Pilih Netral, Swiss Tolak Kirim 96 Tank Leopard ke Ukraina
Kamis, 29 Juni 2023 - 17:08 WIB
ZURICH - Swiss kembali menolak untuk mentransfer senjata ke Ukraina pada hari Rabu, kali ini menolak ekspor 96 tank Leopard 1 milik perusahaan senjata negara; RUAG.
Terlepas dari tekanan dari Kyiv dan sekutunya, Swiss sejauh ini tidak mengizinkan negara-negara lain yang memiliki persenjataan buatan Swiss untuk mengekspornya kembali ke Ukraina.
Dewan Federal Swiss mengatakan ekspor 96 tank Leopard 1 A5 “tidak mungkin berdasarkan hukum yang ada.”
“Penjualan seperti itu akan bertentangan dengan Undang-Undang Materiel Perang dan akan mengakibatkan pergeseran dari kebijakan netralitas Swiss,” kata dewan tersebut, sepert dikutip AFP, Kamis (29/6/2023).
Undang-Undang Material Perang melarang semua ekspor ulang jika negara penerima berada dalam konflik bersenjata internasional.
"Dewan Federal memprioritaskan komitmen Swiss sebagai negara netral dan keandalan penerapan aturan hukum," lanjut dewan tersebut.
Negara berpenduduk 8,8 juta orang yang terkurung daratan itu memiliki posisi netral militer yang dipersenjatai dengan baik sejak lama.
Namun tradisi ini telah diperdebatkan dengan hangat sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Pada 1 Juni, majelis rendah parlemen negara itu memberikan suara menentang proposal yang secara khusus akan mengesahkan transfer senjata buatan Swiss ke Ukraina.
Negara ini telah menolak permintaan eksplisit dari negara-negara Eropa lainnya termasuk Jerman, Spanyol dan Denmark.
RUAG membeli tank Leopard 1 A5 bekas dan non-operasional dari agen Kementerian Pertahanan Italia pada tahun 2016.
Perusahaan awalnya bermaksud untuk memperbarui tank yang masih berada di Italia untuk pembeli potensial atau menjual suku cadang.
Tapi invasi Rusia melihat permintaan mendesak untuk tank di Ukraina.
Dengan dana dari Belanda, RUAG akan mengirimkan tank-tank tersebut ke pabrikan Jerman mereka untuk direstorasi sehingga mereka dapat mendukung tentara Ukraina.
Penolakan hari Rabu telah diperkirakan secara luas, meskipun parlemen Swiss sedang mempertimbangkan cara-cara untuk melonggarkan prinsip netralitas negara.
Parlemen mengusulkan untuk mereformasi undang-undang dan mengizinkan senjata untuk diekspor kembali ke negara yang sedang berperang, dalam kondisi tertentu.
Terlepas dari tekanan dari Kyiv dan sekutunya, Swiss sejauh ini tidak mengizinkan negara-negara lain yang memiliki persenjataan buatan Swiss untuk mengekspornya kembali ke Ukraina.
Dewan Federal Swiss mengatakan ekspor 96 tank Leopard 1 A5 “tidak mungkin berdasarkan hukum yang ada.”
“Penjualan seperti itu akan bertentangan dengan Undang-Undang Materiel Perang dan akan mengakibatkan pergeseran dari kebijakan netralitas Swiss,” kata dewan tersebut, sepert dikutip AFP, Kamis (29/6/2023).
Undang-Undang Material Perang melarang semua ekspor ulang jika negara penerima berada dalam konflik bersenjata internasional.
"Dewan Federal memprioritaskan komitmen Swiss sebagai negara netral dan keandalan penerapan aturan hukum," lanjut dewan tersebut.
Negara berpenduduk 8,8 juta orang yang terkurung daratan itu memiliki posisi netral militer yang dipersenjatai dengan baik sejak lama.
Namun tradisi ini telah diperdebatkan dengan hangat sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Pada 1 Juni, majelis rendah parlemen negara itu memberikan suara menentang proposal yang secara khusus akan mengesahkan transfer senjata buatan Swiss ke Ukraina.
Negara ini telah menolak permintaan eksplisit dari negara-negara Eropa lainnya termasuk Jerman, Spanyol dan Denmark.
RUAG membeli tank Leopard 1 A5 bekas dan non-operasional dari agen Kementerian Pertahanan Italia pada tahun 2016.
Perusahaan awalnya bermaksud untuk memperbarui tank yang masih berada di Italia untuk pembeli potensial atau menjual suku cadang.
Tapi invasi Rusia melihat permintaan mendesak untuk tank di Ukraina.
Dengan dana dari Belanda, RUAG akan mengirimkan tank-tank tersebut ke pabrikan Jerman mereka untuk direstorasi sehingga mereka dapat mendukung tentara Ukraina.
Penolakan hari Rabu telah diperkirakan secara luas, meskipun parlemen Swiss sedang mempertimbangkan cara-cara untuk melonggarkan prinsip netralitas negara.
Parlemen mengusulkan untuk mereformasi undang-undang dan mengizinkan senjata untuk diekspor kembali ke negara yang sedang berperang, dalam kondisi tertentu.
(mas)
tulis komentar anda