Hamas Siap Bebaskan Sandera Non-Kombatan dengan Syarat Ini
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 18:43 WIB
NEW YORK - Kelompok pejuang Palestina Hamas bersedia melepaskan warga non-kombatan yang mereka tawan sejak 7 Oktober 2023.
Tawaran Hamas itu diungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Kamis (26/10/2023).
“Berdasarkan perundingan kami, Hamas siap membebaskan tahanan sipil,” ujar Amir-Abdollahian di Majelis Umum PBB, seperti dikutip The National, media yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA).
“Di sisi lain, dunia harus mendukung pembebasan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel,” papar dia.
Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon melaporkan Hamas bersedia bekerja sama dengan Turki dan Qatar untuk memfasilitasi pemindahan sandera ke tahanan Iran.
Tidak jelas apakah pembebasan ini akan dilakukan secara sepihak atau sebagai imbalan bagi warga Palestina yang dipenjara.
Pengumuman Amir-Abdollahian ini muncul hanya beberapa jam setelah wakilnya, Ali Bagheri, mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekan Rusia di Moskow.
“Pembicaraan itu berfokus pada perlunya gencatan senjata di dan sekitar Jalur Gaza dan penyediaan bantuan kemanusiaan yang cepat kepada penduduk Palestina yang terkena dampak,” papar pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia.
“Utusan khusus Rusia untuk Timur Tengah Mikhail Bogdanov dan Bagheri sepakat mengkoordinasikan secara erat upaya untuk menstabilkan situasi di wilayah tersebut,” ungkap Kemlu Rusia.
Sementara itu, delegasi tingkat tinggi Hamas juga berada di Moskow untuk membahas masalah penyanderaan.
Moussa Abu Marzouk, anggota senior dewan politik Hamas, memimpin tim yang membahas pembebasan sandera dan evakuasi warga Rusia dan warga asing lainnya dari Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkonfirmasi kunjungan Marzouk dan Bagheri pada konferensi pers reguler pada Kamis, menjanjikan “informasi tambahan” setelah tersedia.
Israel mengecam misi Hamas ke Moskow dan menuntut Rusia segera mengusir mereka.
Hamas menawan lebih dari 200 orang dan membunuh hingga 1.400 warga Israel selama serangan 7 Oktober ke Israel.
Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menanggapinya dengan menyatakan perang terhadap kelompok tersebut dan melancarkan serangan udara dan artileri ke Gaza.
Menurut Hamas, 50 sandera telah tewas akibat serangan Israel sejauh ini, bersama dengan lebih dari 7.000 warga sipil Palestina.
Pembunuhan brutal oleh Israel berlanjut hingga saat ini di Jalur Gaza.
Tawaran Hamas itu diungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Kamis (26/10/2023).
“Berdasarkan perundingan kami, Hamas siap membebaskan tahanan sipil,” ujar Amir-Abdollahian di Majelis Umum PBB, seperti dikutip The National, media yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA).
“Di sisi lain, dunia harus mendukung pembebasan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel,” papar dia.
Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon melaporkan Hamas bersedia bekerja sama dengan Turki dan Qatar untuk memfasilitasi pemindahan sandera ke tahanan Iran.
Tidak jelas apakah pembebasan ini akan dilakukan secara sepihak atau sebagai imbalan bagi warga Palestina yang dipenjara.
Pengumuman Amir-Abdollahian ini muncul hanya beberapa jam setelah wakilnya, Ali Bagheri, mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekan Rusia di Moskow.
“Pembicaraan itu berfokus pada perlunya gencatan senjata di dan sekitar Jalur Gaza dan penyediaan bantuan kemanusiaan yang cepat kepada penduduk Palestina yang terkena dampak,” papar pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia.
Baca Juga
“Utusan khusus Rusia untuk Timur Tengah Mikhail Bogdanov dan Bagheri sepakat mengkoordinasikan secara erat upaya untuk menstabilkan situasi di wilayah tersebut,” ungkap Kemlu Rusia.
Sementara itu, delegasi tingkat tinggi Hamas juga berada di Moskow untuk membahas masalah penyanderaan.
Moussa Abu Marzouk, anggota senior dewan politik Hamas, memimpin tim yang membahas pembebasan sandera dan evakuasi warga Rusia dan warga asing lainnya dari Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkonfirmasi kunjungan Marzouk dan Bagheri pada konferensi pers reguler pada Kamis, menjanjikan “informasi tambahan” setelah tersedia.
Israel mengecam misi Hamas ke Moskow dan menuntut Rusia segera mengusir mereka.
Hamas menawan lebih dari 200 orang dan membunuh hingga 1.400 warga Israel selama serangan 7 Oktober ke Israel.
Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menanggapinya dengan menyatakan perang terhadap kelompok tersebut dan melancarkan serangan udara dan artileri ke Gaza.
Menurut Hamas, 50 sandera telah tewas akibat serangan Israel sejauh ini, bersama dengan lebih dari 7.000 warga sipil Palestina.
Pembunuhan brutal oleh Israel berlanjut hingga saat ini di Jalur Gaza.
(sya)
tulis komentar anda