Intelijen Inggris: Rusia Kehilangan 90 Pesawat sejak Perang di Ukraina
Jum'at, 29 September 2023 - 06:41 WIB
LONDON - Intelijen Inggris menyimpulkan Angkatan Udara Rusia telah kehilangan 90 pesawat sejak dimulainya perang di Ukraina. Angkatan Udara tersebut juga menjadi kurang tangguh karena jet-jet tempurnya terlalu banyak bekerja.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam laporan intelijen harian terbarunya pada hari Kamis bahwa Rusia dengan cepat menghabiskan armada pesawat tempurnya karena penggunaan yang berlebihan. Itu terjadi karena konflik berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
“Semua pesawat memiliki masa hidup yang diproyeksikan, dalam hitungan jam terbang,” bunyi laporan intelijen tersebut.
"Sangat mungkin bahwa dengan penggunaan tambahan tersebut, Rusia memakan banyak masa hidup badan pesawatnya jauh lebih cepat dari yang direncanakan," lanjut laporan intelijen Kementerian Pertahanan Inggris, yang dilansir Business Insider, Jumat (29/9/2023).
Menurut laporan tersebut, beberapa pesawat militer Rusia melakukan lebih banyak serangan dibandingkan di masa damai.
"Meskipun kelangsungan hidup mereka berkurang, Rusia masih mempertahankan kemampuan untuk meningkatkan tingkat serangan di wilayah Ukraina yang diduduki."
Sejak minggu-minggu awal konflik, Rusia telah berjuang untuk menguasai wilayah udara Ukraina, bahkan dengan Angkatan Udara-nya yang jauh lebih besar dan canggih.
Pesawat Rusia terus menyerang posisi Ukraina, namun sering kali dilakukan dari wilayah aman yang dikuasai pasukan Rusia.
Namun penggunaan jet tempur yang berlebihan dapat memberi Ukraina keuntungan dalam pertempuran udara. Demikian analisis pakar teknik Michael Bohnert dalam sebuah artikel untuk Defense News.
“Penggunaan pesawat ini secara berlebihan juga merugikan Rusia seiring dengan berlarutnya perang,” kata Bohnert.
"Untuk mengimbanginya, mereka harus membeli lebih banyak pesawat, meningkatkan pemeliharaan, mengurangi operasi, atau menerima kekuatan yang lebih kecil—atau beberapa kombinasi dari itu."
Bohnert juga mengatakan bahwa ketika Angkatan Udara mencurahkan sebagian besar sumber dayanya yang semakin berkurang untuk melawan jet Ukraina, rudal jelajah, dan pertahanan udara, maka Angkatan Udara akan memiliki lebih sedikit pesawat yang tersisa untuk mendukung operasi darat Rusia.
Setelah satu setengah tahun pertempuran, pertahanan udara Ukraina dianggap masih efektif. Angkatan Udara Kyiv telah berhasil mempertahankan kekuatan garis depannya secara keseluruhan dengan merestorasi badan pesawat lama yang tidak bisa terbang dan membeli 18 Su-25 dan 27 MiG-29 dari negara-negara NATO.
Ukraina juga diperkirakan akan menerima beberapa jet F-16 dari sekutu Baratnya dalam beberapa bulan mendatang, yang berpotensi membuat kondisi Angkatan Udara Rusia semakin parah.
Laporan intelijen Kementerian Inggris tidak merinci kerugian yang diderita Angkatan Udara Ukraina. Ini bisa dipahami karena posisi Inggris adalah pendukung utama Kyiv dalam perang melawan Moskow.
Baik Rusia maupun Ukraina juga tidak memperbarui data kerugian mereka selama perang berlangsung.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam laporan intelijen harian terbarunya pada hari Kamis bahwa Rusia dengan cepat menghabiskan armada pesawat tempurnya karena penggunaan yang berlebihan. Itu terjadi karena konflik berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
“Semua pesawat memiliki masa hidup yang diproyeksikan, dalam hitungan jam terbang,” bunyi laporan intelijen tersebut.
"Sangat mungkin bahwa dengan penggunaan tambahan tersebut, Rusia memakan banyak masa hidup badan pesawatnya jauh lebih cepat dari yang direncanakan," lanjut laporan intelijen Kementerian Pertahanan Inggris, yang dilansir Business Insider, Jumat (29/9/2023).
Baca Juga
Menurut laporan tersebut, beberapa pesawat militer Rusia melakukan lebih banyak serangan dibandingkan di masa damai.
"Meskipun kelangsungan hidup mereka berkurang, Rusia masih mempertahankan kemampuan untuk meningkatkan tingkat serangan di wilayah Ukraina yang diduduki."
Sejak minggu-minggu awal konflik, Rusia telah berjuang untuk menguasai wilayah udara Ukraina, bahkan dengan Angkatan Udara-nya yang jauh lebih besar dan canggih.
Pesawat Rusia terus menyerang posisi Ukraina, namun sering kali dilakukan dari wilayah aman yang dikuasai pasukan Rusia.
Namun penggunaan jet tempur yang berlebihan dapat memberi Ukraina keuntungan dalam pertempuran udara. Demikian analisis pakar teknik Michael Bohnert dalam sebuah artikel untuk Defense News.
“Penggunaan pesawat ini secara berlebihan juga merugikan Rusia seiring dengan berlarutnya perang,” kata Bohnert.
"Untuk mengimbanginya, mereka harus membeli lebih banyak pesawat, meningkatkan pemeliharaan, mengurangi operasi, atau menerima kekuatan yang lebih kecil—atau beberapa kombinasi dari itu."
Bohnert juga mengatakan bahwa ketika Angkatan Udara mencurahkan sebagian besar sumber dayanya yang semakin berkurang untuk melawan jet Ukraina, rudal jelajah, dan pertahanan udara, maka Angkatan Udara akan memiliki lebih sedikit pesawat yang tersisa untuk mendukung operasi darat Rusia.
Setelah satu setengah tahun pertempuran, pertahanan udara Ukraina dianggap masih efektif. Angkatan Udara Kyiv telah berhasil mempertahankan kekuatan garis depannya secara keseluruhan dengan merestorasi badan pesawat lama yang tidak bisa terbang dan membeli 18 Su-25 dan 27 MiG-29 dari negara-negara NATO.
Ukraina juga diperkirakan akan menerima beberapa jet F-16 dari sekutu Baratnya dalam beberapa bulan mendatang, yang berpotensi membuat kondisi Angkatan Udara Rusia semakin parah.
Laporan intelijen Kementerian Inggris tidak merinci kerugian yang diderita Angkatan Udara Ukraina. Ini bisa dipahami karena posisi Inggris adalah pendukung utama Kyiv dalam perang melawan Moskow.
Baik Rusia maupun Ukraina juga tidak memperbarui data kerugian mereka selama perang berlangsung.
(mas)
tulis komentar anda