Prancis Tetap Tak Jelas Soal Kemungkinan Penarikan Pasukannya dari Niger

Kamis, 17 Agustus 2023 - 12:19 WIB
Tentara Prancis dari Grup Taktis Gurun Belleface (GTD) menggunakan anjing pelacak untuk memeriksa bahan peledak selama operasi kontrol area di wilayah Gourma sebagai bagian dari Operasi Barkhane di Ndaki, Mali. Foto/REUTERS/Benoit Tessier
PARIS - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Prancis mengomentari laporan media tentang pasukan negara yang diduga dipindahkan dari Niger ke negara tetangga Chad.

Paris mengatakan pada Rabu (16/8/2023) bahwa tentara Prancis masih dikerahkan di Niger tetapi tidak berkomentar mengenai kemungkinan penarikan mereka di masa mendatang.

Sebelumnya pada Agustus, para pemimpin militer Niger menuntut pasukan Prancis meninggalkan negara itu pada awal September.



Pekan lalu, media melaporkan komandan pasukan Prancis di Niger memberi tahu kepala staf umum pimpinan militer Niger tentang niat Paris memindahkan "hampir 40 tentara" dari Niger ke Chad.

“Pasukan Prancis, yang hadir di Niger, sama seperti yang lain, ada di sana atas permintaan otoritas sah negara itu, berdasarkan perjanjian yang ditandatangani dengan otoritas sah untuk membantu memerangi terorisme. Kami telah menangguhkan kerja sama militer kami, serta interaksi sipil sejak (pengambilalihan militer)," papar kementerian itu dalam tanggapan tertulis atas pertanyaan apakah pasukan Prancis ditarik dari Niger.

"Kami hanya mengakui keputusan otoritas Nigeria yang sah," ungkap Kemlu Prancis.



Pada saat yang sama, Paris tidak berkomentar mengenai kemungkinan penarikan pasukan Prancis dari Niger ke pangkalan udara di Chad di masa mendatang.

Sebanyak 1.500 tentara Prancis saat ini dikerahkan di Niger dan 1.000 orang dikerahkan di Chad setelah mereka dipaksa mundur dari Burkina Faso dan Mali, menyusul kudeta di negara-negara tersebut.

Pengambilalihan militer berlangsung di Niger pada 26 Juli, dengan Presiden Nigeria Mohamed Bazoum digulingkan dan ditahan oleh pengawalnya sendiri, dipimpin Jenderal Abdourahamane Tchiani.

Sebagian besar negara Barat serta Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengutuk peralihan kekuasaan tersebut. Pada awal Agustus, ECOWAS mengadopsi rencana intervensi militer potensial di Niger.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More