Barat Bingung dengan Strategi Perang Ukraina Lawan Rusia
Rabu, 23 Agustus 2023 - 07:01 WIB
KYIV - Blok Barat pendukung Kyiv dibuat bingung dengan strategi perang Ukraina melawwan Rusia. Sebab, beberapa pasukan terbaik Kyiv justru berada di tempat yang salah.
Kritik Barat itu dilontarkan para pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang berbicara dengan New York Times dengan syarat anonim pada Selasa.
Menurut laporan New York Times, tujuan utama Kyiv adalah mencapai Laut Azov, memotong Crimea dari daratan Rusia.
Namun, Ukraina saat ini justru memiliki lebih banyak pasukan terbaik di front timur—menghadap Artyomovsk atau dikenal sebagai Bakhmut—daripada di selatan yang jauh lebih signifikan secara strategis.
“Para perencana Amerika telah menyarankan Ukraina untuk berkonsentrasi pada garis depan menuju Melitopol dan menerobos ladang ranjau Rusia dan pertahanan lainnya, bahkan jika Ukraina kehilangan lebih banyak tentara dan peralatan dalam prosesnya,” tulis surat kabar Amerika tersebut dalam laporannya, Rabu (23/8/2023).
Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan 45.000 tentara Ukraina telah tewas dalam dua bulan pertempuran terakhir. Selain itu, Kyiv juga kehilangan lebih dari 5.000 kendaraan tempur tanpa menembus pertahanan pasukan Moskow.
“Hanya dengan perubahan taktik dan langkah dramatis, tempo serangan balasan bisa berubah,” kata seorang pejabat AS kepada New York Times.
Sumber lain yang dikutip dalam laporan tersebut berpendapat bahwa hal itu mungkin sudah terlalu terlambat.
Kritik Barat itu dilontarkan para pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang berbicara dengan New York Times dengan syarat anonim pada Selasa.
Menurut laporan New York Times, tujuan utama Kyiv adalah mencapai Laut Azov, memotong Crimea dari daratan Rusia.
Namun, Ukraina saat ini justru memiliki lebih banyak pasukan terbaik di front timur—menghadap Artyomovsk atau dikenal sebagai Bakhmut—daripada di selatan yang jauh lebih signifikan secara strategis.
“Para perencana Amerika telah menyarankan Ukraina untuk berkonsentrasi pada garis depan menuju Melitopol dan menerobos ladang ranjau Rusia dan pertahanan lainnya, bahkan jika Ukraina kehilangan lebih banyak tentara dan peralatan dalam prosesnya,” tulis surat kabar Amerika tersebut dalam laporannya, Rabu (23/8/2023).
Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan 45.000 tentara Ukraina telah tewas dalam dua bulan pertempuran terakhir. Selain itu, Kyiv juga kehilangan lebih dari 5.000 kendaraan tempur tanpa menembus pertahanan pasukan Moskow.
“Hanya dengan perubahan taktik dan langkah dramatis, tempo serangan balasan bisa berubah,” kata seorang pejabat AS kepada New York Times.
Sumber lain yang dikutip dalam laporan tersebut berpendapat bahwa hal itu mungkin sudah terlalu terlambat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda