Warga Korea Selatan Jadi Satu Tahun Lebih Muda karena Perubahan Sistem
Kamis, 29 Juni 2023 - 10:25 WIB
SEOUL - Orang-orang di Korea Selatan (Korsel) secara otomatis menjadi satu tahun lebih muda pada Rabu (28/6/2023). Hal ini terjadi setelah Seoul memilih membuang metode penghitungan usia tradisionalnya agar sesuai dengan standar internasional.
Sesuai sistem sebelumnya yang sekarang sudah usang, seorang warga negara Korea Selatan dianggap berumur satu tahun ketika mereka lahir, dengan satu tahun ditambahkan setiap 1 Januari.
Namun, metode ini menyebabkan kebingungan bagi warga Korea Selatan yang berkunjung ke luar negeri.
Sistem itu juga menciptakan situasi aneh karena seorang anak yang lahir, misalnya, pada tanggal 31 Desember akan menjadi dua tahun pada tanggal 1 Januari.
Sistem penghitungan usia sebelumnya menyebabkan “biaya sosial dan ekonomi yang tidak perlu,” ujar Presiden Yoon Suk-yeol pada April.
Yoon adalah pendukung kuat untuk beralih ke sistem internasional selama kampanye kepresidenannya tahun lalu.
Jajak pendapat pada saat itu juga menunjukkan lebih dari 70% warga Korea Selatan menyukai langkah tersebut.
Metode penghitungan usia tradisional Seoul juga mendapat sorotan dari anggota parlemen lainnya, yang berpendapat hal itu merusak reputasi Korea Selatan sebagai pusat kekuatan teknologi global di panggung dunia.
Legislatif Korea Selatan tidak mengantisipasi terlalu banyak masalah yang tumbuh di antara populasinya yang tiba-tiba lebih muda.
“Kami berharap perselisihan hukum, keluhan dan kebingungan sosial yang disebabkan oleh cara menghitung usia akan sangat berkurang,” ujar Menteri Lee Wan-kyu pada jumpa pers pada Senin, menurut Korea Times.
“Rasanya enak,” papar dia. “Untuk orang-orang seperti saya, yang seharusnya berusia 60 tahun depan, itu membuat Anda merasa masih muda.”
Orang Korea Selatan yang jadi lebih muda itu tidak akan melihat kemampuan mereka untuk membeli rokok atau alkohol terpengaruh oleh peraturan itu, asalkan mereka cukup umur untuk melakukannya sebelum perubahan dibuat.
Perubahan juga tidak akan mempengaruhi kelayakan untuk 21 bulan wajib militer yang harus dilakukan oleh semua laki-laki berbadan sehat.
Alasan mengapa sistem sebelumnya diadopsi beberapa generasi yang lalu masih belum jelas. Satu teori mengatakan hal itu memperhitungkan waktu yang dihabiskan seseorang di dalam rahim, dan membulatkan sembilan bulan menjadi satu tahun.
Teori lain adalah sistem numerik Asia kuno tidak memiliki konsep numerik nol.
Sesuai sistem sebelumnya yang sekarang sudah usang, seorang warga negara Korea Selatan dianggap berumur satu tahun ketika mereka lahir, dengan satu tahun ditambahkan setiap 1 Januari.
Namun, metode ini menyebabkan kebingungan bagi warga Korea Selatan yang berkunjung ke luar negeri.
Sistem itu juga menciptakan situasi aneh karena seorang anak yang lahir, misalnya, pada tanggal 31 Desember akan menjadi dua tahun pada tanggal 1 Januari.
Sistem penghitungan usia sebelumnya menyebabkan “biaya sosial dan ekonomi yang tidak perlu,” ujar Presiden Yoon Suk-yeol pada April.
Yoon adalah pendukung kuat untuk beralih ke sistem internasional selama kampanye kepresidenannya tahun lalu.
Jajak pendapat pada saat itu juga menunjukkan lebih dari 70% warga Korea Selatan menyukai langkah tersebut.
Metode penghitungan usia tradisional Seoul juga mendapat sorotan dari anggota parlemen lainnya, yang berpendapat hal itu merusak reputasi Korea Selatan sebagai pusat kekuatan teknologi global di panggung dunia.
Legislatif Korea Selatan tidak mengantisipasi terlalu banyak masalah yang tumbuh di antara populasinya yang tiba-tiba lebih muda.
“Kami berharap perselisihan hukum, keluhan dan kebingungan sosial yang disebabkan oleh cara menghitung usia akan sangat berkurang,” ujar Menteri Lee Wan-kyu pada jumpa pers pada Senin, menurut Korea Times.
“Rasanya enak,” papar dia. “Untuk orang-orang seperti saya, yang seharusnya berusia 60 tahun depan, itu membuat Anda merasa masih muda.”
Orang Korea Selatan yang jadi lebih muda itu tidak akan melihat kemampuan mereka untuk membeli rokok atau alkohol terpengaruh oleh peraturan itu, asalkan mereka cukup umur untuk melakukannya sebelum perubahan dibuat.
Perubahan juga tidak akan mempengaruhi kelayakan untuk 21 bulan wajib militer yang harus dilakukan oleh semua laki-laki berbadan sehat.
Alasan mengapa sistem sebelumnya diadopsi beberapa generasi yang lalu masih belum jelas. Satu teori mengatakan hal itu memperhitungkan waktu yang dihabiskan seseorang di dalam rahim, dan membulatkan sembilan bulan menjadi satu tahun.
Teori lain adalah sistem numerik Asia kuno tidak memiliki konsep numerik nol.
(sya)
tulis komentar anda