Kecewa Tak Dilindungi, Armenia Isyaratkan Akan Keluar dari Aliansi Rusia
Senin, 25 September 2023 - 10:57 WIB
Pidatonya disampaikan hanya beberapa hari setelah Azerbaijan mengeklaim kendali penuh atas Nagorno-Karabakh dalam serangan kilat yang memaksa kubu separatis etnis Armenia di wilayah itu untuk menuntut perdamaian.
Kapitulasi yang terlihat dari kelompok separatis dapat menandai berakhirnya konflik antara kelompok Kristen dan Muslim di Kaukasus yang telah berkobar—terus-menerus—selama tiga dekade sejak runtuhnya Uni Soviet.
Rusia sebelumnya berpendapat bahwa Yerevan sendiri mengakui wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan itu sebagai bagian dari Azerbaijan dan Moskow menolak membantu Armenia.
“Sudah jelas bagi kita semua bahwa instrumen CSTO dan instrumen kerja sama militer-politik Armenia-Rusia tidak cukup untuk melindungi keamanan eksternal Armenia,” kata PM Pashinyan.
“Kita harus mengubah dan melengkapi instrumen keamanan eksternal dan dalam negeri Armenia, bekerja sama dengan semua mitra yang siap untuk langkah-langkah yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Pidato Pashinyan disampaikan setelah berhari-hari meningkatnya kritik keras di Moskow terhadap sekutu utama Rusia di Kaukasus yang bergejolak.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Sabtu menuduh Armenia “menambah bahan bakar ke dalam api” dengan retorika publiknya.
Moskow pada awal bulan ini memanggil duta besar Armenia menyusul keputusan negara tersebut untuk menampung pasukan AS dalam latihan penjaga perdamaian kecil-kecilan.
Komentar Pashinyan tentang ICC mengancam akan menimbulkan kemarahan khusus di Kremlin.
Sekadar diketahui, hakim ICC Tomoko Akane mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin pada bulan Maret atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina. Tuduhan itu merujuk pada dugaan deportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah selama perang.
Kapitulasi yang terlihat dari kelompok separatis dapat menandai berakhirnya konflik antara kelompok Kristen dan Muslim di Kaukasus yang telah berkobar—terus-menerus—selama tiga dekade sejak runtuhnya Uni Soviet.
Rusia sebelumnya berpendapat bahwa Yerevan sendiri mengakui wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan itu sebagai bagian dari Azerbaijan dan Moskow menolak membantu Armenia.
“Sudah jelas bagi kita semua bahwa instrumen CSTO dan instrumen kerja sama militer-politik Armenia-Rusia tidak cukup untuk melindungi keamanan eksternal Armenia,” kata PM Pashinyan.
“Kita harus mengubah dan melengkapi instrumen keamanan eksternal dan dalam negeri Armenia, bekerja sama dengan semua mitra yang siap untuk langkah-langkah yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Pidato Pashinyan disampaikan setelah berhari-hari meningkatnya kritik keras di Moskow terhadap sekutu utama Rusia di Kaukasus yang bergejolak.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Sabtu menuduh Armenia “menambah bahan bakar ke dalam api” dengan retorika publiknya.
Moskow pada awal bulan ini memanggil duta besar Armenia menyusul keputusan negara tersebut untuk menampung pasukan AS dalam latihan penjaga perdamaian kecil-kecilan.
Komentar Pashinyan tentang ICC mengancam akan menimbulkan kemarahan khusus di Kremlin.
Sekadar diketahui, hakim ICC Tomoko Akane mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin pada bulan Maret atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina. Tuduhan itu merujuk pada dugaan deportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah selama perang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda