Takut Perang Habis-habisan dengan Rusia, Jerman Cegah Ukraina Gabung NATO
Senin, 10 Juli 2023 - 07:27 WIB
BERLIN - Jerman sedang berupaya mati-matian untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO. Belin takut bergabungnya Kyiv akan menyeret aliansi tersebut berperang habis-habisan dengan Rusia.
Sumber NATO mengatakan Berlin akan menggunakan KTT NATO tahunan di Vilnius, Lithuania pekan ini untuk mendesak pihak lain untuk fokus pada jaminan keamanan, daripada proposal keanggotaan, untuk membantu Ukraina mempertahankan diri tanpa adanya aksesi.
“Berlin tidak setuju dengan prospek menawarkan keanggotaan langsung,” kata sumber itu kepada The Telegraph, yang dilansir Senin (10/7/2023). “Ia menginginkan proses dan waktu untuk mengembangkan jaminan yang pada dasarnya memblokir keanggotaan.”
“Berlin tidak ingin melihat [Presiden Rusia] Vladimir Putin berpotensi menguji Pasal 5," lanjut sumber NATO tersebut.
Di bawah klausul Pasal 5 aliansi NATO, setiap negara anggota yang diserang oleh agresor eksternal memiliki hak untuk meminta intervensi militer dari sekutu lainnya.
Tampak menggemakan kekhawatiran Jerman, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia ingin menghindari situasi; "Di mana kita semua berperang, kita berperang dengan Rusia."
Biden menambahkan bahwa Ukraina belum siap untuk menjadi anggota NATO, dan itu akan memakan waktu cukup lama.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berkata: “Kami tidak berusaha untuk memulai Perang Dunia III. Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO keluar dari KTT ini.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara bertahap meningkatkan kampanyenya agar Ukraina bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi tahun lalu, berusaha untuk membuat jarak yang tegas antara negaranya dan Moskow.
Pemimpin masa perang itu telah meminta 31 negara anggota NATO untuk mengambil langkah konkret menuju keanggotaan Ukraina sehingga negaranya dapat dengan cepat bergabung dengan aliansi transatlantik setelah perang.
Jerman dan Amerika Serikat secara pribadi memperingatkan langkah itu dapat meningkatkan konflik saat ini menjadi perang aktif antara NATO dan Rusia.
Putin sering mengeklaim bahwa ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia selama dua dekade terakhir merupakan faktor kunci dalam keputusannya untuk menginvasi Ukraina.
Presiden Rusia sejak itu mengancam penggunaan senjata nuklir dalam perang, memicu kekhawatiran eskalasi di negara-negara Barat.
AS, Inggris, dan Uni Eropa saat ini sedang menyusun serangkaian penawaran keamanan bilateral yang mereka harap akan membantu mempertahankan Kyiv jika tidak ada aksesi ke NATO.
Tetapi para pemimpin Eropa Timur, seperti Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, berpendapat Ukraina harus ditawari peta jalan untuk aksesi pada pertemuan puncak NATO pada Selasa dan Rabu.
Namun Biden berkata: “Saya tidak berpikir ada kebulatan suara di NATO tentang apakah akan membawa Ukraina ke dalam keluarga NATO atau tidak sekarang, pada saat ini, di tengah perang."
"Jika perang sedang terjadi maka kita semua berperang, kita berperang dengan Rusia, itulah masalahnya," katanya.
Dia mengatakan "jalur rasional" harus ditata agar Ukraina memenuhi kualifikasi keanggotaan, termasuk demokratisasi dan berbagai masalah lainnya.
Biden melanjutkan bahwa dia telah berbicara panjang lebar dengan Zelensky tentang hal ini dan AS, sementara itu, siap untuk memberikan jaminan keamanan seperti yang diberikan untuk Israel.
"Jadi saya pikir kita bisa menyelesaikannya, tapi saya pikir terlalu dini untuk meminta pemungutan suara sekarang," paparnya merujuk pada pemungutan suara seluruh anggota NATO untuk pengajuan keanggotaan oleh Ukraina.
Sumber NATO mengatakan Berlin akan menggunakan KTT NATO tahunan di Vilnius, Lithuania pekan ini untuk mendesak pihak lain untuk fokus pada jaminan keamanan, daripada proposal keanggotaan, untuk membantu Ukraina mempertahankan diri tanpa adanya aksesi.
“Berlin tidak setuju dengan prospek menawarkan keanggotaan langsung,” kata sumber itu kepada The Telegraph, yang dilansir Senin (10/7/2023). “Ia menginginkan proses dan waktu untuk mengembangkan jaminan yang pada dasarnya memblokir keanggotaan.”
Baca Juga
“Berlin tidak ingin melihat [Presiden Rusia] Vladimir Putin berpotensi menguji Pasal 5," lanjut sumber NATO tersebut.
Di bawah klausul Pasal 5 aliansi NATO, setiap negara anggota yang diserang oleh agresor eksternal memiliki hak untuk meminta intervensi militer dari sekutu lainnya.
Tampak menggemakan kekhawatiran Jerman, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia ingin menghindari situasi; "Di mana kita semua berperang, kita berperang dengan Rusia."
Biden menambahkan bahwa Ukraina belum siap untuk menjadi anggota NATO, dan itu akan memakan waktu cukup lama.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berkata: “Kami tidak berusaha untuk memulai Perang Dunia III. Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO keluar dari KTT ini.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara bertahap meningkatkan kampanyenya agar Ukraina bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi tahun lalu, berusaha untuk membuat jarak yang tegas antara negaranya dan Moskow.
Pemimpin masa perang itu telah meminta 31 negara anggota NATO untuk mengambil langkah konkret menuju keanggotaan Ukraina sehingga negaranya dapat dengan cepat bergabung dengan aliansi transatlantik setelah perang.
Jerman dan Amerika Serikat secara pribadi memperingatkan langkah itu dapat meningkatkan konflik saat ini menjadi perang aktif antara NATO dan Rusia.
Putin sering mengeklaim bahwa ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia selama dua dekade terakhir merupakan faktor kunci dalam keputusannya untuk menginvasi Ukraina.
Presiden Rusia sejak itu mengancam penggunaan senjata nuklir dalam perang, memicu kekhawatiran eskalasi di negara-negara Barat.
AS, Inggris, dan Uni Eropa saat ini sedang menyusun serangkaian penawaran keamanan bilateral yang mereka harap akan membantu mempertahankan Kyiv jika tidak ada aksesi ke NATO.
Tetapi para pemimpin Eropa Timur, seperti Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, berpendapat Ukraina harus ditawari peta jalan untuk aksesi pada pertemuan puncak NATO pada Selasa dan Rabu.
Namun Biden berkata: “Saya tidak berpikir ada kebulatan suara di NATO tentang apakah akan membawa Ukraina ke dalam keluarga NATO atau tidak sekarang, pada saat ini, di tengah perang."
"Jika perang sedang terjadi maka kita semua berperang, kita berperang dengan Rusia, itulah masalahnya," katanya.
Dia mengatakan "jalur rasional" harus ditata agar Ukraina memenuhi kualifikasi keanggotaan, termasuk demokratisasi dan berbagai masalah lainnya.
Biden melanjutkan bahwa dia telah berbicara panjang lebar dengan Zelensky tentang hal ini dan AS, sementara itu, siap untuk memberikan jaminan keamanan seperti yang diberikan untuk Israel.
"Jadi saya pikir kita bisa menyelesaikannya, tapi saya pikir terlalu dini untuk meminta pemungutan suara sekarang," paparnya merujuk pada pemungutan suara seluruh anggota NATO untuk pengajuan keanggotaan oleh Ukraina.
(mas)
tulis komentar anda