Pakar Militer: Ukraina Pakai Koridor Biji-bijian untuk Serangan Teror
Rabu, 19 Juli 2023 - 08:01 WIB
Sabotase 17 Juli menjadi serangan kedua Ukraina di jembatan tersebut. Sebelumnya, pada 8 Oktober 2022, penyabot Ukraina meledakkan satu truk di jembatan dan menyebabkan tujuh tangki bahan bakar kereta barang terbakar dan dua bentang mobil sebagian runtuh, menewaskan tiga warga sipil. Kiev mengakui keterlibatannya dalam kedua serangan teroris tersebut.
Selain itu, sebagian dari serangan yang dilakukan drone Ukraina terhadap semenanjung itu dilakukan dari wilayah koridor aman Laut Hitam, menurut Boris Rozhin, pakar militer di Pusat Jurnalisme Militer-Politik, lembaga think tank urusan militer Rusia yang independen.
"Sebagian dari serangan drone dilakukan dari zona yang dilalui koridor biji-bijian, yaitu digunakan sebagai penutup," papar Rozhin kepada Sputnik.
“Kapal-kapal yang berlayar kesana juga digunakan sebagai pelindung. Oleh karena itu, tentunya pada awalnya terlihat jelas musuh akan menggunakan koridor biji-bijian khusus untuk keperluan militer,” ungkap dia.
Dia menekankan, “Serangan terhadap Sevastopol dan serangan lainnya berasal dari zona koridor biji-bijian atau melewati zona koridor hijau, terutama serangan yang datang dari Izmail atau dari wilayah Odessa. Artinya, mereka entah bagaimana melewati wilayah koridor biji-bijian."
Setelah membekukan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, Moskow menyoroti pihaknya siap melanjutkannya jika Barat mengimplementasikan bagiannya dari perjanjian tersebut, dengan Ukraina menghentikan kegiatan terorisnya di wilayah tersebut.
Sampai saat ini, Rusia diperkirakan akan meningkatkan keamanannya di Laut Hitam.
Sementara itu, Ukraina telah mengabaikan proposal Moskow dan mengisyaratkan ingin terus mengirimkan biji-bijiannya terlepas dari penangguhan kesepakatan oleh Rusia.
Menurut Litovkin, Rusia memiliki sejumlah kemungkinan opsi untuk memastikan keamanannya: Pertama, Moskow dapat menyatakan bagian barat laut Laut Hitam sebagai zona pertempuran.
"Dan (militer Rusia) tidak akan membiarkan satu kapal pun pergi ke sana, tidak satu kapal pun, tidak hanya kapal perang, tetapi juga kapal sipil," ungkap pensiunan kolonel itu.
Selain itu, sebagian dari serangan yang dilakukan drone Ukraina terhadap semenanjung itu dilakukan dari wilayah koridor aman Laut Hitam, menurut Boris Rozhin, pakar militer di Pusat Jurnalisme Militer-Politik, lembaga think tank urusan militer Rusia yang independen.
"Sebagian dari serangan drone dilakukan dari zona yang dilalui koridor biji-bijian, yaitu digunakan sebagai penutup," papar Rozhin kepada Sputnik.
“Kapal-kapal yang berlayar kesana juga digunakan sebagai pelindung. Oleh karena itu, tentunya pada awalnya terlihat jelas musuh akan menggunakan koridor biji-bijian khusus untuk keperluan militer,” ungkap dia.
Dia menekankan, “Serangan terhadap Sevastopol dan serangan lainnya berasal dari zona koridor biji-bijian atau melewati zona koridor hijau, terutama serangan yang datang dari Izmail atau dari wilayah Odessa. Artinya, mereka entah bagaimana melewati wilayah koridor biji-bijian."
Setelah membekukan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, Moskow menyoroti pihaknya siap melanjutkannya jika Barat mengimplementasikan bagiannya dari perjanjian tersebut, dengan Ukraina menghentikan kegiatan terorisnya di wilayah tersebut.
Sampai saat ini, Rusia diperkirakan akan meningkatkan keamanannya di Laut Hitam.
Sementara itu, Ukraina telah mengabaikan proposal Moskow dan mengisyaratkan ingin terus mengirimkan biji-bijiannya terlepas dari penangguhan kesepakatan oleh Rusia.
Menurut Litovkin, Rusia memiliki sejumlah kemungkinan opsi untuk memastikan keamanannya: Pertama, Moskow dapat menyatakan bagian barat laut Laut Hitam sebagai zona pertempuran.
"Dan (militer Rusia) tidak akan membiarkan satu kapal pun pergi ke sana, tidak satu kapal pun, tidak hanya kapal perang, tetapi juga kapal sipil," ungkap pensiunan kolonel itu.
tulis komentar anda