5 Fakta Seif al-Adel, Mantan Pasukan Khusus Mesir yang Menjadi Pemimpin Al-Qaeda

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 11:30 WIB
Di luar operasi di Afrika, kamp pelatihannya, dan kaitannya dengan pembunuhan jurnalis AS Daniel Pearl di Pakistan pada tahun 2002, menurut penyelidik AS, hanya sedikit yang diketahui tentang Adel.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Adel berbasis di Iran. Program Hadiah untuk Departemen Kehakiman AS menawarkan hingga USD10 juta untuk informasi tentang Adel, yang katanya adalah anggota "dewan kepemimpinan al Qaeda" dan mengepalai komite militer organisasi tersebut.

2. Dilindungi Iran

AS mengatakan bahwa setelah pemboman Afrika, mantan letnan kolonel tentara Mesir itu pindah ke Iran tenggara, tempat dia tinggal di bawah perlindungan Korps Pengawal Revolusi Islam negara itu.

Dia dan para pemimpin Al Qaeda lainnya ditempatkan di bawah tahanan rumah pada April 2003 oleh Iran, yang membebaskan dia dan empat orang lainnya sebagai ganti seorang diplomat Iran yang diculik di Yaman.

3. Dikenal sebagai Sosok yang Cerdas

Ali Soufan, mantan agen khusus FBI yang melacak operasi al Qaeda, menulis dalam sebuah profil yang dibawa oleh Pusat Pemberantasan Terorisme bahwa militan yang nom de guerre berarti "pedang keadilan", telah digambarkan sebagai sosok cerdas dengan wajah poker. Nama aslinya adalah Mohammad Salahuddin Zeidan.

"Namun, emosinya juga menjadi terkenal. Memiliki 'lidah pedas', dia cenderung mengancam kekerasan terhadap siapa pun yang tidak menyenangkannya, dan dikenal menghadapi ketidaksetiaan dengan kekuatan yang cepat dan kejam," tulis Soufan, dilansir Reuters.

"Terhadap bawahan dia bisa menghina, bahkan brutal, di saat panas. Tapi dia juga dikenal sebagai sumber nasihat yang tidak menyenangkan. Di masa-masa bahagia, dia menunjukkan bakat sepak bola dan kegemaran untuk lelucon praktis."

4. Pernah Menjadi Pengawal Osama bin Laden



Foto/Reuters

Pernah menjadi kepala pengawal Osama bin Laden dan seorang pelatih senior militan, para ahli gerakan jihadi mengatakan Adel memulai karir panjangnya yang berdarah pada tahun 1981, ketika ia dicurigai terlibat dalam pembunuhan oleh tentara Islam Presiden Mesir Anwar al-Sadat selama militer. parade di Kairo yang disiarkan di televisi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More