Israel Kalap, 704 Warga Gaza Tewas Dibombardir dalam 24 Jam
Rabu, 25 Oktober 2023 - 06:24 WIB
GAZA - Militer Israel sudah kalap dalam perang melawan Hamas di Gaza, Palestina. Pasukan Zionis telah membombardir wilayah tersebut yang menewaskan 704 orang dalam 24 jam terakhir.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Qidra pada hari Selasa mengatakan itu adalah angka kematian tertinggi dalam sehari sejak perang dimulai 7 Oktober lalu.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu mengatakan total 5.791 warga Palestina telah tewas akibat pengeboman Israel di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk 2.360 anak-anak. "Sekitar 704 orang terbunuh dalam 24 jam terakhir saja," katanya, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/10/2023).
Militer Israel mengatakan bahwa mereka membunuh puluhan milisi Hamas dalam semalam sambil menyerang lebih dari 400 target kelompok tersebut.
Namun, lanjut militer Israel, pihaknya membutuhkan waktu untuk menghancurkan kelompok perlawanan Palestina tersebut yang melakukan serangan mematikan lintas perbatasan yang mengejutkan Israel pada 7 Oktober lalu.
Sementara itu, Badan-badan PBB telah memohon dan “berlutut” agar bantuan darurat diizinkan tanpa hambatan ke Gaza, dengan mengatakan bahwa lebih dari 20 kali pengiriman saat ini dibutuhkan untuk mendukung penduduk Palestina setelah dua minggu pengeboman oleh militer Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memohon agar warga sipil dilindungi, menyuarakan keprihatinan tentang “pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional” di Gaza.
Ketika badan-badan bantuan internasional memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan yang terjadi di wilayah kecil dan miskin, salah satu tempat berpenduduk terpadat di dunia, Presiden Prancis Emmanuel Macron terbang ke Israel.
Macron mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Prancis berdiri “bahu-membahu” dengan Israel dalam perangnya dengan Hamas tetapi negara Yahudi itu tidak boleh berperang “tanpa aturan".
Netanyahu mengatakan Israel akan berusaha melindungi warga sipil sembari berupaya memastikan mereka “tidak lagi hidup di bawah tirani Hamas".
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Qidra pada hari Selasa mengatakan itu adalah angka kematian tertinggi dalam sehari sejak perang dimulai 7 Oktober lalu.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu mengatakan total 5.791 warga Palestina telah tewas akibat pengeboman Israel di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk 2.360 anak-anak. "Sekitar 704 orang terbunuh dalam 24 jam terakhir saja," katanya, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/10/2023).
Militer Israel mengatakan bahwa mereka membunuh puluhan milisi Hamas dalam semalam sambil menyerang lebih dari 400 target kelompok tersebut.
Namun, lanjut militer Israel, pihaknya membutuhkan waktu untuk menghancurkan kelompok perlawanan Palestina tersebut yang melakukan serangan mematikan lintas perbatasan yang mengejutkan Israel pada 7 Oktober lalu.
Sementara itu, Badan-badan PBB telah memohon dan “berlutut” agar bantuan darurat diizinkan tanpa hambatan ke Gaza, dengan mengatakan bahwa lebih dari 20 kali pengiriman saat ini dibutuhkan untuk mendukung penduduk Palestina setelah dua minggu pengeboman oleh militer Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memohon agar warga sipil dilindungi, menyuarakan keprihatinan tentang “pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional” di Gaza.
Ketika badan-badan bantuan internasional memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan yang terjadi di wilayah kecil dan miskin, salah satu tempat berpenduduk terpadat di dunia, Presiden Prancis Emmanuel Macron terbang ke Israel.
Macron mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Prancis berdiri “bahu-membahu” dengan Israel dalam perangnya dengan Hamas tetapi negara Yahudi itu tidak boleh berperang “tanpa aturan".
Netanyahu mengatakan Israel akan berusaha melindungi warga sipil sembari berupaya memastikan mereka “tidak lagi hidup di bawah tirani Hamas".
(mas)
tulis komentar anda