Meninggalkan Afghanistan demi Masa Depan, Mantan Penerjemah Tentara Justru Tewas Ditembak di AS
Sabtu, 08 Juli 2023 - 18:45 WIB
Tapi Ahmad Yar awalnya harus tetap tinggal, meski dia bersumpah untuk menjaga keluarga Amini saat mereka bersembunyi di Mazar-i-Sharif, sebuah kota yang dipertahankan oleh pasukan keamanan pemerintah di Afghanistan utara.
Mazar-i-Sharif jatuh ke kendali Taliban pada pertengahan Agustus, dan Ahmad Yar akhirnya melarikan diri ke Uni Emirat Arab. Dia kemudian berangkat ke AS.
“Saya sangat senang berada di Amerika,” kata Amini yang berusia 36 tahun mengingat perkataan temannya. "Saya aman. Anak-anak saya akan dididik di sini.”
Setelah kematiannya, perhatian kini beralih ke keluarga Ahmad Yar, dengan teman-teman dari pekerjaannya dengan militer AS dan komunitas lokal Afghanistan meluncurkan upaya penggalangan dana.
Setelah tiba di AS, Ahmad Yar awalnya menetap di utara Philadelphia, Pennsylvania. Tetapi dia memberi tahu Amini bahwa dia telah dihadang oleh orang-orang bersenjata yang meminta uang di sana.
Amini meyakinkannya untuk pindah ke Virginia, yang menurutnya akan lebih aman.
Dia mengingat Ahmad Yar sebagai seorang pria ingin membantu orang lain, bekerja berjam-jam untuk menghidupi kedua keluarganya di AS serta saudara dan orang tuanya yang masih di Afghanistan.
Kematian Ahmad Yar menjadi cerita pilu. “Ini adalah masa yang sulit bagi keluarga dan juga masyarakat,” kata Noorullah Ahmadzai, seorang tokoh masyarakat Afghanistan di wilayah Washington, DC, kepada Al Jazeera. “Tragedi ini akan memengaruhi semua orang dengan satu atau lain cara.”
Dia menambahkan bahwa cerita Ahmad Yar beresonansi dengan banyak warga Afghanistan yang telah pindah ke daerah tersebut. Hingga Juni, Departemen Luar Negeri memperkirakan bahwa 97.000 warga Afghanistan telah bermukim kembali di AS sejak September 2021.
Mazar-i-Sharif jatuh ke kendali Taliban pada pertengahan Agustus, dan Ahmad Yar akhirnya melarikan diri ke Uni Emirat Arab. Dia kemudian berangkat ke AS.
“Saya sangat senang berada di Amerika,” kata Amini yang berusia 36 tahun mengingat perkataan temannya. "Saya aman. Anak-anak saya akan dididik di sini.”
Setelah kematiannya, perhatian kini beralih ke keluarga Ahmad Yar, dengan teman-teman dari pekerjaannya dengan militer AS dan komunitas lokal Afghanistan meluncurkan upaya penggalangan dana.
Setelah tiba di AS, Ahmad Yar awalnya menetap di utara Philadelphia, Pennsylvania. Tetapi dia memberi tahu Amini bahwa dia telah dihadang oleh orang-orang bersenjata yang meminta uang di sana.
Amini meyakinkannya untuk pindah ke Virginia, yang menurutnya akan lebih aman.
Dia mengingat Ahmad Yar sebagai seorang pria ingin membantu orang lain, bekerja berjam-jam untuk menghidupi kedua keluarganya di AS serta saudara dan orang tuanya yang masih di Afghanistan.
Kematian Ahmad Yar menjadi cerita pilu. “Ini adalah masa yang sulit bagi keluarga dan juga masyarakat,” kata Noorullah Ahmadzai, seorang tokoh masyarakat Afghanistan di wilayah Washington, DC, kepada Al Jazeera. “Tragedi ini akan memengaruhi semua orang dengan satu atau lain cara.”
Dia menambahkan bahwa cerita Ahmad Yar beresonansi dengan banyak warga Afghanistan yang telah pindah ke daerah tersebut. Hingga Juni, Departemen Luar Negeri memperkirakan bahwa 97.000 warga Afghanistan telah bermukim kembali di AS sejak September 2021.
Lihat Juga :
tulis komentar anda