Bos TV Kremlin Mengeluh Rusia Tak Punya Sekutu Sama Sekali dalam Perang Ukraina
Rabu, 06 September 2023 - 15:47 WIB
Meskipun demikian, warga biasa di negara Rusia dihukum karena menyebut serangan terhadap Ukraina sebagai “perang” atau sebagai “invasi”. Hukuman itu merujuk pada undang-undang yang disahkan pada Maret 2022 untuk menindak perbedaan pendapat.
Simonyan berpendapat bahwa konflik yang sedang berlangsung di Ukraina lebih sulit bagi Rusia daripada Perang Dunia I atau Perang Dunia II, karena saat ini Rusia kekurangan sekutu.
“Dalam apa yang biasa disebut Perang Dunia I, kita juga berperang bersama. Bersama Inggris Raya, Prancis, Amerika Serikat. Dan dalam Perang Dunia II dengan begitu banyak negara, dengan dunia yang begitu kuat terlebih dahulu, bersama-sama kami memukuli, memukul, dan mengakhiri kekejian fasis itu," katanya.
"Mereka tidak lagi malu untuk mengakui bahwa ini bukan lagi perang antara Ukraina dan Rusia,” kata Simonyan.
Kepala saluran RT yang dikelola negara itu kemudian mengatakan Rusia memiliki “satu sekutu dalam perang ini, Belarusia.”
“Tetapi sulit untuk menyebutnya sekutu, karena itu adalah kita,” kata Simonyan.
Simonyan mengatakan Rusia mempunyai sekutu di antara negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan)."Karena “negara-negara ini tidak mengutuk kami," ujarnya.
“Negara-negara ini berharap kami menang, tapi mereka tidak mengirim warganya ke medan perang, tidak mengirim senjata, tidak duduk diam dan berdebat tentang berapa banyak tank Leopard, F-16, HIMARS, dan lain-lain. Mereka, sebut saja begini, mengamati dengan baik," katanya.
Simonyan berpendapat bahwa konflik yang sedang berlangsung di Ukraina lebih sulit bagi Rusia daripada Perang Dunia I atau Perang Dunia II, karena saat ini Rusia kekurangan sekutu.
“Dalam apa yang biasa disebut Perang Dunia I, kita juga berperang bersama. Bersama Inggris Raya, Prancis, Amerika Serikat. Dan dalam Perang Dunia II dengan begitu banyak negara, dengan dunia yang begitu kuat terlebih dahulu, bersama-sama kami memukuli, memukul, dan mengakhiri kekejian fasis itu," katanya.
"Mereka tidak lagi malu untuk mengakui bahwa ini bukan lagi perang antara Ukraina dan Rusia,” kata Simonyan.
Kepala saluran RT yang dikelola negara itu kemudian mengatakan Rusia memiliki “satu sekutu dalam perang ini, Belarusia.”
“Tetapi sulit untuk menyebutnya sekutu, karena itu adalah kita,” kata Simonyan.
Simonyan mengatakan Rusia mempunyai sekutu di antara negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan)."Karena “negara-negara ini tidak mengutuk kami," ujarnya.
“Negara-negara ini berharap kami menang, tapi mereka tidak mengirim warganya ke medan perang, tidak mengirim senjata, tidak duduk diam dan berdebat tentang berapa banyak tank Leopard, F-16, HIMARS, dan lain-lain. Mereka, sebut saja begini, mengamati dengan baik," katanya.
(mas)
tulis komentar anda