PM Swedia Khawatir Keamanan Memburuk jika Pembakaran Alquran Terus Berlanjut
Sabtu, 29 Juli 2023 - 14:26 WIB
STOCKHOLM - Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson "sangat khawatir" tentang konsekuensi jika lebih banyak demonstrasi berlanjut yang menodai Alquran. Itu di tengah meningkatnya kemarahan umat Islam atas serangkaian serangan terhadap kitab suci Alquran.
Serangan terhadap Alquran di Swedia dan Denmark telah menyinggung banyak negara Muslim termasuk Turki, yang mendukung Swedia perlu bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, tujuan Stockholm menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Kristersson mengatakan kepada kantor berita Swedia TT bahwa permintaan lebih lanjut telah diajukan kepada polisi untuk izin mengadakan protes di mana penodaan Alquran kembali direncanakan.
"Jika mereka dikabulkan, kita akan menghadapi beberapa hari di mana ada risiko yang jelas akan terjadi sesuatu yang serius. Saya sangat khawatir tentang apa yang bisa terjadi," katanya.
Kedutaan Swedia di Baghdad diserbu dan dibakar pada 20 Juli oleh pengunjuk rasa yang marah dengan rencana pembakaran Alquran.
Kristersson mengatakan keputusan apakah akan memberikan izin untuk demonstrasi itu ada di tangan polisi.
Dinas keamanan Swedia, SAPO, mempertahankan penilaian tingkat ancaman pada 3 dari skala 5, menandakan "ancaman yang meningkat" selama krisis, tetapi pimpinannya mengatakan telah terjadi reaksi keras terhadap kejadian baru-baru ini.
"Swedia telah berubah dari dilihat sebagai negara toleran menjadi negara anti-Islam," kata Charlotte von Essen kepada wartawan, Kamis.
Serangan terhadap Alquran di Swedia dan Denmark telah menyinggung banyak negara Muslim termasuk Turki, yang mendukung Swedia perlu bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, tujuan Stockholm menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Kristersson mengatakan kepada kantor berita Swedia TT bahwa permintaan lebih lanjut telah diajukan kepada polisi untuk izin mengadakan protes di mana penodaan Alquran kembali direncanakan.
"Jika mereka dikabulkan, kita akan menghadapi beberapa hari di mana ada risiko yang jelas akan terjadi sesuatu yang serius. Saya sangat khawatir tentang apa yang bisa terjadi," katanya.
Kedutaan Swedia di Baghdad diserbu dan dibakar pada 20 Juli oleh pengunjuk rasa yang marah dengan rencana pembakaran Alquran.
Kristersson mengatakan keputusan apakah akan memberikan izin untuk demonstrasi itu ada di tangan polisi.
Dinas keamanan Swedia, SAPO, mempertahankan penilaian tingkat ancaman pada 3 dari skala 5, menandakan "ancaman yang meningkat" selama krisis, tetapi pimpinannya mengatakan telah terjadi reaksi keras terhadap kejadian baru-baru ini.
"Swedia telah berubah dari dilihat sebagai negara toleran menjadi negara anti-Islam," kata Charlotte von Essen kepada wartawan, Kamis.
tulis komentar anda