Riwayat Provokasi Israel di Masjid Al Aqsa yang Memicu Operasi Badai Al Aqsa dari Hamas
Rabu, 15 November 2023 - 17:01 WIB
YERUSALEM - Ada riwayat panjang provokasi Israel di Masjid Al Aqsa yang memicu munculnya Operasi Badai Al Aqsa dari kelompok pejuang Palestina Hamas.
Pada awal Oktober 2023 lalu, Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel dengan tajuk ‘Operasi Badai Al Aqsa’. Tercatat, serangan tersebut memakan banyak korban dan membuat Israel terkejut.
Melihat ke belakang, sepertinya Operasi Badai Al Aqsa ini sudah direncanakan jauh hari. Sebelum itu, ada sejumlah riwayat provokasi Israel di Masjid Al Aqsa yang mungkin jadi salah satu pemicu serangan besar-besaeran Hamas. Berikut di antaranya.
Riwayat Provokasi Israel di Masjid Al Aqsa
Pada 1967, Israel melancarkan serangan tak terduga ke Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Atas keberhasilannya, kelompok sayap kanan Israel mengadakan aksi-aksi provokasi yang ditujukan bagi warga Palestina dengan parade bendera melewati kompleks Masjid Al Aqsa.
Mengutip Al Jazeera, Rabu (15/11/2023), usai keberhasilannya merebut Yerusalem Timur dan Tepi Barat, para pejabat Israel termasuk Ben-Gvir menuju Masjid Al Aqsa.
Saat berada di kompleks Masjid Al Aqsa, sejumlah anggota partai Netanyahu menyanyikan lagu kebangsaan Israel dengan menghadap Dome of the Rock.
Beberapa hari berselang, Kepala Rabbi Militer Israel, Shlomo Goren, bersama pengikutnya melakukan ritual keagamaan Yahudi di halaman Masjid Al Aqsa.
Selama periode 1980-an, sejumlah provokasi lain juga dilakukan Israel di Al Aqsa. Mengutip Middle East Monitor, salah satu aksi provokasi dilakukan anggota Temple Mount pada 13 Januari 1981.
Bersama kelompok lain, mereka mendatangi Masjid Al Aqsa dan sempat mengibarkan bendera Israel. Tak hanya itu, kelompok tersebut juga terlihat membawa gulungan Taurat untuk dikibarkan.
Pada 11 April 1982, seorang tentara Israel bernama Harry Goldman melepaskan tembakan di halaman Masjid Al Aqsa. Serangan ini melukai banyak orang serta membunuh dua warga Palestina.
Beralih ke awal 1983, Israel dan Amerika Serikat membentuk satu kelompok ekstremis baru. Tujuannya adalah membangun kuil baru untuk menggantikan Masjid Al Aqsa di kemudian hari.
Sekitar setahun berselang, dua orang Yahudi menerobos kompleks Masjid Al Aqsa. Mereka membawa bahan peledak dan berniat untuk mengebom salah satu bagian bangunan tersebut.
Pada 11 Maret 1997, penasihat hukum pemerintah Israel mengeluarkan kebijakan baru. Dalam putusannya, mereka mengizinkan orang Yahudi untuk menjalankan kegiatan ibadah di Masjid Al Aqsa, namun dengan koordinasi bersama polisi Israel.
Beberapa bulan berselang, Israel diketahui tengah mempersiapkan rencana penghancuran istana Umayyah di sekitar Masjid Al Aqsa. Tak hanya itu, mereka juga berniat memperluas Tembok Ratapan.
Pada 20 September 2000, Ariel Sharon menyambangi Masjid Al Aqsa. Kehadirannya ini memicu kontroversi karena membawa banyak pasukan keamanan.
Aksi provokasi tersebut memunculkan gelombang Intifada Aqsa. Beberapa hari setelahnya, pasukan keamanan Israel terlibat bentrok dan melukai puluhan orang.
Pada April 2001, Israel membangun sebuah museum Yahudi di dekat Masjid Al Aqsa. Kurang dari sebulan berselang, Ariel Sharon selaku PM Israel membentuk komite guna mempersiapkan mekanisme yang memungkinkan orang Yahudi dan turis asing masuk ke Masjid Al Aqsa.
Beralih ke 2003, pernah ada sebuah perusahaan Israel yang memasang label bergambar Masjid Al Aqsa pada produk minuman keras.
Pada April 2005, Presiden Moshe Katsav meminta agar umat Yahudi diizinkan masuk Masjid Al Aqsa sebagaimana aksesnya menyambangi Masjid Ibrahimi di Hebron.
12 Oktober 2008, otoritas Israel membuka sinagoga baru di tanah wakaf Islam. Letaknya sekitar 50 meter dari kompleks Masjid Al Aqsa. Beberapa tahun berselang, menyusul dibukanya sinagoga Hurva.
Pada Mei 2010, polisi Israel mengizinkan seorang rabi Haredi untuk menjalankan ritual keagamaan Yahudi di Al Aqsa.
Pertengahan 2011, pasukan Israel menyerang jamaah Masjid Al Aqsa karena memblokir aksesnya. Beberapa tahun berselang, situasi makin runyam.
16 Maret 2014, pasukan keamanan Israel menyerbu Masjid Al Aqsa. Mereka pun mengepung jamaah dan menyerang para pengunjuk rasa dengan bom asap dan peluru karet. Kekerasan semacam ini terjadi hingga pertengahan 2015.
Tak hanya petugas keamanan Israel, kali ini para pemukim Yahudi juga ikut masuk ke Masjid Al Aqsa. Seiring waktu, bentrok pun menjadi lebih sering terjadi dengan jamaah Muslim yang berusaha melindungi Masjid Al Aqsa.
Pada Mei 2017, kabinet Israel mengadakan pertemuan di bawah terowongan Masjid Al Aqsa. PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut tindakan ini untuk menandai penyatuan Yerusalem.
Maret 2018, pengadilan Israel memutuskan bahwa pemukim Yahudi bisa melakukan ibadah di gerbang Masjid Al Aqsa. Hal ini ditujukan untuk memperlihatkan bukti kendali Israel atas wilayah tersebut.
Pada Agustus 2021, terjadi peningkatan serangan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa. Tak hanya memprovokasi, mereka pun bisa melakukan tindakan kekerasan.
April 2022, lebih dari 150 warga Palestina terluka akibat serangan polisi Israel yang menyerbu Masjid Al Aqsa. Hingga akhir tahun, ada banyak kasus penyerbuan lain yang dilakukan pihak keamanan maupun pemukim Yahudi.
Memasuki 2023, teror terhadap Masjid Al Aqsa masih berlanjut. Puncaknya, 1.700 pemukim Israel maju bersama Menteri Keamanan Ben-Gvir untuk mengunjungi Masjid Al Aqsa pada Juli 2023.
Demikian ulasan mengenai deretan bentuk provokasi Israel di Masjid Al Aqsa yang memicu munculnya Operasi Badai Al Aqsa dari Hamas.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Pada awal Oktober 2023 lalu, Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel dengan tajuk ‘Operasi Badai Al Aqsa’. Tercatat, serangan tersebut memakan banyak korban dan membuat Israel terkejut.
Melihat ke belakang, sepertinya Operasi Badai Al Aqsa ini sudah direncanakan jauh hari. Sebelum itu, ada sejumlah riwayat provokasi Israel di Masjid Al Aqsa yang mungkin jadi salah satu pemicu serangan besar-besaeran Hamas. Berikut di antaranya.
Riwayat Provokasi Israel di Masjid Al Aqsa
1. Juni 1967
Pada 1967, Israel melancarkan serangan tak terduga ke Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Atas keberhasilannya, kelompok sayap kanan Israel mengadakan aksi-aksi provokasi yang ditujukan bagi warga Palestina dengan parade bendera melewati kompleks Masjid Al Aqsa.
Mengutip Al Jazeera, Rabu (15/11/2023), usai keberhasilannya merebut Yerusalem Timur dan Tepi Barat, para pejabat Israel termasuk Ben-Gvir menuju Masjid Al Aqsa.
Saat berada di kompleks Masjid Al Aqsa, sejumlah anggota partai Netanyahu menyanyikan lagu kebangsaan Israel dengan menghadap Dome of the Rock.
Beberapa hari berselang, Kepala Rabbi Militer Israel, Shlomo Goren, bersama pengikutnya melakukan ritual keagamaan Yahudi di halaman Masjid Al Aqsa.
2. 1980-an
Selama periode 1980-an, sejumlah provokasi lain juga dilakukan Israel di Al Aqsa. Mengutip Middle East Monitor, salah satu aksi provokasi dilakukan anggota Temple Mount pada 13 Januari 1981.
Bersama kelompok lain, mereka mendatangi Masjid Al Aqsa dan sempat mengibarkan bendera Israel. Tak hanya itu, kelompok tersebut juga terlihat membawa gulungan Taurat untuk dikibarkan.
Pada 11 April 1982, seorang tentara Israel bernama Harry Goldman melepaskan tembakan di halaman Masjid Al Aqsa. Serangan ini melukai banyak orang serta membunuh dua warga Palestina.
Beralih ke awal 1983, Israel dan Amerika Serikat membentuk satu kelompok ekstremis baru. Tujuannya adalah membangun kuil baru untuk menggantikan Masjid Al Aqsa di kemudian hari.
Sekitar setahun berselang, dua orang Yahudi menerobos kompleks Masjid Al Aqsa. Mereka membawa bahan peledak dan berniat untuk mengebom salah satu bagian bangunan tersebut.
3. 1990-an
Pada 11 Maret 1997, penasihat hukum pemerintah Israel mengeluarkan kebijakan baru. Dalam putusannya, mereka mengizinkan orang Yahudi untuk menjalankan kegiatan ibadah di Masjid Al Aqsa, namun dengan koordinasi bersama polisi Israel.
Beberapa bulan berselang, Israel diketahui tengah mempersiapkan rencana penghancuran istana Umayyah di sekitar Masjid Al Aqsa. Tak hanya itu, mereka juga berniat memperluas Tembok Ratapan.
4. 2000-2005
Pada 20 September 2000, Ariel Sharon menyambangi Masjid Al Aqsa. Kehadirannya ini memicu kontroversi karena membawa banyak pasukan keamanan.
Aksi provokasi tersebut memunculkan gelombang Intifada Aqsa. Beberapa hari setelahnya, pasukan keamanan Israel terlibat bentrok dan melukai puluhan orang.
Pada April 2001, Israel membangun sebuah museum Yahudi di dekat Masjid Al Aqsa. Kurang dari sebulan berselang, Ariel Sharon selaku PM Israel membentuk komite guna mempersiapkan mekanisme yang memungkinkan orang Yahudi dan turis asing masuk ke Masjid Al Aqsa.
Beralih ke 2003, pernah ada sebuah perusahaan Israel yang memasang label bergambar Masjid Al Aqsa pada produk minuman keras.
Pada April 2005, Presiden Moshe Katsav meminta agar umat Yahudi diizinkan masuk Masjid Al Aqsa sebagaimana aksesnya menyambangi Masjid Ibrahimi di Hebron.
5. 2006-2010
12 Oktober 2008, otoritas Israel membuka sinagoga baru di tanah wakaf Islam. Letaknya sekitar 50 meter dari kompleks Masjid Al Aqsa. Beberapa tahun berselang, menyusul dibukanya sinagoga Hurva.
Pada Mei 2010, polisi Israel mengizinkan seorang rabi Haredi untuk menjalankan ritual keagamaan Yahudi di Al Aqsa.
6. 2011-2015
Pertengahan 2011, pasukan Israel menyerang jamaah Masjid Al Aqsa karena memblokir aksesnya. Beberapa tahun berselang, situasi makin runyam.
16 Maret 2014, pasukan keamanan Israel menyerbu Masjid Al Aqsa. Mereka pun mengepung jamaah dan menyerang para pengunjuk rasa dengan bom asap dan peluru karet. Kekerasan semacam ini terjadi hingga pertengahan 2015.
7. 2016-2020
Tak hanya petugas keamanan Israel, kali ini para pemukim Yahudi juga ikut masuk ke Masjid Al Aqsa. Seiring waktu, bentrok pun menjadi lebih sering terjadi dengan jamaah Muslim yang berusaha melindungi Masjid Al Aqsa.
Pada Mei 2017, kabinet Israel mengadakan pertemuan di bawah terowongan Masjid Al Aqsa. PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut tindakan ini untuk menandai penyatuan Yerusalem.
Maret 2018, pengadilan Israel memutuskan bahwa pemukim Yahudi bisa melakukan ibadah di gerbang Masjid Al Aqsa. Hal ini ditujukan untuk memperlihatkan bukti kendali Israel atas wilayah tersebut.
8. 2021-2023
Pada Agustus 2021, terjadi peningkatan serangan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa. Tak hanya memprovokasi, mereka pun bisa melakukan tindakan kekerasan.
April 2022, lebih dari 150 warga Palestina terluka akibat serangan polisi Israel yang menyerbu Masjid Al Aqsa. Hingga akhir tahun, ada banyak kasus penyerbuan lain yang dilakukan pihak keamanan maupun pemukim Yahudi.
Memasuki 2023, teror terhadap Masjid Al Aqsa masih berlanjut. Puncaknya, 1.700 pemukim Israel maju bersama Menteri Keamanan Ben-Gvir untuk mengunjungi Masjid Al Aqsa pada Juli 2023.
Demikian ulasan mengenai deretan bentuk provokasi Israel di Masjid Al Aqsa yang memicu munculnya Operasi Badai Al Aqsa dari Hamas.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(sya)
tulis komentar anda