Momok bagi Rusia, AS Siap Kerahkan 54 Jet Tempur Siluman Nuklir F-35 ke Inggris
Kamis, 31 Agustus 2023 - 09:24 WIB
Pembangunan "rumah" senjata nuklir di lokasi RAF akan dimulai pada Juni 2024 dan berakhir pada Februari 2026.
Laporan anggaran AS menunjukkan permintaan sebesar USD50 juta untuk membangun "rumah" senjata nuklir dengan 144 tempat tidur untuk menampung peningkatan personel tamtama sebagai hasil dari potensi Misi Penjaminan.
Laporan pengembalian senjata-senjata tersebut ke wilayah Inggris merupakan sebuah langkah yang signifikan, dan beberapa pakar berpendapat bahwa hal ini menunjukkan "betapa berbahaya dan kompleksnya dunia saat ini".
Hamish de Bretton-Gordon, mantan komandan Resimen Kimia, Biologi, Radiologi dan Nuklir Gabungan Inggris dan NATO, mengatakan kepada The Telegraph: "Ini benar-benar Perang Dingin dan merupakan tindakan yang membahayakan secara strategis."
"Ini adalah permainan poker. Jika AS memasang senjata nuklir di Inggris, ini merupakan pesan kepada Rusia bahwa mereka serius," ujarnya.
Hal ini terjadi ketika kekhawatiran terhadap perang nuklir mencapai tingkat tertinggi selama beberapa tahun setelah invasi militer Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.
Anggota Parlemen dari Partai Konservatif Tobias Ellwood, yang merupakan ketua komite pertahanan, menambahkan: "Jika Amerika yakin mereka perlu menyimpan senjata nuklir di sisi Atlantik, ini merupakan indikator besar betapa berbahaya dan kompleksnya dunia kita saat ini."
Dia mengatakan Inggris harus mendukung keputusan tersebut jika hal itu membantu keamanan yang lebih luas.
Sementara itu, para aktivis mendesak pemerintah untuk menolak pengembalian senjata berbasis nuklir ke Inggris.
Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir (CND) mengatakan kepada BBC bahwa mereka "sangat tidak bertanggung jawab" jika melihat kembalinya pangkalan senjata nuklir ke Inggris.
Laporan anggaran AS menunjukkan permintaan sebesar USD50 juta untuk membangun "rumah" senjata nuklir dengan 144 tempat tidur untuk menampung peningkatan personel tamtama sebagai hasil dari potensi Misi Penjaminan.
Laporan pengembalian senjata-senjata tersebut ke wilayah Inggris merupakan sebuah langkah yang signifikan, dan beberapa pakar berpendapat bahwa hal ini menunjukkan "betapa berbahaya dan kompleksnya dunia saat ini".
Hamish de Bretton-Gordon, mantan komandan Resimen Kimia, Biologi, Radiologi dan Nuklir Gabungan Inggris dan NATO, mengatakan kepada The Telegraph: "Ini benar-benar Perang Dingin dan merupakan tindakan yang membahayakan secara strategis."
"Ini adalah permainan poker. Jika AS memasang senjata nuklir di Inggris, ini merupakan pesan kepada Rusia bahwa mereka serius," ujarnya.
Hal ini terjadi ketika kekhawatiran terhadap perang nuklir mencapai tingkat tertinggi selama beberapa tahun setelah invasi militer Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.
Anggota Parlemen dari Partai Konservatif Tobias Ellwood, yang merupakan ketua komite pertahanan, menambahkan: "Jika Amerika yakin mereka perlu menyimpan senjata nuklir di sisi Atlantik, ini merupakan indikator besar betapa berbahaya dan kompleksnya dunia kita saat ini."
Dia mengatakan Inggris harus mendukung keputusan tersebut jika hal itu membantu keamanan yang lebih luas.
Sementara itu, para aktivis mendesak pemerintah untuk menolak pengembalian senjata berbasis nuklir ke Inggris.
Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir (CND) mengatakan kepada BBC bahwa mereka "sangat tidak bertanggung jawab" jika melihat kembalinya pangkalan senjata nuklir ke Inggris.
tulis komentar anda