62.000 Tentara Bayaran Wagner Tewas di Medan Perang Ukraina selama 1 Tahun

Jum'at, 21 Juli 2023 - 22:26 WIB
Ribuan tentara bayaran Wagner tewas di medan perang di Ukraina. Foto/Reuters
MOSKOW - Kelompok tentara bayaran Wagner mengalami kemunduran yang besar dalam keterlibatannya dalam peperangan di Ukraina. Seorang petinggi Wagner mengklaim bahwa 28% dari pasukan Grup Wagner yang dikirim ke Ukraina tewas.

Penghitungan mengatakan bahwa dari 78.000 pejuang, 22.000 tewas dengan 40.000 lainnya terluka. Padahal, kelompok itu adalah kunci invasi Rusia ke Ukraina, tetapi sekarang dihukum oleh Kremlin.

"Grup Wagner menderita kerugian besar ketika berperang di Ukraina, termasuk 28% dari pasukannya tewas," ungkap seorang petinggi Wagner, yang diidentifikasi sebagai Marx. Dia menegaskan, bahwa 78.000 pejuang pergi ke Ukraina dengan kelompok tentara bayaran, dan 22.000 tewas. Itu dilaporkan saluran Telegram Razgruzka Vagnera.



Melansir Insider, data tersebut dikatakan akurat pada 20 Mei.

Berita dari Wagner sering muncul dari tempat-tempat aneh di media Rusia, termasuk di masa lalu dari perusahaan media milik Yevgeny Prigozhin. Razgruzka Vagnrea (bahasa Rusia untuk "membongkar Wagner") berafiliasi dengan komando tinggi Wagner, The Moscow Times melaporkan, dan telah menjadi sumber berita tentang grup tersebut sebelumnya.

Laporan media tersebut menunjukkan 22.000 orang tewas, 40.000 lainnya terluka, dan 25.000 lainnya tetap hidup dan sehat. Itu berarti Grup Wagner memiliki total 62.000 korban, menurut angka resmi. Ini berarti 28% pasukan Wagner tewas dan 51% lainnya luka-luka.

Wagner mengirim ribuan tentara bayaran dan orang-orang yang direkrutnya dari penjara ke dalam invasi Rusia ke Ukraina. Marx mengatakan mayoritas pejuang Wagner di Ukraina atau sekitar 49.000 adalah mantan narapidana.

Tahanan dijanjikan pengampunan dengan imbalan enam bulan pelayanan di Ukraina.

Taktik brutal kelompok itu membantu Rusia di Ukraina, terutama dalam merebut kota Bakhmut. Tetapi pemimpinnya Yevgeny Prigozhin berulang kali berseteru dengan para pemimpin militer Rusia, menuduh mereka mencoba menghancurkan kelompoknya dengan tidak memberikan cukup amunisi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More