Taiwan Peringatkan Australia tentang Agenda Tersembunyi China
Selasa, 19 September 2023 - 07:19 WIB
TAIPEI - Taiwan memperingatkan Australia mewaspadai pemulihan hubungan dengan China. Taipei mengklaim Presiden Xi Jinping mungkin berupaya membuat perpecahan di antara negara-negara Barat.
Dalam wawancara dengan Sydney Morning Herald dan The Age yang diterbitkan pada Senin (18/9/2023), Douglas Hsu yang baru-baru ini ditunjuk sebagai kepala perwakilan Taiwan untuk Canberra memperingatkan Xi mungkin memiliki “agenda tersembunyi” dalam hubungan bilateral.
Dia bersikeras tidak menentang peningkatan hubungan antara China dan Australia, dan dia memahami keinginan meningkatkan perdagangan.
Namun Hsu mendesak Canberra melihat lebih jauh dari apa yang disebutnya “gambaran indah” yang dilukiskan oleh Xi tentang hubungan bilateral.
“Strategi mereka pada dasarnya adalah memecah belah dan menaklukkan,” ujar utusan tersebut.
Dia menjelaskan, “Kami tidak ingin melihat dunia yang sangat menyusahkan, namun kami harus mengingat dan melihat rekam jejak yang dimiliki Beijing.”
Hsu juga mengeluhkan apa yang dia gambarkan sebagai “perilaku China yang lebih agresif” dalam beberapa tahun terakhir.
Komentar tersebut muncul setelah pejabat pertahanan Taiwan mengatakan mereka telah mendaftarkan lebih dari 103 pesawat milik militer Beijing yang beroperasi di dekat pulau itu antara Minggu (17/9/2023) hingga Senin.
Utusan Taiwan lebih lanjut mendesak Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menggunakan kunjungannya yang akan datang ke China untuk mengirimkan pesan yang jelas bahwa Canberra tidak akan menerima “perubahan sepihak terhadap status quo secara paksa” di Selat Taiwan.
Awal bulan ini, Australia dan China mengadakan dialog tingkat tinggi pertama mereka dalam beberapa tahun setelah periode penurunan hubungan yang membuat Canberra menjalin kemitraan dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk pengadaan kapal selam bertenaga nuklir.
Situasi keamanan di sekitar Taiwan yang dianggap China sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya ditandai dengan meningkatnya ketegangan.
Beijing melakukan latihan militer rutin di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Tahun lalu, Xi mengatakan meskipun China menginginkan reunifikasi damai dengan pulau tersebut, Beijing tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan.
Dalam wawancara dengan Sydney Morning Herald dan The Age yang diterbitkan pada Senin (18/9/2023), Douglas Hsu yang baru-baru ini ditunjuk sebagai kepala perwakilan Taiwan untuk Canberra memperingatkan Xi mungkin memiliki “agenda tersembunyi” dalam hubungan bilateral.
Dia bersikeras tidak menentang peningkatan hubungan antara China dan Australia, dan dia memahami keinginan meningkatkan perdagangan.
Namun Hsu mendesak Canberra melihat lebih jauh dari apa yang disebutnya “gambaran indah” yang dilukiskan oleh Xi tentang hubungan bilateral.
“Strategi mereka pada dasarnya adalah memecah belah dan menaklukkan,” ujar utusan tersebut.
Dia menjelaskan, “Kami tidak ingin melihat dunia yang sangat menyusahkan, namun kami harus mengingat dan melihat rekam jejak yang dimiliki Beijing.”
Hsu juga mengeluhkan apa yang dia gambarkan sebagai “perilaku China yang lebih agresif” dalam beberapa tahun terakhir.
Komentar tersebut muncul setelah pejabat pertahanan Taiwan mengatakan mereka telah mendaftarkan lebih dari 103 pesawat milik militer Beijing yang beroperasi di dekat pulau itu antara Minggu (17/9/2023) hingga Senin.
Utusan Taiwan lebih lanjut mendesak Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menggunakan kunjungannya yang akan datang ke China untuk mengirimkan pesan yang jelas bahwa Canberra tidak akan menerima “perubahan sepihak terhadap status quo secara paksa” di Selat Taiwan.
Awal bulan ini, Australia dan China mengadakan dialog tingkat tinggi pertama mereka dalam beberapa tahun setelah periode penurunan hubungan yang membuat Canberra menjalin kemitraan dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk pengadaan kapal selam bertenaga nuklir.
Situasi keamanan di sekitar Taiwan yang dianggap China sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya ditandai dengan meningkatnya ketegangan.
Beijing melakukan latihan militer rutin di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Tahun lalu, Xi mengatakan meskipun China menginginkan reunifikasi damai dengan pulau tersebut, Beijing tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan.
(sya)
tulis komentar anda