4 Fakta Al-Quran Versi China Produksi Xi Jinping
Kamis, 28 September 2023 - 14:43 WIB
BEIJING - Al-Quran versi China yang akan dibuat Presiden Xi Jinping ini tengah jadi berita hangat. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah China untuk melakukan signifikansi.
Tujuan dari signifikansi ini adalah untuk memperkuat posisi Partai Komunis China di dalam negeri. Meski begitu, berita tentang Al-Quran versi China buatan Xi Jinping ini tentunya berpotensi untuk menimbulkan konflik antaragama yang lebih besar.
Sampai saat ini telah muncul sejumlah fakta tentang Al-Quran versi China, mulai dari alasan pembuatan hingga sejumlah negara yang mengecamnya.
Fakta Al-Quran Versi China
Dilansir dari Daily Mail, Tiongkok akan menulis ulang Al-Quran supaya nantinya kompatibel dengan nilai-nilai sosialis yang diterapkan oleh pemerintahan Xi Jinping.
Beijing mengatakan semua buku agama klasik yang diterjemahkan harus 'dievaluasi ulang'. Sehingga semua kitab suci atau ajaran agama tidak boleh memuat konten apa pun yang bertentangan dengan sosialisme.
Pemerintah China juga mengklaim dengan 'mengevaluasi kembali' buku-buku agama, mereka akan mencegah 'pemikiran ekstrem' dan 'gagasan sesat' mengikis negara ini.
Nantinya Al-Quran versi China akan dibuat dengan cara meninjau dan mengganti paragraf-paragraf yang dianggap salah. Sebenarnya keputusan ini telah ada sejak tahun 2019 lalu.
Tepatnya pada bulan November 2019, aturan pembenahan kitab suci itu dibuat dalam pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama dari Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China yang mengawasi masalah etnis dan agama.
Pertemuan tersebut diawasi oleh Wang Yang, Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China. Wang menekankan bahwa otoritas keagamaan harus mengikuti instruksi Presiden Xi.
Rupanya dalam proses penulisan ulang kitab suci ini, bukan hanya Al-Quran yang menjadi subjek, namun juga kitab lain seperti Injil dan Sutra dari agama Buddha.
Meskipun Alkitab dan Al Quran tidak disebutkan secara spesifik, Partai Komunis China menyerukan “evaluasi komprehensif terhadap kitab-kitab agama klasik yang ada dengan tujuan untuk memuat konten yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman.”
Berita tentang penulisan ulang kitab suci yang kala itu bersamaan dengan tindakan kontroversial China pada etnis minoritas muslim Uighur lantas membuat sejumlah negara mengecam tindakan tersebut.
Terdapat sekitar 22 negara yang mayoritas dari Barat. Dalam pernyataan bersama kepada Komisaris Tinggi Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, negara-negara tersebut mengkritik Beijing atas apa yang mereka gambarkan sebagai “laporan yang meresahkan mengenai penahanan sewenang-wenang berskala besar” dan “pengawasan dan pembatasan yang meluas.”
Tujuan dari signifikansi ini adalah untuk memperkuat posisi Partai Komunis China di dalam negeri. Meski begitu, berita tentang Al-Quran versi China buatan Xi Jinping ini tentunya berpotensi untuk menimbulkan konflik antaragama yang lebih besar.
Sampai saat ini telah muncul sejumlah fakta tentang Al-Quran versi China, mulai dari alasan pembuatan hingga sejumlah negara yang mengecamnya.
Fakta Al-Quran Versi China
1. Memastikan Islam Kompatibel dengan Sosialisme
Dilansir dari Daily Mail, Tiongkok akan menulis ulang Al-Quran supaya nantinya kompatibel dengan nilai-nilai sosialis yang diterapkan oleh pemerintahan Xi Jinping.
Beijing mengatakan semua buku agama klasik yang diterjemahkan harus 'dievaluasi ulang'. Sehingga semua kitab suci atau ajaran agama tidak boleh memuat konten apa pun yang bertentangan dengan sosialisme.
Pemerintah China juga mengklaim dengan 'mengevaluasi kembali' buku-buku agama, mereka akan mencegah 'pemikiran ekstrem' dan 'gagasan sesat' mengikis negara ini.
2. Proses Penulisan Ulang Al-Quran
Nantinya Al-Quran versi China akan dibuat dengan cara meninjau dan mengganti paragraf-paragraf yang dianggap salah. Sebenarnya keputusan ini telah ada sejak tahun 2019 lalu.
Tepatnya pada bulan November 2019, aturan pembenahan kitab suci itu dibuat dalam pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama dari Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China yang mengawasi masalah etnis dan agama.
Pertemuan tersebut diawasi oleh Wang Yang, Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China. Wang menekankan bahwa otoritas keagamaan harus mengikuti instruksi Presiden Xi.
3. Tidak hanya Al-Quran saja yang Diperbaharui
Rupanya dalam proses penulisan ulang kitab suci ini, bukan hanya Al-Quran yang menjadi subjek, namun juga kitab lain seperti Injil dan Sutra dari agama Buddha.
Meskipun Alkitab dan Al Quran tidak disebutkan secara spesifik, Partai Komunis China menyerukan “evaluasi komprehensif terhadap kitab-kitab agama klasik yang ada dengan tujuan untuk memuat konten yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman.”
4. Tentangan dari Sejumlah Negara
Berita tentang penulisan ulang kitab suci yang kala itu bersamaan dengan tindakan kontroversial China pada etnis minoritas muslim Uighur lantas membuat sejumlah negara mengecam tindakan tersebut.
Terdapat sekitar 22 negara yang mayoritas dari Barat. Dalam pernyataan bersama kepada Komisaris Tinggi Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, negara-negara tersebut mengkritik Beijing atas apa yang mereka gambarkan sebagai “laporan yang meresahkan mengenai penahanan sewenang-wenang berskala besar” dan “pengawasan dan pembatasan yang meluas.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda