Pabrik Pfizer di North Carolina Hancur Lebur Dihantam Tornado

Kamis, 20 Juli 2023 - 08:20 WIB
Pabrik Pfizer rusak parah setelah tornado menerjang Rocky Mount, North Carolina, AS, 19 Juli 2023. Foto/ABC Affiliate WTVD/REUTERS.
WASHINGTON - Tornado merusak parah pabrik farmasi besar Pfizer di North Carolina pada Rabu (19/7/2023). Ini merupakan musibah terbaru dari serangkaian peristiwa cuaca ekstrem yang melanda Amerika Serikat (AS) pada hari ketika banjir melanda komunitas di Kentucky dan panas terikmemanggang Phoenix dan Miami.

Perusahaan farmasi Pfizer mengkonfirmasi satu kompleks besar pabrik mereka rusak oleh angin puting beliung yang merobek daerah Rocky Mount. Meski demikian, mereka mengatakan dalam email tidak ada laporan cedera serius di fasilitas tersebut.

“Pabrik Pfizer yang menyimpan obat-obatan dalam jumlah besar hancur oleh badai,” ungkap Sheriff Nash County Sheriff Keith Stone.

Dia menambahkan, “Saya mendapat laporan tentang 50.000 palet obat yang berserakan di seluruh fasilitas dan rusak karena hujan dan angin.”



Pfizer adalah salah satu pemberi kerja terbesar di Nash County, di mana kantor sheriff juga mengonfirmasi kerusakan di beberapa rumah.

Sementara itu, serangan suhu yang membakar dan meningkatnya air banjir terus melanda daerah lain di AS.

Phoenix memecahkan rekor suhu sepanjang masa. Tim penyelamat mengevakuasi orang dari rumah dan kendaraan yang dilanda hujan lebat di Kentucky.

Peramal cuaca mengatakan ada sedikit kelegaan yang terlihat dari hari-hari cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah.



Miami telah mengalami indeks panas 100 derajat Fahrenheit (38 derajat Celcius) atau lebih selama berminggu-minggu, dengan suhu diperkirakan akan naik akhir pekan ini.

Di Kentucky, ahli meteorologi memperingatkan tentang "situasi yang mengancam jiwa" di komunitas Mayfield dan Wingo, yang dilanda banjir bandang dari gelombang badai petir.

Gubernur Kentucky Andy Beshear mengumumkan keadaan darurat pada Rabu untuk membantu masyarakat yang terkena dampak karena lebih banyak badai yang mengancam.



Layanan Cuaca Nasional juga mengeluarkan peringatan banjir bandang dan peringatan di beberapa wilayah negara bagian dekat Kentucky.

Peramal cuaca memperkirakan curah hujan hingga 10 inci (25 sentimeter) dapat turun di Kentucky, Illinois, dan Missouri di daerah tempat pertemuan sungai Ohio dan Mississippi.

Sistem badai diperkirakan akan bergerak Kamis dan Jumat di atas New England, di mana tanah tetap jenuh setelah banjir baru-baru ini.

Di Connecticut, seorang ibu dan putrinya yang berusia 5 tahun meninggal setelah tersapu sungai yang meluap pada Selasa.

Di tenggara Pennsylvania, pencarian dilanjutkan untuk dua anak yang terjebak banjir bandang pada Sabtu malam.

Sementara itu, Phoenix memecahkan rekor sepanjang masa pada Rabu pagi untuk suhu rendah yang hangat pada 97 derajat Fahrenheit (36,1 derajat Celcius).

Kondisi ini meningkatkan ancaman penyakit terkait panas bagi penduduk yang tidak dapat mendinginkan diri dalam semalam.

Rekor sebelumnya adalah 96 derajat Fahrenheit (35,6 derajat Celcius) pada tahun 2003, lapor layanan cuaca.

Kematian terkait panas terus meningkat di Maricopa County, tempat Phoenix berada.

Pejabat kesehatan masyarakat melaporkan pada Rabu bahwa ada enam kematian terkait panas bertambah lagi pekan lalu, sehingga total tahun ini menjadi 18 orang. Panas diduga terkait dalam 69 kematian lainnya yang sedang diselidiki.

Phoenix, kota gurun berpenduduk lebih dari 1,6 juta orang, telah membuat rekor terpisah pada Selasa di antara kota-kota AS dengan menandai 19 hari berturut-turut suhu 110 derajat Fahrenheit (43,3 Celcius) atau lebih.

“Tidak ada kota besar lainnya, yang didefinisikan sebagai 25 kota terpadat di AS, yang memiliki bentangan 110 derajat (43,3 Celcius) hari atau 90 derajat (32,2 Celcius) malam lebih lama dari Phoenix,” ungkap sejarawan cuaca Christopher Burt dari Perusahaan Cuaca.

Pada Selasa, suhu Phoenix mencapai 117 derajat (47,2 Celcius) pada pukul 3 sore. Banyak penduduk terkurung di dalam ruangan, mengubah kota metropolis yang biasanya semarak menjadi kota hantu.

Di seluruh negeri, Miami menandai hari ke-16 berturut-turut dengan indeks panas lebih dari 105 derajat Fahrenheit (40-plus Celcius). Rekor sebelumnya adalah lima hari pada Juni 2019.

"Dan itu hanya terlihat meningkat saat kita menuju bagian akhir pekan ini dan akhir pekan," ujar Cameron Pine, ahli meteorologi Layanan Cuaca Nasional.

Wilayah ini juga mengalami 38 hari berturut-turut dengan ambang indeks panas 100 derajat Fahrenheit (38 Celcius).

"Dan selain itu kita memiliki suhu permukaan laut yang sangat hangat lima sampai tujuh derajat Fahrenheit lebih hangat dari biasanya ... benar-benar tidak ada bantuan langsung yang terlihat," papar Pine.

Perubahan iklim yang disebabkan manusia dan El Nino yang baru terbentuk bergabung untuk memecahkan rekor panas di seluruh dunia, menurut para ilmuwan.

Seluruh dunia telah mendidih hingga mencapai rekor panas pada bulan Juni dan Juli. Hampir setiap hari di bulan ini, suhu rata-rata global lebih hangat daripada hari terpanas tidak resmi yang tercatat sebelum 2023, menurut Climate Reanalyzer dari University of Maine.

Ilmuwan atmosfer mengatakan pemanasan global yang bertanggung jawab atas panas yang tak henti-hentinya di Barat Daya juga membuat curah hujan ekstrem semacam ini menjadi kenyataan yang lebih sering terjadi, karena awan menahan lebih banyak kelembapan saat suhu naik, mengakibatkan badai yang lebih merusak.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More