Sejarah Partai Komunis China yang Tumbuh Bersama Komunis Uni Soviet
Rabu, 26 Juli 2023 - 15:32 WIB
BEIJING - Partai Komunis China (PKC) merupakan satu-satunya partai yang berkuasa di Republik Rakyat China (RRC). PKC kemudian membawahi delapan partai kecil yang bersama-sama membentuk front persatuan.
Sebelum menjadi partai penguasa di daratan China, PKC telah mengalami serangkaian peristiwa bersejarah pada awal pembentukannya.
Termasuk ketika partai ini beradu kekuatan dengan Partai Nasionalis atau Kuomintang. Berikut sejarahnya.
Partai Komunis China sendiri didirikan oleh Chen Duxio dan Li Dazhao pada tahun 1921. Selama periode awalnya, ideologi, organisasi dan taktik PKC masih ditentukan oleh Komunis Internasional di Moskow, gerakan yang didirikan Vladimir Lenin untuk memandu gerakan komunis di seluruh dunia.
Dikutip dari laman Alpha History, dalam tiga tahun pertamanya, PKC masih lemah dan tidak efektif terutama karena anggotanya masih sedikit, 59 anggota Juli 1921 dan hanya bertambah sekitar 300 orang setahun kemudian.
Untuk menambah anggota barunya, mereka mendukung misi politik reunifikasi Guomindang. Sejumlah kader PKC menyusup Partai Nasionalis yang kala itu masih besar dan merekrut anggota baru di partai tersebut. Strategi mereka pun berhasil dan PKC mulai berkembang pesat.
Merasa lawan politiknya mulai menguat, Partai Nasionalis pun mulai memerangi PKC dalam misi penguasaan daratan China.
Diketahui keduanya mengalami perang saudara yang berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 1927 hingga 1949.
Dalam perang tersebut kedua pihak telah dipengaruhi oleh campur tangan dari negara asing. Amerika Serikat yang mendukung Partai Nasionalis dengan bantuan militer dan ekonomi, sedangkan Uni Soviet juga mendukung PKC dengan persenjataan militer lengkap dan bahan baku militer lainnya.
Pemimpin Partai Nasionalis saat terjadi perang saudara adalah Chiang Kai-shek, yang merupakan pengganti Sun Yat-sen sebagai presiden Republik China.
Ia menentang kerjasama dengan Partai Komunis dan melakukan pembersihan terhadap anggota-anggota komunis sejak tahun 1927.
Sementara pemimpin Partai Komunis saat terjadi perang saudara adalah Mao Zedong, yang merupakan pendiri Republik Rakyat China.
Ia memimpin pasukan komunis dalam Perang Tiga Tahap melawan Nasionalis, yaitu Perlawanan Strategis, Perjuangan Strategis, dan Serangan Strategis.
Pada tanggal 1 Oktober 1949, pemimpin Komunis China Mao Zedong mendeklarasikan pembentukan Republik Rakyat China (RRC).
Pengumuman tersebut mengakhiri perang saudara berskala penuh yang memakan biaya besar antara Partai Komunis China (PKC) dan Partai Nasionalis sejak tahun 1927-an.
Sejak saat itu, China telah dipimpin dan dikuasai oleh presiden yang berasal dari Partai Komunis China. Sebut saja seperti, Mao Zedong, Liu Shaoqi, Dong Biwu hingga yang terakhir adalah Xi Jinping.
Sebelum menjadi partai penguasa di daratan China, PKC telah mengalami serangkaian peristiwa bersejarah pada awal pembentukannya.
Termasuk ketika partai ini beradu kekuatan dengan Partai Nasionalis atau Kuomintang. Berikut sejarahnya.
Sejarah Berdirinya Partai Komunis China
Partai Komunis China sendiri didirikan oleh Chen Duxio dan Li Dazhao pada tahun 1921. Selama periode awalnya, ideologi, organisasi dan taktik PKC masih ditentukan oleh Komunis Internasional di Moskow, gerakan yang didirikan Vladimir Lenin untuk memandu gerakan komunis di seluruh dunia.
Dikutip dari laman Alpha History, dalam tiga tahun pertamanya, PKC masih lemah dan tidak efektif terutama karena anggotanya masih sedikit, 59 anggota Juli 1921 dan hanya bertambah sekitar 300 orang setahun kemudian.
Untuk menambah anggota barunya, mereka mendukung misi politik reunifikasi Guomindang. Sejumlah kader PKC menyusup Partai Nasionalis yang kala itu masih besar dan merekrut anggota baru di partai tersebut. Strategi mereka pun berhasil dan PKC mulai berkembang pesat.
Merasa lawan politiknya mulai menguat, Partai Nasionalis pun mulai memerangi PKC dalam misi penguasaan daratan China.
Diketahui keduanya mengalami perang saudara yang berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 1927 hingga 1949.
Dalam perang tersebut kedua pihak telah dipengaruhi oleh campur tangan dari negara asing. Amerika Serikat yang mendukung Partai Nasionalis dengan bantuan militer dan ekonomi, sedangkan Uni Soviet juga mendukung PKC dengan persenjataan militer lengkap dan bahan baku militer lainnya.
Pemimpin Partai Nasionalis saat terjadi perang saudara adalah Chiang Kai-shek, yang merupakan pengganti Sun Yat-sen sebagai presiden Republik China.
Ia menentang kerjasama dengan Partai Komunis dan melakukan pembersihan terhadap anggota-anggota komunis sejak tahun 1927.
Sementara pemimpin Partai Komunis saat terjadi perang saudara adalah Mao Zedong, yang merupakan pendiri Republik Rakyat China.
Ia memimpin pasukan komunis dalam Perang Tiga Tahap melawan Nasionalis, yaitu Perlawanan Strategis, Perjuangan Strategis, dan Serangan Strategis.
Pada tanggal 1 Oktober 1949, pemimpin Komunis China Mao Zedong mendeklarasikan pembentukan Republik Rakyat China (RRC).
Pengumuman tersebut mengakhiri perang saudara berskala penuh yang memakan biaya besar antara Partai Komunis China (PKC) dan Partai Nasionalis sejak tahun 1927-an.
Sejak saat itu, China telah dipimpin dan dikuasai oleh presiden yang berasal dari Partai Komunis China. Sebut saja seperti, Mao Zedong, Liu Shaoqi, Dong Biwu hingga yang terakhir adalah Xi Jinping.
(sya)
tulis komentar anda