Dunia Gelar Tradisi Idul Adha, Ini Beragam Kebiasaan di Sejumlah Negara

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 10:15 WIB
Ratusan umat muslim melaksanakan salat idul Adha di Kota tua Yerusalem di tengah wabah coronavirus (Covid-19) di Yerusalem, kemarin. Foto/Reuters
Perayaan hari besar umat Islam Idul Adha tidak hanya diperingati di Indonesia. Semua negara dengan mayoritas penduduk Islam pun memperingati hari raya ini dengan beragam keunikan tersendiri.

Di Indonesia, Hari Raya Idul Adha diwarnai dengan penyembelihan hewan kurban secara gegap gempita di masjid-masjid atau lahan kosong di permukiman masyarakat. Nantinya, hewan kurban yang telah disembelih dan dibersihkan kemudian dibagikan pada masyarakat yang membutuhkan.

Pembagian daging kurban ini dimaksudkan agar setiap warga kurang mampu dapat mengolah daging kurban mereka sebagai santapan untuk merayakan Hari Raya Idul Adha.



Di Indonesia, hewan kurban biasanya berupa sapi, kerbau, kambing, atau domba. Namun, di negara lain seperti Timur Tengah jenis hewan ternak berkaki empat lainnya seperti unta, domba, atau biri-biri juga bisa dijadikan kurban saat perayaan Idul Adha. (Baca: Satu Desa Dihancurkan, Israel Paksa 200 Warga Palestina Pergi)

Seperti dilansir dari Moroccoworldnews, masyarakat Maroko biasanya menyembelih domba sebagai hewan kurban dan kemudian diolah untuk membuat masakan tradisional khas negara di Afrika ba?gian utara ini.

Orang Maroko akan memasak daging dari seluruh bagian domba. Ada hidangan khusus yang menggunakan kepala, ekor, usus, perut, kaki, bahkan otak, hingga lemak.



Pada hari pertama Idul Adha, perut dan hati domba dipanggang menjadi pilihan bagi kebanyakan warga Maroko. Untuk sebagian orang, ini mungkin tampak aneh dan barang kali mengandung kolesterol tinggi, namun buat orang Maroko makanan jenis ini justru menjadi favorit.

Di hari kedua Idul Adha, orang Maroko biasanya mengolah daging menjadi barbeque, serta salad dan batbout, yaitu roti berbentuk datar yang dimasak di dalam wajan.

Jika di Maroko memiliki hidangan spesial saat merayakan Idul Adha , umat Islam di Inggris menggelar pasar malam sebagai salah satu bentuk perayaan Idul Adha. Dilansir dari Timeanddate, pada hari pertama Idul Adha daging kurban seperti sapi dan kambing biasanya diolah menjadi makanan bercitarasa gurih. Namun, menunya tergantung dari tradisi masing-masing keluarga muslim di Inggris, terutama bagi warga peranakan berdarah Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, atau Turki.

Sementara itu, umat muslim di India memang tidak diperbolehkan menyembelih sapi saat Idul Adha. Hal ini dilakukan sebagai rasa toleransi pada umat Hindu di negara tersebut, sebagai gantinya umat muslim di India menyembelih kambing. (Baca juga: Sejarah Kurban dan Kekayaaan Nabi Ibrahim yang Mencapai 12.000 Ekor Ternak)

"Untuk menjaga perdamaian, umat Islam di India tidak menyembelih sapi, lembu, dan kerbau selama Idul Adha," ucap cendikiawan Islam di India, Syed Hussain Madani, seperti dikutip dari Gotravelly.

Syed Hussain pun menambahkan, hal ini untuk menjaga perasaan warga Hindu, membantu menumbuhkan kerukunan, dan mengirim pesan yang baik tentang Islam dan ajaran yang damai dan cinta kepada non-muslim.

Tradisi berbeda-beda yang diterapkan di setiap negara tersebut membuat perayaan hari raya Idul Adha menjadi berbeda. Hal ini pun ditegaskan oleh Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, setiap hari raya keagamaan atau hari raya besar seperti Idul Adha selalu ada tradisi yang mengikutinya dan harus disambut dengan cara serta suasana berbeda seperti menyajikan hidangan spesial atau hidangan khas.

"Di banyak tradisi, ?agama maupun budaya, menyajikan hidangan khusus, memakai pakaian baru, atau mengadakan kegiatan yang identik dengan hari besar, itu menjadi suatu simbol semangat baru, kesucian, dan sebagainya," kata Devie. (Baca juga: Baru Pertama Potong Hewan Kurban, Ustaz Abdul Somad Dibimbing Juleha)

Sependapat dengan Devi, pengamat budaya, Yusar Rauhan mengatakan, ritual tersebut dilakukan sebagai bentuk perayaan, rasa syukur, menyambut hari yang istimewa, sekaligus kesempatan untuk berdoa.

Meskipun dirayakan dengan cara yang berbeda, namun makna hari raya Idul Adha akan tetap sama, yakni pengorbanan muslim memberikan apa yang dicintainya, yakni harta yang telah diperoleh. Dengan berkurban, artinya seorang muslim memberikan sebagian hartanya untuk membeli hewan kurban, lalu menyembelihnya, serta memakan dan membagikan dagingnya kepada orang-orang di sekitar.

"Segala ritual yang dilakukan di berbagai negara itu merupakan tradisi untuk mensyukuri dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain meskipun cara yang dilakukan berbeda-beda," papar Yusar.



Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memaknai setiap tradisi hari besar seperti Hari Raya Idul Adha sebagai momentum untuk membangun solidaritas antara sesama umat manusia.

"Jadikan hari raya Idul Adha sebagai momentum untuk membangun solidaritas sosial, memperkuat dan mengkokohkan kembali ikatan ukhuwah islamiyah,ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah," jelas Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid. (Lihat videonya: Puluhan Orang Terjaring Razia Masker di Jakarta Pusat)

Tentang perbedaan hewan kurban diberbagai negara, Zainut mengatakan, setiap negara tentunya memiliki ketentuan hewan kurban sendiri, mengikuti kondisinya, yang terpenting hewan kurban tersebut memiliki kondisi yang baik, sehat, dan umur yang cukup. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More