Janda Almarhum Raja Fahd Berebut Rumah Mewah di Area Kaum Miliarder London

Sabtu, 08 Juli 2023 - 10:05 WIB
Gedung pengadilan di London tempat sidang kasus sengketa rumah mewah yang melibatkan janda almarhum Raja Fahd bin Abdulaziz dari Arab Saudi, Aljawharah Alibrahim. Foto/PA Archive
LONDON - Janda dari almarhum Raja Arab Saudi Fahd bin Abdulaziz terlibat sengketa perebutan rumah mewah di area yang dikenal sebagai "barisan miliarder" di London, Inggris.

Aljawharah Alibrahim telah digugat oleh sebuah yayasan yang berbasis di Liechtenstein yang didirikan untuk mengelola portofolio properti almarhum Raja Fahd. Rumah mewah yang diperebutkan senilai jutaan dolar Amerika Serikat.

Pihak Yayasan Asturion mengatakan bahwa pada tahun 2011, salah satu anggota dewannya memindahkan hak kepemilikan Kenstead Hall, sebuah rumah mewah dengan 10 kamar tidur di "barisan miliarder London, ke Aljawharah Alibrahim tanpa persetujuan anggota dewan lainnya.





"Sampai Oktober 2011, yayasan tersebut memegang Kenstead Hall untuk kepentingan ahli waris Raja Fahd bin Abdulaziz dari Arab Saudi," kata tim hukum yayasan tersebut kepada hakim pengadilan dalam garis besar kasus.

Garis kasus menyebutkan; "Khusus tergugat; jandanya, Pangeran Abdul Aziz bin Fahd (putranya dengan tergugat), dan delapan anak lainnya dari pernikahan sebelumnya".

Rupert Reed KC, pengacara yang mewakili Alibrahim, mengatakan anggota dewan memiliki "otoritas yang diperlukan" untuk melakukan transfer dan kasus tersebut harus dihentikan.

"Sang putri tidak punya alasan untuk mencurigai adanya keinginan otoritas," katanya, seperti dikutip Middle East Eye, Sabtu (8/7/2023). "Transfer itu sah dan mengikat."

Raja Fahd memerintah Arab Saudi dari tahun 1982 hingga 2005. Pemerintahannya didominasi oleh peristiwa-peristiwa besar termasuk invasi Saddam Hussein ke Kuwait tahun 1990 dan serangan 11 September 2001 yang membuat tegang hubungan antara Riyadh dan Washington.

Perebutan properti di London, sebuah rumah tiruan Tudor senilai USD35 juta, dalam banyak hal merupakan kemunduran ke masa ketika bangsawan Saudi membeli real estate kelas atas di London.

Penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, telah memperketat dompet pada banyak anggota keluarga kerajaan.

Sementara itu, fokusnya pada dana kekayaan kedaulatan negara (PIF) senilai USD650 miliar, yang telah menciptakan barisan baru pengusaha yang kuat dan kaya.

Salah satu wajah utama kelas bisnis baru Arab Saudi adalah Yasir al-Rumayyan, ketua PIF berusia 53 tahun. Seorang penggemar golf dengan selera jas yang disesuaikan, profil Rumayyan meningkat setelah kesepakatan antara PGA dan LIV Golf yang didukung Saudi.

Rumayyan juga duduk di pucuk pimpinan Newcastle Football Club dan maskapai baru kerajaan, Riyadh Air.

Perusahaan seperti Nesma & Partners Contracting Company dan El Seif Engineering Contracting Company telah menjadi terkenal dengan kontrak negara yang menguntungkan.

Saleh Al-Turki, pendiri Nesma diangkat menjadi Wali Kota Jeddah pada tahun 2018. Sementara itu, perusahaan mapan seperti Saudi Binladin Group telah menjadi sasaran dalam gerakan antikorupsi Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sementara London masih menjadi tempat yang disukai orang kaya Saudi, kerajaan itu berusaha mempertahankan kekayaannya di dalam negeri, sebagian dengan membangun pembangunan baru di Riyadh dan di sepanjang pantai Laut Merahnya.

Generasi muda Saudi yang berpikiran teknologi dan keuangan juga telah meraup properti di New York City.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More