Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia Disambut Antusias
Sabtu, 25 Juli 2020 - 06:35 WIB
Tempat jamaah pria terkonsentrasi di Lapangan Ayasofya, Lapangan Sultanahmet, dan Jalan Yerebatan. Jamaah perempuan diletakkan di Sultanahmet Turbesi dan Lapangan Parkir Mehmet Akif. Adapun ruang dalam Masjid Hagia Sophia difokuskan untuk 500 undangan dari Badan Urusan Agama (Diyanet) Turki.
Dihadiri Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan ribuan muslim saat melaksanakan salat Jumat untuk pertama kalinya di Hagia Sophia setelah 86 tahun dijadikan museum. Dia bersama para menterinya mengenakan masker putih sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Sebelum mengikuti salat berjamaah, ribuan warga Turki harus menjalani proses pemeriksaan temperatur tubuh dan keamanan. Mereka yang tidak bisa masuk ke bangunan berusia 1.500 tahun itu pun terpaksa menggelar sajadah di halaman hingga gedung di Alun-Alun Sultanahmet.
“Kami mengakhiri penantian selama 86 tahun,” kata Sait Colak, seorang anggota jamaah salat Jumat, dilansir Reuters. “Terima kasih kepada presiden kita dan keputusan pengadilan sehingga kita hari ini (kemarin) bisa melaksanakan salat Jumat di Hagia Sophia.” (Baca juga: FPI Gerebek Kafe di Makassar, Ratusan Botol Miras Disita)
Sebelumnya, pada Jumat (10/7/2020) lalu Erdogan menandatangani dekrit yang menjadi dasar hukum perubahan status Hagia Sophia di Istambul, dari museum menjadi masjid. Dekrit tersebut dikeluarkan setelah Mahkamah Agung Turki mengumumkan bahwa lembaga itu menganulir status Hagia Sophia sebagai museum.
Hagia Sophia yang semula berada di Konstantinopel sebelumnya digunakan sebagai gereja selama 900 tahun, era Bizantium, Romawi, hingga kekuasaan Yunani. Namun. pada 1543, saat Kesultanan Utsmani (Sultan Mehmed II) menguasai Hagia Sophia sekaligus mengubah nama Konstantinopel menjadi Istanbul, bangunan itu diubah fungsinya menjadi masjid hingga runtuhnya kekuasaan Ustmani pada 1922.
Pada 1935 Presiden Turki Mustafa Kemal Ataturk, yang dikenal sekuler, memutuskan menutup Masjid Hagia Sohia atau Aya Sophia dan menjadikannya sebagai museum.
Kemudian 17 tahun terakhir Turki dalam kepemimpinan Erdogan. Orang nomor satu di Turki ini memang menggunakan Islam sebagai senjata utama untuk meraih dukungan. Dia mendapatkan simpati penuh setelah menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid. “Muslim seharusnya diperbolehkan salat lagi di sana,” katanya berulang kali saat kampanye lokal tahun lalu. (Lihat videonya: Usai Memesan Minuman, Seorang Pengunjung Warop Tiba-tiba Meninggal)
Erdogan pun mengabaikan kritikan para pemimpin gereja dan komunitas internasional lain. Turki hanya berdalih akan tetap membuka Hagia Sophia untuk wisatawan dan seni peninggalan Kristen tetap akan dilindungi. (M Shamil/Andika H M/Faorick Pakpahan)
Dihadiri Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan ribuan muslim saat melaksanakan salat Jumat untuk pertama kalinya di Hagia Sophia setelah 86 tahun dijadikan museum. Dia bersama para menterinya mengenakan masker putih sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Sebelum mengikuti salat berjamaah, ribuan warga Turki harus menjalani proses pemeriksaan temperatur tubuh dan keamanan. Mereka yang tidak bisa masuk ke bangunan berusia 1.500 tahun itu pun terpaksa menggelar sajadah di halaman hingga gedung di Alun-Alun Sultanahmet.
“Kami mengakhiri penantian selama 86 tahun,” kata Sait Colak, seorang anggota jamaah salat Jumat, dilansir Reuters. “Terima kasih kepada presiden kita dan keputusan pengadilan sehingga kita hari ini (kemarin) bisa melaksanakan salat Jumat di Hagia Sophia.” (Baca juga: FPI Gerebek Kafe di Makassar, Ratusan Botol Miras Disita)
Sebelumnya, pada Jumat (10/7/2020) lalu Erdogan menandatangani dekrit yang menjadi dasar hukum perubahan status Hagia Sophia di Istambul, dari museum menjadi masjid. Dekrit tersebut dikeluarkan setelah Mahkamah Agung Turki mengumumkan bahwa lembaga itu menganulir status Hagia Sophia sebagai museum.
Hagia Sophia yang semula berada di Konstantinopel sebelumnya digunakan sebagai gereja selama 900 tahun, era Bizantium, Romawi, hingga kekuasaan Yunani. Namun. pada 1543, saat Kesultanan Utsmani (Sultan Mehmed II) menguasai Hagia Sophia sekaligus mengubah nama Konstantinopel menjadi Istanbul, bangunan itu diubah fungsinya menjadi masjid hingga runtuhnya kekuasaan Ustmani pada 1922.
Pada 1935 Presiden Turki Mustafa Kemal Ataturk, yang dikenal sekuler, memutuskan menutup Masjid Hagia Sohia atau Aya Sophia dan menjadikannya sebagai museum.
Kemudian 17 tahun terakhir Turki dalam kepemimpinan Erdogan. Orang nomor satu di Turki ini memang menggunakan Islam sebagai senjata utama untuk meraih dukungan. Dia mendapatkan simpati penuh setelah menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid. “Muslim seharusnya diperbolehkan salat lagi di sana,” katanya berulang kali saat kampanye lokal tahun lalu. (Lihat videonya: Usai Memesan Minuman, Seorang Pengunjung Warop Tiba-tiba Meninggal)
Erdogan pun mengabaikan kritikan para pemimpin gereja dan komunitas internasional lain. Turki hanya berdalih akan tetap membuka Hagia Sophia untuk wisatawan dan seni peninggalan Kristen tetap akan dilindungi. (M Shamil/Andika H M/Faorick Pakpahan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda