6 Politikus Transgender Membuat Sejarah di Dunia, Nomor 4 Wakil PM Belgia

Rabu, 14 Juni 2023 - 11:39 WIB
Setahun sebelum pemilihannya, dia mengajukan banding untuk pengakuan identitas gendernya ke Mahkamah Agung, tetapi meskipun mengumpulkan lebih dari 4.000 tanda tangan, kasus tersebut tidak mendapat tanggapan dari pengadilan. Alhasil, Adrian terpaksa berkampanye dengan nama di akte kelahirannya.

4. Petra De Sutter



Foto/Reuters

De Sutter, seorang aktivis undang-undang progresif mengenai masalah transgender dan reproduksi yang dibantu secara medis, ditunjuk pada 2020. Dia menjadi salah satu dari tujuh wakil perdana menteri dalam pemerintahan koalisi Belgia.

Terpilih sebagai anggota Parlemen Eropa (MEP) pada 2019, De Sutter telah mengetuai Kelompok Antarparlemen Eropa tentang hak LGBTQ+ dan menjadi ketua bersama Kelompok Anggota Parlemen Melawan Kanker.

De Sutter juga menteri untuk layanan publik dan perusahaan publik, dan kelompok hak asasi LGBTQ+ menyambut baik penunjukannya sebagai langkah maju yang penting bagi politisi transgender di Eropa.



5. Audrey Tang



Foto/Reuters

Tang merupakan menteri digital Taiwan. Dia ditunjuk sebagai menteri digital pada 2016. Dia menjadi orang termuda yang memegang jabatan menteri di Taiwan.

Tang mengatakan menegaskan identitas gendernya menginformasikan politiknya dengan memberinya pemahaman yang lebih besar tentang apa artinya menjadi rentan.

Sebagai seorang menteri, dia telah berjanji untuk memberikan akses preferensial ke kontrak pemerintah untuk usaha sosial.

6. Diane Marie Rodriguez Zambrano



Foto/Wikipedia

Zambrano menduduki posisi sebagai anggota parlemen nasional Ekuador.

Dia merupakan tokoh LGBTQ kedua yang mencalonkan diri di Ekuador. Pada 1998, perlindungan dari diskriminasi untuk laki-laki gay dan lesbian dituliskan ke dalam konstitusi, tetapi tidak diperluas ke orang trans.

Zambrano, yang juga seorang aktivis selama lebih dari dua dekade, mengaku masih menerima ancaman pembunuhan atas pekerjaannya.

“Saya terus memperjuangkan hak-hak LGBT karena meskipun saya tidak mendapatkan manfaat dari hak-hak tersebut, generasi lain dapat hidup tanpa diskriminasi atau kekerasan,” tulisnya di situs hak asasi manusia Frontline Defenders pada tahun 2015.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More