AS: Operasi Badai al-Aqsa Hamas untuk Ganggu Normalisasi Arab Saudi-Israel
Senin, 09 Oktober 2023 - 14:06 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan sebagian motivasi serangan terbaru Hamas terhadap Israel mungkin untuk mengganggu potensi normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.
Serangan besar-besaran Hamas, yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa, diluncurkan sejak Sabtu lalu. Hingga kini, lebih dari 700 orang tewas di Israel.
Israel merespons dengan menyatakan perang yang diberi nama Operasi Pedang Besi. Lebih dari 450 orang tewas di Gaza akibat serangan udara jet-jet tempur dan tembakan artileri militer Zionis.
“Tidak mengherankan jika motivasinya mungkin untuk mengganggu upaya menyatukan Arab Saudi dan Israel, serta negara-negara lain yang mungkin tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel,” kata Blinken kepada CNN ketika membahas motivasi serangan besar-besaran Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bulan lalu bahwa dia yakin negaranya berada di titik puncak perdamaian dengan Arab Saudi, dan memperkirakan hal itu dapat membentuk kembali Timur Tengah yang baru.
Arab Saudi, rumah bagi dua tempat suci umat Islam, telah lama menegaskan hak warga Palestina untuk menjadi negara sebagai syarat bagi dirinya untuk mengakui Israel—sesuatu yang telah lama ditentang oleh banyak anggota koalisi agama nasionalis Netanyahu.
Amerika mengatakan pada hari Minggu bahwa upaya normalisasi Arab Saudi-Israel harus terus berlanjut meskipun ada serangan terbaru.
“Kami pikir kedua negara akan berkepentingan untuk terus mengupayakan kemungkinan ini,” kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer kepada Fox News Sunday, yang dilansir Senin (9/10/2023).
Blinken menambahkan Amerika Serikat juga telah mencatat laporan beberapa orang Amerika yang terbunuh dan diculik di Israel dan Washington sedang memverifikasi rincian dan angkanya.
“Kami mendapat laporan bahwa beberapa orang Amerika terbunuh. Kami bekerja lembur untuk memverifikasi hal itu,” kata Blinken.
Blinken mengatakan rincian bantuan baru AS untuk Israel akan diumumkan kemudian, karena dia menyebut serangan terhadap Israel sebagai “serangan teroris yang dilakukan oleh organisasi teroris".
“Kami sedang mempertimbangkan permintaan tambahan spesifik yang diajukan Israel. Saya pikir Anda mungkin akan mendengar lebih banyak tentang hal itu hari ini,” kata Blinken.
Beberapa jam setelah komentar Blinken keluar, Pentagon mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan kelompok penyerang kapal induk USS Gerald R. Ford, yang mencakup kapal penjelajah berpeluru kendali USS Normandy, empat kapal perusak berpeluru kendali, dan sejumlah jet tempur ke Mediterania Timur.
Semua aset-aset tempur itu untuk mendukung Israel melawan Hamas.
Inggris juga dilaporkan memberikan dukungan kepada Israel, namun belum mengumumkan rinciannya.
Serangan besar-besaran Hamas, yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa, diluncurkan sejak Sabtu lalu. Hingga kini, lebih dari 700 orang tewas di Israel.
Israel merespons dengan menyatakan perang yang diberi nama Operasi Pedang Besi. Lebih dari 450 orang tewas di Gaza akibat serangan udara jet-jet tempur dan tembakan artileri militer Zionis.
Baca Juga
“Tidak mengherankan jika motivasinya mungkin untuk mengganggu upaya menyatukan Arab Saudi dan Israel, serta negara-negara lain yang mungkin tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel,” kata Blinken kepada CNN ketika membahas motivasi serangan besar-besaran Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bulan lalu bahwa dia yakin negaranya berada di titik puncak perdamaian dengan Arab Saudi, dan memperkirakan hal itu dapat membentuk kembali Timur Tengah yang baru.
Arab Saudi, rumah bagi dua tempat suci umat Islam, telah lama menegaskan hak warga Palestina untuk menjadi negara sebagai syarat bagi dirinya untuk mengakui Israel—sesuatu yang telah lama ditentang oleh banyak anggota koalisi agama nasionalis Netanyahu.
Amerika mengatakan pada hari Minggu bahwa upaya normalisasi Arab Saudi-Israel harus terus berlanjut meskipun ada serangan terbaru.
“Kami pikir kedua negara akan berkepentingan untuk terus mengupayakan kemungkinan ini,” kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer kepada Fox News Sunday, yang dilansir Senin (9/10/2023).
Blinken menambahkan Amerika Serikat juga telah mencatat laporan beberapa orang Amerika yang terbunuh dan diculik di Israel dan Washington sedang memverifikasi rincian dan angkanya.
“Kami mendapat laporan bahwa beberapa orang Amerika terbunuh. Kami bekerja lembur untuk memverifikasi hal itu,” kata Blinken.
Blinken mengatakan rincian bantuan baru AS untuk Israel akan diumumkan kemudian, karena dia menyebut serangan terhadap Israel sebagai “serangan teroris yang dilakukan oleh organisasi teroris".
“Kami sedang mempertimbangkan permintaan tambahan spesifik yang diajukan Israel. Saya pikir Anda mungkin akan mendengar lebih banyak tentang hal itu hari ini,” kata Blinken.
Beberapa jam setelah komentar Blinken keluar, Pentagon mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan kelompok penyerang kapal induk USS Gerald R. Ford, yang mencakup kapal penjelajah berpeluru kendali USS Normandy, empat kapal perusak berpeluru kendali, dan sejumlah jet tempur ke Mediterania Timur.
Semua aset-aset tempur itu untuk mendukung Israel melawan Hamas.
Inggris juga dilaporkan memberikan dukungan kepada Israel, namun belum mengumumkan rinciannya.
(mas)
tulis komentar anda