4 Model Penyiksaan Tentara Rusia kepada Tahanan Ukraina

Rabu, 02 Agustus 2023 - 19:25 WIB
Pada bulan Juni, jaksa Ukraina mengajukan kasus pertama mereka atas dugaan deportasi puluhan anak yatim piatu dari Kherson, menuntut seorang politisi Rusia dan dua tersangka kolaborator Ukraina dengan kejahatan perang. Mereka tidak segera memberikan komentar atas temuan terbaru tentang penyiksaan.

2. Kejutan Listrik

Reuters melaporkan pada bulan Januari tentang skala dugaan penyiksaan di Kherson. Otoritas Ukraina mengatakan pada saat itu sekitar 200 orang diduga ditahan secara ilegal. Para penyintas mengatakan kepada Reuters tentang taktik, termasuk kejutan listrik.

Saat itu, Kremlin dan Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi pertanyaan Reuters, termasuk tentang dugaan penyiksaan dan penahanan yang melanggar hukum.

"Skala sebenarnya dari kejahatan perang Rusia masih belum diketahui," kata Anna Mykytenko, penasihat hukum senior di Kepatuhan Hak Global, tentang temuan terbaru tentang penyiksaan.

"Tapi yang bisa kami katakan dengan pasti adalah bahwa konsekuensi psikologis dari kejahatan kejam ini terhadap orang Ukraina akan tertanam dalam pikiran mereka selama bertahun-tahun yang akan datang."

3. Memutilasi Kelamin

Setidaknya 36 korban yang diwawancarai oleh jaksa menyebutkan penggunaan sengatan listrik selama interogasi, serta ancaman mutilasi alat kelamin.

Tahanan yang kemungkinan besar mengalami penyiksaan adalah personel militer, demikian temuannya, tetapi juga penegak hukum, relawan, aktivis, tokoh masyarakat, pekerja medis, dan guru.

4. Mati Lemas

Teknik penyiksaan yang paling umum digunakan adalah mati lemas karena pemukulan parah.

Namun demikian, Reuters tidak dapat memverifikasi tuduhan tersebut.

Secara keseluruhan, bukti dari para tahananyang dibebaskan. "Itu menunjukkan bahwa rencana Putin untuk menghilangkan identitas Ukraina mencakup serangkaian kejahatan yang membangkitkan genosida", kata Pengacara Inggris Wayne Jordash, yang memimpin tim tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More