Cara Kalahkan Rudal Tomahawk yang Dikirim AS ke Timur Tengah
Rabu, 08 November 2023 - 08:15 WIB
TEHERAN - Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi pada Minggu (5/11/2023) bahwa kapal selam rudal kelas Ohio telah dikerahkan di Timur Tengah.
Media AS menyebut pengerahan tersebut sebagai “pesan pencegahan” terhadap “musuh regional” Israel di tengah krisis Gaza.
Kapal selam tersebut diketahui dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk. Rudal ini memiliki berbagai kehebatan.
Komando Pusat Amerika Serikat (USCENTCOM), komando kombatan yang bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah, pada Minggu malam menerbitkan foto kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir kelas Ohio yang dikerahkan ke Timur Tengah.
Foto itu menunjukkan kapal selam tersebut berlayar melalui Terusan Suez di antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Pentagon tidak memberikan rincian mengenai kapal selam kelas Ohio Angkatan Laut mana yang dikerahkan.
Namun Pentagon mengkonfirmasi kepada media bahwa kapal tersebut adalah salah satu varian kapal selam berpeluru kendali (SSGN), bukan kapal selam rudal balistik (SSBN).
SSBN biasanya dipersenjatai dengan 20 rudal balistik MIRV Trident II, daya tembak yang cukup untuk menghancurkan satu benua.
Adapun SSGN dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk, tulang punggung kemampuan rudal jelajah militer AS selama beberapa dekade.
SSGN kelas Ohio dapat membawa hingga 154 Tomahawk, diluncurkan dari 22 tabung peluncuran di bagian atas kapal selam.
Rudal Tomahawk merupakan ancaman yang berbahaya bagi semua musuh potensial Washington karena rendahnya jangkauan radar dan kemampuan terbang menuju sasaran di ketinggian rendah di darat dan laut, dan karena prevalensinya yang luas di kapal perang yang dimiliki Angkatan Laut Amerika Serikat di seluruh dunia.
Meski demikian, Tomahawk jauh dari kebal. Artinya rudal itu bisa dilumpuhkan atau ditembak jatuh dengan berbagai cara dan teknologi.
Para pejabat AS telah mengkonfirmasi beberapa Tomahawk ditembak jatuh oleh pertahanan udara Irak pada tahun 1990-an.
Rudal itu juga ditembak jatuh oleh pertahanan udara Yugoslavia, bersama dengan lebih dari selusin pesawat AS dan NATO.
Selama serangan AS, Inggris, dan Prancis pada tahun 2018 di Suriah, yang bersama dengan Tomahawk melibatkan penggunaan rudal JASSM, Storm Shadow, SCALP, dan MdCN, pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh 71 dari 103 rudal penyerang menggunakan S-125 era Soviet, S-200, sistem pertahanan udara Buk dan Kvadrat, ditambah sistem rudal self-propelled Pantsir-S1 dan sistem artileri anti-pesawat yang lebih baru buatan Rusia.
Dalam konteks pengerahan SSGN kelas Ohio di Timur Tengah pekan ini, dapat dikatakan meskipun Tomahawk mungkin menimbulkan ancaman bagi aktor non-negara, mereka akan menghadapi waktu yang lebih sulit untuk mencapai target jika dikerahkan melawan negara-negara besar di kawasan seperti musuh Amerika dan Israel, Iran.
Saat ini Iran memiliki salah satu sistem pertahanan udara berlapis terkuat di Timur Tengah. Selain sistem rudal Kub, Tor, dan S-300 buatan Soviet dan Rusia, Iran juga telah menciptakan serangkaian platform pertahanan rudal canggih buatan dalam negeri.
Beberapa sistem pertahanan udara buatan Iran antara lain Kamin-2, Khordad-3 (yang digunakan untuk menembak jatuh drone siluman AS senilai USD220 juta pada tahun 2019), Bavar-373 (analog S-300 buatan Iran), Fajr-8 dan pertahanan udara seri Sayyad.
Bahkan sistem pertahanan udara portabel Iran seperti Misagh-1 dan 2 secara teoritis dapat digunakan untuk menargetkan Tomahawk, karena rudal tersebut terbang dengan kecepatan subsonik dekat dengan tanah.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Media AS menyebut pengerahan tersebut sebagai “pesan pencegahan” terhadap “musuh regional” Israel di tengah krisis Gaza.
Kapal selam tersebut diketahui dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk. Rudal ini memiliki berbagai kehebatan.
Komando Pusat Amerika Serikat (USCENTCOM), komando kombatan yang bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah, pada Minggu malam menerbitkan foto kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir kelas Ohio yang dikerahkan ke Timur Tengah.
Foto itu menunjukkan kapal selam tersebut berlayar melalui Terusan Suez di antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Pentagon tidak memberikan rincian mengenai kapal selam kelas Ohio Angkatan Laut mana yang dikerahkan.
Namun Pentagon mengkonfirmasi kepada media bahwa kapal tersebut adalah salah satu varian kapal selam berpeluru kendali (SSGN), bukan kapal selam rudal balistik (SSBN).
SSBN biasanya dipersenjatai dengan 20 rudal balistik MIRV Trident II, daya tembak yang cukup untuk menghancurkan satu benua.
Adapun SSGN dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk, tulang punggung kemampuan rudal jelajah militer AS selama beberapa dekade.
SSGN kelas Ohio dapat membawa hingga 154 Tomahawk, diluncurkan dari 22 tabung peluncuran di bagian atas kapal selam.
Rudal Tomahawk merupakan ancaman yang berbahaya bagi semua musuh potensial Washington karena rendahnya jangkauan radar dan kemampuan terbang menuju sasaran di ketinggian rendah di darat dan laut, dan karena prevalensinya yang luas di kapal perang yang dimiliki Angkatan Laut Amerika Serikat di seluruh dunia.
Meski demikian, Tomahawk jauh dari kebal. Artinya rudal itu bisa dilumpuhkan atau ditembak jatuh dengan berbagai cara dan teknologi.
Para pejabat AS telah mengkonfirmasi beberapa Tomahawk ditembak jatuh oleh pertahanan udara Irak pada tahun 1990-an.
Rudal itu juga ditembak jatuh oleh pertahanan udara Yugoslavia, bersama dengan lebih dari selusin pesawat AS dan NATO.
Selama serangan AS, Inggris, dan Prancis pada tahun 2018 di Suriah, yang bersama dengan Tomahawk melibatkan penggunaan rudal JASSM, Storm Shadow, SCALP, dan MdCN, pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh 71 dari 103 rudal penyerang menggunakan S-125 era Soviet, S-200, sistem pertahanan udara Buk dan Kvadrat, ditambah sistem rudal self-propelled Pantsir-S1 dan sistem artileri anti-pesawat yang lebih baru buatan Rusia.
Dalam konteks pengerahan SSGN kelas Ohio di Timur Tengah pekan ini, dapat dikatakan meskipun Tomahawk mungkin menimbulkan ancaman bagi aktor non-negara, mereka akan menghadapi waktu yang lebih sulit untuk mencapai target jika dikerahkan melawan negara-negara besar di kawasan seperti musuh Amerika dan Israel, Iran.
Saat ini Iran memiliki salah satu sistem pertahanan udara berlapis terkuat di Timur Tengah. Selain sistem rudal Kub, Tor, dan S-300 buatan Soviet dan Rusia, Iran juga telah menciptakan serangkaian platform pertahanan rudal canggih buatan dalam negeri.
Beberapa sistem pertahanan udara buatan Iran antara lain Kamin-2, Khordad-3 (yang digunakan untuk menembak jatuh drone siluman AS senilai USD220 juta pada tahun 2019), Bavar-373 (analog S-300 buatan Iran), Fajr-8 dan pertahanan udara seri Sayyad.
Bahkan sistem pertahanan udara portabel Iran seperti Misagh-1 dan 2 secara teoritis dapat digunakan untuk menargetkan Tomahawk, karena rudal tersebut terbang dengan kecepatan subsonik dekat dengan tanah.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(sya)
tulis komentar anda