Angkatan Darat AS Ungkap Nasib Terbaru Tentaranya yang Membelot ke Korea Utara
Kamis, 20 Juli 2023 - 12:43 WIB
WASHINGTON - Travis King dianggap sebagai tentara Amerika Serikat (AS) pertama yang membelot ke Korea Utara sejak 1982.
Pada 1982, tentara Angkatan Darat AS Joseph White dengan hati-hati melintasi Zona Demiliterisasi sambil dilaporkan meminta bantuan dalam bahasa Korea dan berteriak bahwa dia "datang".
Laporan internal Angkatan Darat AS tentang tentara nakal yang berlari ke Korea Utara telah mengungkapkan apa yang menyebabkan keputusan King melintasi Zona Demiliterisasi itu.
Militer AS menduga tindakan tersebut mungkin telah direncanakan selama berbulan-bulan.
King, seorang pengintai kavaleri yang bergabung dengan Angkatan Darat AS pada Januari 2021, telah ditahan di penjara di Korea Selatan selama hampir dua bulan karena tuduhan penyerangan.
Dia juga didenda hampir USD4.000 karena diduga menyebabkan kerusakan publik karena menendang mobil polisi serta tidak kooperatif selama penangkapannya.
“(King) ditempatkan dalam kurungan praperadilan dan kemudian fasilitas penjara (Perjanjian Status Pasukan) Korea. King menjalani 50 hari kerja paksa di fasilitas Korea sebelum dibebaskan pada 10 Juli 2023,” ungkap laporan itu, yang dibagikan secara eksklusif oleh The Messenger News.
Kemudian pada Mei, menurut laporan tersebut, King memesan dua tur berbeda ke zona demiliterisasi populer antara Korea Utara dan Selatan, sebelum penahanannya selama 50 hari.
Pada 1982, tentara Angkatan Darat AS Joseph White dengan hati-hati melintasi Zona Demiliterisasi sambil dilaporkan meminta bantuan dalam bahasa Korea dan berteriak bahwa dia "datang".
Laporan internal Angkatan Darat AS tentang tentara nakal yang berlari ke Korea Utara telah mengungkapkan apa yang menyebabkan keputusan King melintasi Zona Demiliterisasi itu.
Militer AS menduga tindakan tersebut mungkin telah direncanakan selama berbulan-bulan.
King, seorang pengintai kavaleri yang bergabung dengan Angkatan Darat AS pada Januari 2021, telah ditahan di penjara di Korea Selatan selama hampir dua bulan karena tuduhan penyerangan.
Dia juga didenda hampir USD4.000 karena diduga menyebabkan kerusakan publik karena menendang mobil polisi serta tidak kooperatif selama penangkapannya.
“(King) ditempatkan dalam kurungan praperadilan dan kemudian fasilitas penjara (Perjanjian Status Pasukan) Korea. King menjalani 50 hari kerja paksa di fasilitas Korea sebelum dibebaskan pada 10 Juli 2023,” ungkap laporan itu, yang dibagikan secara eksklusif oleh The Messenger News.
Kemudian pada Mei, menurut laporan tersebut, King memesan dua tur berbeda ke zona demiliterisasi populer antara Korea Utara dan Selatan, sebelum penahanannya selama 50 hari.
tulis komentar anda