Tank-tank Israel Masuk Gaza, Disambut oleh Rudal Hamas
Senin, 30 Oktober 2023 - 09:13 WIB
“Kami secara bertahap memperluas aktivitas darat dan cakupan pasukan kami di Jalur Gaza,” kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari.
Israel telah memperketat blokade dan membombardir Gaza sejak kelompok Hamas meluncurkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa. Serangan ini menewaskan lebih dari 1.400 orang dan lebih dari 200 lainnya disandera.
Otoritas medis di Jalur Gaza, yang memiliki populasi 2,3 juta orang, mengatakan pada hari Minggu bahwa 8.005 orang-–termasuk 3.324 anak di bawah umur–telah terbunuh oleh serangan militer Israel.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, sebuah tugas yang digambarkannya memerlukan serangan darat yang berkepanjangan di, sekitar, dan di bawah Kota Gaza, di mana para militan memiliki jaringan bunker bawah tanah yang luas.
Negara-negara Barat pada umumnya mendukung apa yang mereka katakan sebagai hak pembelaan diri Israel. Namun muncul kecaman internasional atas jumlah korban pengeboman dan seruan untuk “jeda kemanusiaan” agar bantuan dapat menjangkau warga sipil Gaza.
Ada juga kekhawatiran akan meluasnya perang Israel-Hamas, termasuk di Lebanon di mana tentara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran terlibat baku tembak.
Pada hari Minggu, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan salah satu anggotanya terluka setelah peluru menghantam pangkalan misi di dekat Houla di perbatasan Lebanon-Israel sehari sebelumnya.
Israel mengatakan ada beberapa peluncuran roket atau mortir dari Lebanon di wilayahnya, dan mereka membalas tembakan tersebut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN bahwa Israel harus menggunakan segala cara untuk membedakan antara warga sipil Palestina dan Hamas di Gaza.
Dia juga mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk “mengendalikan” kekerasan terhadap orang-orang tak bersalah di Tepi Barat yang diduduki.
Israel telah memperketat blokade dan membombardir Gaza sejak kelompok Hamas meluncurkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa. Serangan ini menewaskan lebih dari 1.400 orang dan lebih dari 200 lainnya disandera.
Otoritas medis di Jalur Gaza, yang memiliki populasi 2,3 juta orang, mengatakan pada hari Minggu bahwa 8.005 orang-–termasuk 3.324 anak di bawah umur–telah terbunuh oleh serangan militer Israel.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, sebuah tugas yang digambarkannya memerlukan serangan darat yang berkepanjangan di, sekitar, dan di bawah Kota Gaza, di mana para militan memiliki jaringan bunker bawah tanah yang luas.
Negara-negara Barat pada umumnya mendukung apa yang mereka katakan sebagai hak pembelaan diri Israel. Namun muncul kecaman internasional atas jumlah korban pengeboman dan seruan untuk “jeda kemanusiaan” agar bantuan dapat menjangkau warga sipil Gaza.
Ada juga kekhawatiran akan meluasnya perang Israel-Hamas, termasuk di Lebanon di mana tentara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran terlibat baku tembak.
Pada hari Minggu, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, mengatakan salah satu anggotanya terluka setelah peluru menghantam pangkalan misi di dekat Houla di perbatasan Lebanon-Israel sehari sebelumnya.
Israel mengatakan ada beberapa peluncuran roket atau mortir dari Lebanon di wilayahnya, dan mereka membalas tembakan tersebut.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN bahwa Israel harus menggunakan segala cara untuk membedakan antara warga sipil Palestina dan Hamas di Gaza.
Dia juga mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk “mengendalikan” kekerasan terhadap orang-orang tak bersalah di Tepi Barat yang diduduki.
tulis komentar anda