Pasukan Khusus Chechnya Disebar di Kota Nuklir Ukraina yang Direbut Rusia
Rabu, 09 Agustus 2023 - 19:25 WIB
ENERHODAR - Pasukan khusus militer Chechnya telah disebar di kota nuklir Enerhodar, wilayah Ukraina yang telah direbut Rusia.
Keberadaan unit militer khusus yang dikenal sebagai Pasukan Akhmat itu menjalankan misi sebagai "pasukan polisi".
Pengerahan Pasukan Akhmat itu diungkap Al Jazeera dalam laporannya pada Rabu (9/8/2023), yang telah mewawancarai para insinyur yang melarikan diri dari kota nuklir dan para penduduk setempat yang tersisa.
Pasukan Rusia merebut Enerhodar, yang menampung Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia—PLTN terbesar di Eropa—, pada hari-hari awal invasi Februari 2022.
Al Jazeera melaporkan bahwa Pasukan Akhmat, sebuah unit elite yang setia kepada pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, menjalankan fungsi polisi di Enerhodar dalam shift selama berminggu-minggu, berpatroli di kota dengan SUV "Patriot" UAZ buatan Rusia.
Menurut laporan tersebut, pasukan khusus Chechnya, yang merupakan seperlima dari pasukan pendudukan Rusia di Enerhodar, menikmati "status yang lebih tinggi" dan "tidak bergaul secara profesional atau sosial" dengan pasukan Rusia lainnya.
"Orang-orang Chechnya selalu sendirian, mereka elite, kasta yang lebih tinggi," kata salah satu dari dua insinyur Ukraina, yang melarikan diri dari Enerhodar pada akhir Mei, kepada Al Jazeera. Para insinyur itu berbicara dalam kondisi anonim
Pasukan Akhmat dilaporkan menggeledah smartphone warga untuk melihat apakah mereka telah memberikan sumbangan kepada militer Ukraina, bertanya tentang kerabat yang bertugas di angkatan bersenjata Ukraina, dan memeriksa mobil serta memeriksa kewarganegaraan mereka.
“Jika seseorang memiliki paspor Rusia, semuanya baik-baik saja, kerja bagus, terima kasih, sampai jumpa. Jika paspornya Ukraina—semuanya harus berbalik ke rumah penduduk," kata salah satu insinyur tersebut.
Al Jazeera mencatat bahwa pasukan Akhmat tampaknya tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan di PLTN Zaporizhzhia atau penyiksaan warga Enerhodar.
Menurut para insinyur yang melarikan diri, penyiksaan dan interogasi di Enerhodar “sebagian besar” dilakukan oleh agen Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia, petugas Garda Nasional asal Slavia, dan petugas polisi kolaborator.
Penduduk Enerhodar yang tersisa, diperkirakan kurang dari setengah dari populasi sebelum perang yang berjumlah 51.000 orang, dengan mengejek menyebut Akhmat "Teh Ahmad" mengacu pada merek teh Inggris yang populer di dunia berbahasa Rusia.
Pasukan Akhmat, lanjut laporan Al Jazeera, telah dikerahkan di Enerhodar setidaknya sejak Januari. Laporan ini mengutip video terverifikasi yang diperoleh dari badan penegak hukum Ukraina dan laporan media pemerintah yang menampilkan pasukan tersebut.
Setidaknya satu tentara Akhmat—seorang anggota etnis non-Chechnya yang langka—diduga terlibat dalam pemukulan dan pengebirian seorang tentara Ukraina tahun lalu. Namun, dia membantah terlibat.
Keberadaan unit militer khusus yang dikenal sebagai Pasukan Akhmat itu menjalankan misi sebagai "pasukan polisi".
Pengerahan Pasukan Akhmat itu diungkap Al Jazeera dalam laporannya pada Rabu (9/8/2023), yang telah mewawancarai para insinyur yang melarikan diri dari kota nuklir dan para penduduk setempat yang tersisa.
Pasukan Rusia merebut Enerhodar, yang menampung Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia—PLTN terbesar di Eropa—, pada hari-hari awal invasi Februari 2022.
Al Jazeera melaporkan bahwa Pasukan Akhmat, sebuah unit elite yang setia kepada pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, menjalankan fungsi polisi di Enerhodar dalam shift selama berminggu-minggu, berpatroli di kota dengan SUV "Patriot" UAZ buatan Rusia.
Menurut laporan tersebut, pasukan khusus Chechnya, yang merupakan seperlima dari pasukan pendudukan Rusia di Enerhodar, menikmati "status yang lebih tinggi" dan "tidak bergaul secara profesional atau sosial" dengan pasukan Rusia lainnya.
"Orang-orang Chechnya selalu sendirian, mereka elite, kasta yang lebih tinggi," kata salah satu dari dua insinyur Ukraina, yang melarikan diri dari Enerhodar pada akhir Mei, kepada Al Jazeera. Para insinyur itu berbicara dalam kondisi anonim
Pasukan Akhmat dilaporkan menggeledah smartphone warga untuk melihat apakah mereka telah memberikan sumbangan kepada militer Ukraina, bertanya tentang kerabat yang bertugas di angkatan bersenjata Ukraina, dan memeriksa mobil serta memeriksa kewarganegaraan mereka.
“Jika seseorang memiliki paspor Rusia, semuanya baik-baik saja, kerja bagus, terima kasih, sampai jumpa. Jika paspornya Ukraina—semuanya harus berbalik ke rumah penduduk," kata salah satu insinyur tersebut.
Al Jazeera mencatat bahwa pasukan Akhmat tampaknya tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan di PLTN Zaporizhzhia atau penyiksaan warga Enerhodar.
Menurut para insinyur yang melarikan diri, penyiksaan dan interogasi di Enerhodar “sebagian besar” dilakukan oleh agen Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia, petugas Garda Nasional asal Slavia, dan petugas polisi kolaborator.
Penduduk Enerhodar yang tersisa, diperkirakan kurang dari setengah dari populasi sebelum perang yang berjumlah 51.000 orang, dengan mengejek menyebut Akhmat "Teh Ahmad" mengacu pada merek teh Inggris yang populer di dunia berbahasa Rusia.
Pasukan Akhmat, lanjut laporan Al Jazeera, telah dikerahkan di Enerhodar setidaknya sejak Januari. Laporan ini mengutip video terverifikasi yang diperoleh dari badan penegak hukum Ukraina dan laporan media pemerintah yang menampilkan pasukan tersebut.
Setidaknya satu tentara Akhmat—seorang anggota etnis non-Chechnya yang langka—diduga terlibat dalam pemukulan dan pengebirian seorang tentara Ukraina tahun lalu. Namun, dia membantah terlibat.
(mas)
tulis komentar anda