Rusia Bantah Uji Coba Senjata Anti-Satelit di Luar Angkasa
Sabtu, 25 Juli 2020 - 10:03 WIB
MOSKOW - Rusia membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) dan Inggris bahwa Moskow telah menguji coba senjata anti-satelit di luar angkasa. Menurut Moskow tuduhan itu sebagai propaganda untuk membenarkan rencana Washington sendiri guna menggunakan senjata di orbit.
Para pejabat AS dan Inggris mengklaim pada hari Kamis bahwa uji coba senjata anti-satelit pada 15 Juli mengisyaratkan upaya Rusia untuk terus mengembangkan teknologi yang dapat mengancam aset ruang angkasa AS dan sekutunya.
Kementerian Luar Negeri Rusia menolak tuduhan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kegiatan pada 15 Juli tidak mengancam objek ruang angkasa lainnya dan mematuhi hukum internasional.
"Ini menggambarkan klaim tersebut sebagai bagian dari kampanye informasi untuk mendiskreditkan kegiatan luar angkasa Rusia dan inisiatif damai yang bertujuan mencegah perlombaan senjata di ruang angkasa," kata kementerian itu seperti dikutip ABC News, Sabtu (25/7/2020).
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga mengomentari tuduhan Amerika dan Inggris. "Rusia selalu dan tetap merupakan negara yang berkomitmen untuk menyelesaikan demiliterisasi ruang angkasa dan (negara) non-penyebaran segala jenis senjata di luar angkasa," katanya. (Baca: Inggris dan AS Tuding Rusia Tembakan Proyektil dari Satelit Luar Angkasa )
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyatakan bahwa peristiwa 15 Juli itu melibatkan "kendaraan ruang angkasa mini" yang memeriksa salah satu satelit nasional dari jarak dekat menggunakan peralatan khusus.
"Inspeksi itu memberikan informasi berharga tentang objek yang diperiksa, yang ditransmisikan ke fasilitas kontrol berbasis darat," kata kementerian tersebut.
Namun para pejabat militer AS mengatakan kegiatan Rusia itu tidak konsisten dengan misi satelit pengawas yang disebutkan.
"Sistem satelit Rusia yang digunakan untuk melakukan uji senjata on-orbit ini adalah sistem satelit yang sama dengan yang kami kemukakan tentang awal tahun ini, ketika Rusia bermanuver di dekat satelit pemerintah AS," kata Jenderal Angkatan Udara John W. Raymond, komandan Komando Luar Angkasa Amerika Serikat.
Dalam dokumen strategi luar angkasa yang diterbitkan bulan lalu, Pentagon menegaskan bahwa China dan Rusia menghadirkan ancaman strategis terbesar karena pengembangan, pengujian, dan penyebaran kemampuan kontraruang angksa mereka dan doktrin militer terkait untuk pekerjaan dalam konflik yang meluas di ruang angkasa.
Para pejabat AS dan Inggris mengklaim pada hari Kamis bahwa uji coba senjata anti-satelit pada 15 Juli mengisyaratkan upaya Rusia untuk terus mengembangkan teknologi yang dapat mengancam aset ruang angkasa AS dan sekutunya.
Kementerian Luar Negeri Rusia menolak tuduhan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kegiatan pada 15 Juli tidak mengancam objek ruang angkasa lainnya dan mematuhi hukum internasional.
"Ini menggambarkan klaim tersebut sebagai bagian dari kampanye informasi untuk mendiskreditkan kegiatan luar angkasa Rusia dan inisiatif damai yang bertujuan mencegah perlombaan senjata di ruang angkasa," kata kementerian itu seperti dikutip ABC News, Sabtu (25/7/2020).
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga mengomentari tuduhan Amerika dan Inggris. "Rusia selalu dan tetap merupakan negara yang berkomitmen untuk menyelesaikan demiliterisasi ruang angkasa dan (negara) non-penyebaran segala jenis senjata di luar angkasa," katanya. (Baca: Inggris dan AS Tuding Rusia Tembakan Proyektil dari Satelit Luar Angkasa )
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyatakan bahwa peristiwa 15 Juli itu melibatkan "kendaraan ruang angkasa mini" yang memeriksa salah satu satelit nasional dari jarak dekat menggunakan peralatan khusus.
"Inspeksi itu memberikan informasi berharga tentang objek yang diperiksa, yang ditransmisikan ke fasilitas kontrol berbasis darat," kata kementerian tersebut.
Namun para pejabat militer AS mengatakan kegiatan Rusia itu tidak konsisten dengan misi satelit pengawas yang disebutkan.
"Sistem satelit Rusia yang digunakan untuk melakukan uji senjata on-orbit ini adalah sistem satelit yang sama dengan yang kami kemukakan tentang awal tahun ini, ketika Rusia bermanuver di dekat satelit pemerintah AS," kata Jenderal Angkatan Udara John W. Raymond, komandan Komando Luar Angkasa Amerika Serikat.
Dalam dokumen strategi luar angkasa yang diterbitkan bulan lalu, Pentagon menegaskan bahwa China dan Rusia menghadirkan ancaman strategis terbesar karena pengembangan, pengujian, dan penyebaran kemampuan kontraruang angksa mereka dan doktrin militer terkait untuk pekerjaan dalam konflik yang meluas di ruang angkasa.
(min)
tulis komentar anda