AS Tuduh Rusia Kirim Lebih Banyak Senjata ke Garis Depan Libya
Sabtu, 25 Juli 2020 - 22:01 WIB
SIRTE - Militer Amerika Serikat menuduh Rusia mengirim lebih banyak peralatan militer ke tentara bayarannya di Libya, termasuk di kota Sirte, yang melanggar embargo senjata.
Komando Afrika menyatakan ada banyak bukti dari citra satelit tentang pesawat-pesawat kargo militer Rusia, termasuk IL-6 yang membawa pasokan untuk para pejuang dari Grup Wagner Rusia.
Kedua pihak yang bertikai telah mengerahkan pasukan di sekitar Sirte di mana eskalasi baru dapat menarik kekuatan regional semakin terseret dalam konflik Libya.
Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) diakui internasional dan didukung Turki. Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar didukung oleh Rusia, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir.
“Jenis dan volume peralatan menunjukkan tujuan kemampuan aksi tempur serangan,” papar Komando Afrika yang dipimpin AS.
Rusia dan LNA menyangkal pernyataan militer AS sebelumnya bahwa Moskow mengirim jet tempur untuk mendukung pasukan Wagner di sana. (Baca Juga: Erdogan: Kunjungi Makam Sultan Muhammad Al Fatih, Pemilik Sesungguhnya)
GNA awal tahun ini berhasil mengusir LNA dari sebagian besar wilayah yang dikuasai di Libya baratlaut, termasuk Tripoli, hingga menghancurkan beberapa sistem pertahanan udara Rusia. (Lihat Video: Traktor Tanpa Awak Buatan Pemuda di Temanggung)
Meski demikian, LNA berhenti mundur di kota Sirte, yang direbut dari GNA pada Januari dan garis depan pertempuran berada di sana sekarang. (Lihat Infografis: Hagia Sophia, Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah)
Komando Afrika menyatakan ada banyak bukti dari citra satelit tentang pesawat-pesawat kargo militer Rusia, termasuk IL-6 yang membawa pasokan untuk para pejuang dari Grup Wagner Rusia.
Kedua pihak yang bertikai telah mengerahkan pasukan di sekitar Sirte di mana eskalasi baru dapat menarik kekuatan regional semakin terseret dalam konflik Libya.
Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) diakui internasional dan didukung Turki. Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar didukung oleh Rusia, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir.
“Jenis dan volume peralatan menunjukkan tujuan kemampuan aksi tempur serangan,” papar Komando Afrika yang dipimpin AS.
Rusia dan LNA menyangkal pernyataan militer AS sebelumnya bahwa Moskow mengirim jet tempur untuk mendukung pasukan Wagner di sana. (Baca Juga: Erdogan: Kunjungi Makam Sultan Muhammad Al Fatih, Pemilik Sesungguhnya)
GNA awal tahun ini berhasil mengusir LNA dari sebagian besar wilayah yang dikuasai di Libya baratlaut, termasuk Tripoli, hingga menghancurkan beberapa sistem pertahanan udara Rusia. (Lihat Video: Traktor Tanpa Awak Buatan Pemuda di Temanggung)
Meski demikian, LNA berhenti mundur di kota Sirte, yang direbut dari GNA pada Januari dan garis depan pertempuran berada di sana sekarang. (Lihat Infografis: Hagia Sophia, Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah)
(sya)
tulis komentar anda