Ribuan Korban Tewas Banjir Libya Dimakamkan di Kuburan Massal
Kamis, 14 September 2023 - 19:26 WIB
DERNA - Kota Derna di Libya menguburkan ribuan korban tewas banjir bandang yang menerjang kota itu di kuburan massal. Tim penyelamat masih menjelajahi daerah tersebut untuk mencari korban setelah disapu banjir dahsyat yang menewaskan sedikitnya 5.100 orang.
Badai Mediterania Daniel menyebabkan banjir mematikan di banyak kota di bagian timur Libya, namun yang paling parah terkena dampaknya adalah Derna.
Saat badai menghantam pantai Libya pada Minggu malam, warga Derna mengatakan mereka mendengar ledakan keras ketika bendungan di luar kota jebol. Air banjir menghanyutkan Wadi Derna, sebuah lembah yang membelah kota, meruntuhkan bangunan-bangunan dan menghanyutkan orang-orang ke laut.
Otoritas kesehatan setempat menyebutkan jumlah korban tewas di Derna mencapai 5.100 pada hari Rabu.
"Jumlah korban jiwa kemungkinan akan meningkat karena masih ada 9.000 orang yang hilang," kata Ossama Ali, juru bicara pusat ambulans di Libya timur, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (14/9/2023).
Menurut Organisasi Migrasi Internasional PBB, banjir telah menyebabkan sedikitnya 30.000 orang di Derna mengungsi dan beberapa ribu lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka di kota-kota timur lainnya.
"Lebih dari 3.000 mayat telah dimakamkan pada Kamis pagi," kata Menteri Kesehatan Libya Timur, Othman Abduljaleel, sementara 2.000 mayat lainnya masih diproses.
Dia mengatakan sebagian besar korban tewas dikuburkan di kuburan massal di luar Derna, sementara yang lain dipindahkan ke kota-kota terdekat.
Dia mengatakan tim penyelamat masih mencari korban di reruntuhan bangunan di pusat kota, dan penyelam menyisir laut di Derna. Badai tersebut melanda daerah lain di Libya timur, termasuk kota Bayda, Susa, Um Razaz dan Marj, menyebabkan sekitar 170 orang tewas, kata menteri kesehatan.
Korban tewas di Libya timur termasuk sedikitnya 84 warga Mesir, yang dipindahkan ke negara asal mereka pada hari Rabu.
Lebih dari 70 orang berasal dari satu desa di provinsi selatan Beni Suef. Media Libya juga mengatakan puluhan migran Sudan tewas dalam bencana tersebut.
Banjir juga telah merusak atau menghancurkan banyak akses jalan menuju Derna, sehingga menghambat kedatangan tim penyelamat internasional dan bantuan kemanusiaan.
Kehancuran yang mengejutkan mencerminkan intensitas badai, namun juga kerentanan Libya. Negara ini terpecah oleh pemerintahan yang saling bersaing – satu di timur, satu lagi di barat – dan salah satu dampaknya adalah meluasnya pengabaian infrastruktur.
Media lokal melaporkan bendungan yang runtuh di luar Derna dibangun pada tahun 1970an dan tidak dirawat selama bertahun-tahun.
Badai Mediterania Daniel menyebabkan banjir mematikan di banyak kota di bagian timur Libya, namun yang paling parah terkena dampaknya adalah Derna.
Saat badai menghantam pantai Libya pada Minggu malam, warga Derna mengatakan mereka mendengar ledakan keras ketika bendungan di luar kota jebol. Air banjir menghanyutkan Wadi Derna, sebuah lembah yang membelah kota, meruntuhkan bangunan-bangunan dan menghanyutkan orang-orang ke laut.
Otoritas kesehatan setempat menyebutkan jumlah korban tewas di Derna mencapai 5.100 pada hari Rabu.
"Jumlah korban jiwa kemungkinan akan meningkat karena masih ada 9.000 orang yang hilang," kata Ossama Ali, juru bicara pusat ambulans di Libya timur, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (14/9/2023).
Menurut Organisasi Migrasi Internasional PBB, banjir telah menyebabkan sedikitnya 30.000 orang di Derna mengungsi dan beberapa ribu lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka di kota-kota timur lainnya.
"Lebih dari 3.000 mayat telah dimakamkan pada Kamis pagi," kata Menteri Kesehatan Libya Timur, Othman Abduljaleel, sementara 2.000 mayat lainnya masih diproses.
Dia mengatakan sebagian besar korban tewas dikuburkan di kuburan massal di luar Derna, sementara yang lain dipindahkan ke kota-kota terdekat.
Dia mengatakan tim penyelamat masih mencari korban di reruntuhan bangunan di pusat kota, dan penyelam menyisir laut di Derna. Badai tersebut melanda daerah lain di Libya timur, termasuk kota Bayda, Susa, Um Razaz dan Marj, menyebabkan sekitar 170 orang tewas, kata menteri kesehatan.
Korban tewas di Libya timur termasuk sedikitnya 84 warga Mesir, yang dipindahkan ke negara asal mereka pada hari Rabu.
Lebih dari 70 orang berasal dari satu desa di provinsi selatan Beni Suef. Media Libya juga mengatakan puluhan migran Sudan tewas dalam bencana tersebut.
Banjir juga telah merusak atau menghancurkan banyak akses jalan menuju Derna, sehingga menghambat kedatangan tim penyelamat internasional dan bantuan kemanusiaan.
Kehancuran yang mengejutkan mencerminkan intensitas badai, namun juga kerentanan Libya. Negara ini terpecah oleh pemerintahan yang saling bersaing – satu di timur, satu lagi di barat – dan salah satu dampaknya adalah meluasnya pengabaian infrastruktur.
Media lokal melaporkan bendungan yang runtuh di luar Derna dibangun pada tahun 1970an dan tidak dirawat selama bertahun-tahun.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda