Diragukan Biden, Lembaga Kemanusiaan Percaya Jumlah Korban Tewas di Jalur Gaza Akurat
Sabtu, 28 Oktober 2023 - 06:58 WIB
Human Rights Watch yang berbasis di New York juga mengatakan bahwa angka-angka korban secara umum dapat diandalkan, dan mereka tidak menemukan perbedaan besar dalam verifikasi serangan-serangan pada masa lalu di Jalur Gaza.
“Perlu dicatat bahwa angka-angka yang keluar sejak 7 Oktober umumnya konsisten atau masuk akal untuk skala pembunuhan yang diperkirakan, mengingat intensitas pemboman di wilayah padat penduduk,” ucap Omar Shakir, Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch.
“Angka-angka tersebut sejalan dengan apa yang diharapkan, mengingat apa yang kita lihat di lapangan melalui kesaksian, citra satelit, dan lainnya,” tuturnya kepada Reuters.
Menggarisbawahi kesulitan dalam menghitung jumlah korban tewas, seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat mengatakan bahwa badan tersebut telah menerima perkiraan bahwa sekitar 1.000 mayat tak dikenal masih terkubur di bawah reruntuhan di Gaza dan belum termasuk dalam jumlah korban tewas. Pejabat itu tidak menyebutkan sumbernya.
Meskipun Hamas menguasai Gaza dan melakukan kontrol ketat terhadap informasi yang keluar dari wilayah tersebut, tanggung jawab formal Kementerian Kesehatan masih berada di tangan Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat.
Otoritas Palestina didominasi oleh Fatah, saingan utama Hamas di Palestina, dan bertanggung jawab membayar gaji serta menyediakan peralatan ke rumah sakit di Gaza.
"Badan ini melaporkan total korban berdasarkan jumlah yang diterima dari rumah sakit, ambulans dan layanan darurat, berkoordinasi dengan Bulan Sabit Merah," kata juru bicara di Ramallah.
Dia mengatakan para korban pada awalnya diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin dan jenis cedera, serta identitas lengkap akan dikonfirmasi kemudian.
"Angka-angka tersebut awalnya dilaporkan di Gaza, dan diperbarui di Ramallah setelah diperiksa, namun perbedaannya umumnya minimal," terangnya.
“Perlu dicatat bahwa angka-angka yang keluar sejak 7 Oktober umumnya konsisten atau masuk akal untuk skala pembunuhan yang diperkirakan, mengingat intensitas pemboman di wilayah padat penduduk,” ucap Omar Shakir, Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch.
“Angka-angka tersebut sejalan dengan apa yang diharapkan, mengingat apa yang kita lihat di lapangan melalui kesaksian, citra satelit, dan lainnya,” tuturnya kepada Reuters.
Angka-angka Tersebut Secara Umum Selaras
Menggarisbawahi kesulitan dalam menghitung jumlah korban tewas, seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat mengatakan bahwa badan tersebut telah menerima perkiraan bahwa sekitar 1.000 mayat tak dikenal masih terkubur di bawah reruntuhan di Gaza dan belum termasuk dalam jumlah korban tewas. Pejabat itu tidak menyebutkan sumbernya.
Meskipun Hamas menguasai Gaza dan melakukan kontrol ketat terhadap informasi yang keluar dari wilayah tersebut, tanggung jawab formal Kementerian Kesehatan masih berada di tangan Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat.
Otoritas Palestina didominasi oleh Fatah, saingan utama Hamas di Palestina, dan bertanggung jawab membayar gaji serta menyediakan peralatan ke rumah sakit di Gaza.
"Badan ini melaporkan total korban berdasarkan jumlah yang diterima dari rumah sakit, ambulans dan layanan darurat, berkoordinasi dengan Bulan Sabit Merah," kata juru bicara di Ramallah.
Dia mengatakan para korban pada awalnya diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin dan jenis cedera, serta identitas lengkap akan dikonfirmasi kemudian.
"Angka-angka tersebut awalnya dilaporkan di Gaza, dan diperbarui di Ramallah setelah diperiksa, namun perbedaannya umumnya minimal," terangnya.
tulis komentar anda