China Peringatkan Negara ASEAN: Tragedi Ukraina Jangan Sampai Terjadi di Asia
Senin, 04 September 2023 - 08:36 WIB
JAKARTA - China memperingatkan negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN agar tidak mengikuti jejak Ukraina. Beijing menyerukan ASEAN berhati-hati agar tidak dijadikan pion geopolitik oleh kekuatan asing yang menyebarkan perselisihan di kawasan demi keuntungan mereka sendiri.
Peringatan dari China itu disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam pidato video untuk sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia di Jakarta pada Sabtu pekan lalu.
“Krisis di Ukraina telah memberikan peringatan bagi umat manusia, dan tragedi serupa jangan sampai terjadi di Asia,” kata Wang Yi.
"Kita harus meningkatkan keamanan regional melalui dialog dan kerja sama dan menentang upaya mencapai keamanan absolut dengan mengorbankan negara lain," imbuh diplomat top China itu, yang dipublikasikan di laman resmi Kementerian Luar Negeri China, Senin (4/9/2023).
Wang Yi memperingatkan adanya “manipulator di belakang panggung”—sebuah sindiran yang diduga ditujukan kepada Amerika Serikat (AS)—yang mengobarkan api kontroversi mengenai sengketa wilayah Laut China Selatan.
“Tangan hitam yang bersembunyi di balik layar ini harus diungkap,” ujarnya.
“China selalu bersedia bekerja sama dengan negara-negara terkait untuk menyelesaikan perbedaan dengan baik melalui dialog dan mencari cara efektif untuk mengendalikan situasi maritim," paparnya.
Hubungan China-AS telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir di tengah konflik Rusia-Ukraina dan meningkatnya ketegangan atas dugaan campur tangan Washington soal Taiwan.
Pentagon telah berupaya menjalin hubungan pertahanan yang lebih erat dengan negara-negara Asia Tenggara, termasuk empat negara di kawasan yang memiliki sengketa wilayah dengan China. Filipina, misalnya, pada awal tahun ini menyetujui untuk mengizinkan pasukan AS menggunakan empat pangkalan tambahan di negara tersebut, yang memicu peringatan dari para pejabat China bahwa Manila mengikat dirinya pada “kereta perselisihan geopolitik".
Wang Yi memperkirakan upaya asing untuk memicu konflik di Laut China Selatan tidak akan berhasil. "China dan negara-negara tetangganya harus bekerja sama untuk menjaga perdamaian yang telah dicapai dengan susah payah di kawasan dengan mengelola perbedaan mereka dengan baik," imbuh dia.
“Kita harus meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan menentang permainan zero-sum, menjauhkan kawasan ini dari kalkulasi geopolitik, dan tidak menjadi pion dalam persaingan negara-negara besar,” paparnya.
Para pejabat China telah berulang kali menuduh Washington menerapkan “mentalitas zero-sum” dalam upayanya mempertahankan kekuasaan hegemoni di dunia. Beijing dan Washington juga berulang kali saling menuduh melakukan berbagai provokasi militer di Laut China Selatan, Selat Taiwan, dan tempat lain di kawasan ini.
Peringatan dari China itu disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam pidato video untuk sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia di Jakarta pada Sabtu pekan lalu.
“Krisis di Ukraina telah memberikan peringatan bagi umat manusia, dan tragedi serupa jangan sampai terjadi di Asia,” kata Wang Yi.
"Kita harus meningkatkan keamanan regional melalui dialog dan kerja sama dan menentang upaya mencapai keamanan absolut dengan mengorbankan negara lain," imbuh diplomat top China itu, yang dipublikasikan di laman resmi Kementerian Luar Negeri China, Senin (4/9/2023).
Wang Yi memperingatkan adanya “manipulator di belakang panggung”—sebuah sindiran yang diduga ditujukan kepada Amerika Serikat (AS)—yang mengobarkan api kontroversi mengenai sengketa wilayah Laut China Selatan.
“Tangan hitam yang bersembunyi di balik layar ini harus diungkap,” ujarnya.
“China selalu bersedia bekerja sama dengan negara-negara terkait untuk menyelesaikan perbedaan dengan baik melalui dialog dan mencari cara efektif untuk mengendalikan situasi maritim," paparnya.
Hubungan China-AS telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir di tengah konflik Rusia-Ukraina dan meningkatnya ketegangan atas dugaan campur tangan Washington soal Taiwan.
Pentagon telah berupaya menjalin hubungan pertahanan yang lebih erat dengan negara-negara Asia Tenggara, termasuk empat negara di kawasan yang memiliki sengketa wilayah dengan China. Filipina, misalnya, pada awal tahun ini menyetujui untuk mengizinkan pasukan AS menggunakan empat pangkalan tambahan di negara tersebut, yang memicu peringatan dari para pejabat China bahwa Manila mengikat dirinya pada “kereta perselisihan geopolitik".
Wang Yi memperkirakan upaya asing untuk memicu konflik di Laut China Selatan tidak akan berhasil. "China dan negara-negara tetangganya harus bekerja sama untuk menjaga perdamaian yang telah dicapai dengan susah payah di kawasan dengan mengelola perbedaan mereka dengan baik," imbuh dia.
“Kita harus meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan menentang permainan zero-sum, menjauhkan kawasan ini dari kalkulasi geopolitik, dan tidak menjadi pion dalam persaingan negara-negara besar,” paparnya.
Para pejabat China telah berulang kali menuduh Washington menerapkan “mentalitas zero-sum” dalam upayanya mempertahankan kekuasaan hegemoni di dunia. Beijing dan Washington juga berulang kali saling menuduh melakukan berbagai provokasi militer di Laut China Selatan, Selat Taiwan, dan tempat lain di kawasan ini.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda