya pembunuhan oleh militer dan intelijen Israel, sehingga media-media lokal menjulukinya sebagai "kucing bernyawa sembilan".
tulis komentar anda