Gempur Jalur Gaza, Total Peledak yang Dijatuhkan Israel Setara 2 Bom Nuklir
Jum'at, 03 November 2023 - 21:39 WIB
JENEWA - Israel telah menjatuhkan lebih dari 25.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza yang terkepung sejak dimulainya kampanye pemboman skala besar pada 7 Oktober lalu. Jumlah itu setara dengan dua bom nuklir.
Hal itu diungkapkan Euro-Med Human Rights Monitor dalam siaran persnya.
Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan tentara Israel telah mengakui mengebom lebih dari 12.000 sasaran di Jalur Gaza; menggempur daerah kantong itu dengan sekitar 10 kilogram bahan peledak per penduduk.
Euro-Med Monitor menyoroti bahwa berat bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada akhir Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945 diperkirakan sekitar 15.000 ton. Badan itu menambahkan bahwa karena perkembangan teknologi mempengaruhi potensi nuklir bom, bahan peledak yang dijatuhkan di Jalur Gaza mungkin dua kali lebih kuat dari bom nuklir.
“Ini berarti kekuatan destruktif dari bahan peledak yang dijatuhkan di Gaza melebihi kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima,” kata Euro-Med Monitor seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (3/11/2023).
Menurut pernyataan tersebut, Israel menggunakan bom dengan kekuatan penghancur yang sangat besar, beberapa di antaranya berkisar antara 150 hingga 1.000 kilogram. Kelompok itu juga mengutip pernyataan Menteri Perang Israel Yoav Gallant baru-baru ini yang menyatakan bahwa lebih dari 10.000 bom telah dijatuhkan di Kota Gaza saja.
Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa itu juga telah mendokumentasikan penggunaan senjata yang dilarang secara internasional oleh Israel dalam serangannya di Jalur Gaza, terutama penggunaan bom cluster dan fosfor, yang dapat menyebabkan luka bakar fatal yang parah.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 9.061 orang telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan serangannya terhadap daerah kantong berpenduduk 2,3 juta orang itu. Serangan itu sebagai pembalasan atas serangan mematikan yang dilakukan militan Hamas di Israel selatan.
Israel mengatakan Hamas membunuh 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 240 orang dalam serangan pada 7 Oktober, hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Hamas.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Hal itu diungkapkan Euro-Med Human Rights Monitor dalam siaran persnya.
Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan tentara Israel telah mengakui mengebom lebih dari 12.000 sasaran di Jalur Gaza; menggempur daerah kantong itu dengan sekitar 10 kilogram bahan peledak per penduduk.
Euro-Med Monitor menyoroti bahwa berat bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada akhir Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945 diperkirakan sekitar 15.000 ton. Badan itu menambahkan bahwa karena perkembangan teknologi mempengaruhi potensi nuklir bom, bahan peledak yang dijatuhkan di Jalur Gaza mungkin dua kali lebih kuat dari bom nuklir.
“Ini berarti kekuatan destruktif dari bahan peledak yang dijatuhkan di Gaza melebihi kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima,” kata Euro-Med Monitor seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (3/11/2023).
Menurut pernyataan tersebut, Israel menggunakan bom dengan kekuatan penghancur yang sangat besar, beberapa di antaranya berkisar antara 150 hingga 1.000 kilogram. Kelompok itu juga mengutip pernyataan Menteri Perang Israel Yoav Gallant baru-baru ini yang menyatakan bahwa lebih dari 10.000 bom telah dijatuhkan di Kota Gaza saja.
Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa itu juga telah mendokumentasikan penggunaan senjata yang dilarang secara internasional oleh Israel dalam serangannya di Jalur Gaza, terutama penggunaan bom cluster dan fosfor, yang dapat menyebabkan luka bakar fatal yang parah.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 9.061 orang telah tewas di Gaza sejak Israel melancarkan serangannya terhadap daerah kantong berpenduduk 2,3 juta orang itu. Serangan itu sebagai pembalasan atas serangan mematikan yang dilakukan militan Hamas di Israel selatan.
Israel mengatakan Hamas membunuh 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 240 orang dalam serangan pada 7 Oktober, hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah Hamas.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(ian)
tulis komentar anda