Turki Akan Kirim Pasukan Komando ke Kosovo
Sabtu, 03 Juni 2023 - 20:10 WIB
ANKARA - Turki berencana mengirim pasukan komando ke Kosovo pada Minggu (4/6/2023) dan Senin (5/6/2023). Pengiriman ini adalah tanggapan atas permintaan NATO untuk bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian KFOR setelah kerusuhan di utara negara itu.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (3/6/2023), Kementerian Pertahanan Turki menyerukan pengekangan dan dialog konstruktif untuk menyelesaikan krisis yang katanya dapat merusak keamanan dan stabilitas kawasan.
"Unit kami yang ditugaskan (batalion komando) direncanakan akan dikerahkan ke Kosovo pada 4-5 Juni," sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Turki, seperti dikutip dari Reuters.
Krisis politik yang berubah menjadi kekerasan di Kosovo utara telah meningkat sejak walikota etnis Albania menjabat di wilayah mayoritas Serbia di kawasan itu, yang menyebabkan AS dan sekutunya menegur Pristina. Mayoritas penduduk Serbia telah memboikot pemilihan April, yang memungkinkan etnis Albania untuk dipilih.
Dalam kekerasan pada hari Senin, 30 penjaga perdamaian dan 52 orang Serbia yang memprotes pelantikan walikota terluka. Kekerasan mendorong NATO untuk mengumumkan akan mengirim pasukan tambahan di atas 700 orang yang sudah dalam perjalanan ke negara Balkan itu untuk meningkatkan misinya yang berkekuatan 4.000 orang.
Barat mengetahui bahwa polisi etnis Albania Kosovo yang memulai kerusuhan pada hari Senin, di mana 30 penjaga perdamaian KFOR terluka, tetapi akan terus mendukung Pristina. Hal itu diungkapkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
“Pertarungan dimulai oleh apa yang disebut polisi Kosovo, bukan NATO,” kata Vucic kepada Prva TV dalam wawancara 90 menit. Ia mengatakan, polisi etnis Albania pertama-tama menangkap dua etnis Serbia dan menembak yang lain, yang hampir tidak selamat, sementara satu-satunya gambar yang kita lihat adalah tentara NATO yang terluka.
“Semua orang di Barat tahu ini salah Pristina. Tapi (Perdana Menteri Kosovo Albin) Kurti tahu bahwa apa pun yang dia lakukan, Amerika, Jerman, dan Inggris akan melindungi apa yang disebut kemerdekaan Kosovo,” ucap Vucic seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (3/6/2023).
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (3/6/2023), Kementerian Pertahanan Turki menyerukan pengekangan dan dialog konstruktif untuk menyelesaikan krisis yang katanya dapat merusak keamanan dan stabilitas kawasan.
"Unit kami yang ditugaskan (batalion komando) direncanakan akan dikerahkan ke Kosovo pada 4-5 Juni," sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Turki, seperti dikutip dari Reuters.
Krisis politik yang berubah menjadi kekerasan di Kosovo utara telah meningkat sejak walikota etnis Albania menjabat di wilayah mayoritas Serbia di kawasan itu, yang menyebabkan AS dan sekutunya menegur Pristina. Mayoritas penduduk Serbia telah memboikot pemilihan April, yang memungkinkan etnis Albania untuk dipilih.
Dalam kekerasan pada hari Senin, 30 penjaga perdamaian dan 52 orang Serbia yang memprotes pelantikan walikota terluka. Kekerasan mendorong NATO untuk mengumumkan akan mengirim pasukan tambahan di atas 700 orang yang sudah dalam perjalanan ke negara Balkan itu untuk meningkatkan misinya yang berkekuatan 4.000 orang.
Barat mengetahui bahwa polisi etnis Albania Kosovo yang memulai kerusuhan pada hari Senin, di mana 30 penjaga perdamaian KFOR terluka, tetapi akan terus mendukung Pristina. Hal itu diungkapkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
“Pertarungan dimulai oleh apa yang disebut polisi Kosovo, bukan NATO,” kata Vucic kepada Prva TV dalam wawancara 90 menit. Ia mengatakan, polisi etnis Albania pertama-tama menangkap dua etnis Serbia dan menembak yang lain, yang hampir tidak selamat, sementara satu-satunya gambar yang kita lihat adalah tentara NATO yang terluka.
“Semua orang di Barat tahu ini salah Pristina. Tapi (Perdana Menteri Kosovo Albin) Kurti tahu bahwa apa pun yang dia lakukan, Amerika, Jerman, dan Inggris akan melindungi apa yang disebut kemerdekaan Kosovo,” ucap Vucic seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (3/6/2023).
(esn)
tulis komentar anda