Mohammed Salah Penembak 3 Tentara Israel Dipuji sebagai Pahlawan Sejati Kebanggaan Arab

Jum'at, 09 Juni 2023 - 10:44 WIB
Laporan itu menambahkan, “Faktor berpengaruh yang dapat membangkitkan sentimen nasional Arab (Faktanya, sangat berpengaruh) bahwa orang seperti penyerang Mesir memutuskan mengorbankan hidupnya sebagai tindakan protes terhadap kejahatan Israel dan melawan 'kerja sama keamanan', perdamaian palsu dan perjanjian normalisasi."

Harian itu juga menerbitkan sejumlah kartun yang memuji Salah dan tindakannya.

Presenter di Al-Jazeera, menulis di akun media sosial pribadi mereka, mengklaim tindakan Salah membuktikan Israel masih menjadi musuh orang Arab meskipun ada perjanjian perdamaian dan normalisasi yang ditandatangani oleh beberapa rezim Arab.

Seperti disebutkan, beberapa dari mereka membandingkan Salah dengan Suleiman Khater, pelaku yang membunuh tujuh turis Israel, termasuk anak-anak, di Sinai pada 1985.

Salam Hindawi, yang menyajikan acara investigasi di Al-Jazeera, men-tweet gambar Salah dengan latar belakang Al-Aqsa, dengan kata-kata "kebanggaan orang Arab."

Pujian untuk Salah juga terdengar dari anggota Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) yang berbasis di Doha, yang didukung pemerintah Qatar.

Mereka juga berpendapat tindakan penjaga perbatasan ini yang mereka sebut sebagai “martir bangsa”, “pengantin Yerusalem” dan “pahlawan yang layak dihormati”, mempermanis kepahitan kekalahan Arab dalam perang 1967, meskipun bertahun-tahun telah berlalu sejak itu.

Anggota dewan IUMS Muhammad Al-Sagheer men-tweet gambar Salah dengan latar belakang Al-Aqsa, dan menulis, "Setelah dia naik ke surga sebagai martir, #Mohammed_Salah berubah dari #Egyptian_soldier menjadi martir bangsa dan mempelai laki-laki Yerusalem. Untuk mewujudkan persaudaraan kolektif (di antara anggota) bangsa ini, saya menyerukan kepada semua Muslim untuk berdoa bagi jiwa #heroic_martyr ini."

Dalam tweet lainnya, Al-Sagheer mengeluh media Mesir awalnya tidak mengungkapkan identitas penyerang, meskipun dia adalah "pahlawan yang patut dihormati."

Dalam tweet ketiga, Al-Sagheer kembali membagikan foto Salah dan menyerukan doa untuk jiwanya, dan menambahkan, "5 Juni adalah peringatan yang menyedihkan (perang 1967), yang kepahitannya (telah kita rasakan) lagi (setiap tahun). Tapi (tahun ini) disertai dengan rasa manis kemenangan, (yang) mengembalikan keyakinan kami bahwa masa depan (milik) agama (Islam) ini."
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More