Pesawat AS Pemburu Kapal Selam Terbang di Selat Taiwan, China Kirim Jet Tempur
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 04:21 WIB
BEIJING - Pesawat P-8A Poseidon Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), yang juga digunakan untuk operasi anti-kapal selam, melakukan penerbangan di atas Selat Taiwan yang kontroversial, Kamis.
China bergegas merespons dengan mengirim jet tempur untuk memperingatkan pesawat pengintai Amerika tersebut.
"Sebuah P-8A Poseidon Angkatan Laut AS transit di Selat Taiwan di wilayah udara internasional pada 12 Oktober (waktu setempat). Dengan beroperasi di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional, Amerika Serikat menjunjung tinggi hak dan kebebasan navigasi semua negara," kata Armada ke-7 AS seperti dikutip Reuters, Jumat (13/10/2023).
Armada ke-7 Amerika juga menekankan bahwa perjalanan pesawat melalui Selat Taiwan menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat untuk mendorong kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Penerbangan P-8A Poseidon, imbuh armada tersebut, menegaskan kembali bahwa militer AS melakukan operasi yang mengikuti hukum internasional, beroperasi di berbagai wilayah, termasuk udara dan laut, di mana pun aturan tersebut mengizinkan.
Juru bicara Armada ke-7 AS, Letnan Luka Bakic, mengatakan pesawat Poseidon mengikuti lintasan ke selatan melalui jalur selebar 110 mil yang memisahkan daratan China dari Taiwan. Pesawat masuk dari Laut China Timur dan keluar ke Laut China Selatan, sehingga hal ini dianggap sebagai “transit rutin".
Lebih lanjut, Bakic menyoroti bahwa kapal dan pesawat Angkatan Laut AS sering menggunakan Selat Taiwan sebagai sarana perjalanan, sebuah praktik yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Bakic mengklarifikasi bahwa penerbangan tersebut tidak dilakukan sebagai respons terhadap insiden tertentu.
Angkatan Laut AS sering mengirimkan kapal perusak dan kapal penjelajah berpeluru kendali melalui Selat Taiwan sebagai bagian dari operasi reguler mereka, dan pesawat Angkatan Laut juga biasanya melintasi rute ini, meskipun Angkatan Laut mungkin tidak selalu melaporkan aktivitas tersebut secara terbuka.
Sementara itu, China merespons keras penerbangan pesawat pengintai P-8A Poseidon AS di atas Selat Taiwan.
Dalam pernyataan tertulis, juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Kolonel Senior Angkatan Darat Shi Yi, mengecam apa yang dia gambarkan sebagai “langkah provokatif" AS. Militer China menyebut penerbangan tersebut bermaksud untuk memicu “kehebohan publik".
Shi Yi menjelaskan bahwa Komando Teater Timur PLA China telah mengerahkan pesawat tempur untuk melacak dan mengawasi intrusi pesawat AS mengikuti protokol hukum dan peraturan.
Kementerian Pertahanan Taiwan juga mengonfirmasi bahwa pesawat AS telah melakukan perjalanan ke utara melalui selat tersebut, dan tetap berada dalam garis tengah.
Kementerian itu meyakinkan bahwa pasukan militer Taiwan mengamati dengan cermat situasi tersebut, dan hal itu dilaporkan sebagai penerbangan “rutin” atau “normal".
China bergegas merespons dengan mengirim jet tempur untuk memperingatkan pesawat pengintai Amerika tersebut.
"Sebuah P-8A Poseidon Angkatan Laut AS transit di Selat Taiwan di wilayah udara internasional pada 12 Oktober (waktu setempat). Dengan beroperasi di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional, Amerika Serikat menjunjung tinggi hak dan kebebasan navigasi semua negara," kata Armada ke-7 AS seperti dikutip Reuters, Jumat (13/10/2023).
Armada ke-7 Amerika juga menekankan bahwa perjalanan pesawat melalui Selat Taiwan menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat untuk mendorong kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Penerbangan P-8A Poseidon, imbuh armada tersebut, menegaskan kembali bahwa militer AS melakukan operasi yang mengikuti hukum internasional, beroperasi di berbagai wilayah, termasuk udara dan laut, di mana pun aturan tersebut mengizinkan.
Juru bicara Armada ke-7 AS, Letnan Luka Bakic, mengatakan pesawat Poseidon mengikuti lintasan ke selatan melalui jalur selebar 110 mil yang memisahkan daratan China dari Taiwan. Pesawat masuk dari Laut China Timur dan keluar ke Laut China Selatan, sehingga hal ini dianggap sebagai “transit rutin".
Lebih lanjut, Bakic menyoroti bahwa kapal dan pesawat Angkatan Laut AS sering menggunakan Selat Taiwan sebagai sarana perjalanan, sebuah praktik yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Bakic mengklarifikasi bahwa penerbangan tersebut tidak dilakukan sebagai respons terhadap insiden tertentu.
Angkatan Laut AS sering mengirimkan kapal perusak dan kapal penjelajah berpeluru kendali melalui Selat Taiwan sebagai bagian dari operasi reguler mereka, dan pesawat Angkatan Laut juga biasanya melintasi rute ini, meskipun Angkatan Laut mungkin tidak selalu melaporkan aktivitas tersebut secara terbuka.
Sementara itu, China merespons keras penerbangan pesawat pengintai P-8A Poseidon AS di atas Selat Taiwan.
Dalam pernyataan tertulis, juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Kolonel Senior Angkatan Darat Shi Yi, mengecam apa yang dia gambarkan sebagai “langkah provokatif" AS. Militer China menyebut penerbangan tersebut bermaksud untuk memicu “kehebohan publik".
Shi Yi menjelaskan bahwa Komando Teater Timur PLA China telah mengerahkan pesawat tempur untuk melacak dan mengawasi intrusi pesawat AS mengikuti protokol hukum dan peraturan.
Kementerian Pertahanan Taiwan juga mengonfirmasi bahwa pesawat AS telah melakukan perjalanan ke utara melalui selat tersebut, dan tetap berada dalam garis tengah.
Kementerian itu meyakinkan bahwa pasukan militer Taiwan mengamati dengan cermat situasi tersebut, dan hal itu dilaporkan sebagai penerbangan “rutin” atau “normal".
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda