8 Penyebab Erdogan Diprediksi Menang pada Pemilu Presiden Putaran Kedua

Jum'at, 26 Mei 2023 - 13:42 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berkuasa selama 2 dekade. Foto/Reuters
ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tetap populer dan favorit kuat melawan pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu pada pemilu presiden putaran kedua pada 28 Mei 2023.

Meskipun sudah menjadi pemimpin terlama di Turki, Erdogan akan memperpanjang kekuasaannya menjadi dekade ketigaatau hingga 2028 jika dia mendapatkan mayoritas suara di pemilu putaran kedua.

Berikut 8 alasan kenapa Presiden Erdogan akan memenangkan pemilu presiden putaran kedua.





1. Pemimpin Berpengalaman



Foto/Reuters

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berkuasa selama 20 tahun. Dia berulang kali diterpa berbagai krisis politik baik protes massal, tuduhan korupsi, upaya kudeta militer, dan gelombang besar pengungsi yang melarikan diri dari perang saudara Suriah.

Selain itu, ekonomi Turki dihantam oleh inflasi yang sangat tinggi. Belum lagi, Turki belum pulih dari gempa di Februari 2023. Apalagi, banyak pihak menilai respons pemerintah yang dinilai lambat. Tapi, Erdogan menyakinkan banyak provinsi yang dilanda gempa bahwa pemerintah akan memberikan bantuan.

2. Mengangkat Nilai Islam

Erdogan, 69, telah memupuk loyalitas yang mendalam dari para pendukung konservatif dan religius. Bagaimana caranya? Dia mengangkat nilai-nilai Islam di negara yang telah ditentukan oleh sekularisme selama hampir satu abad.

Dia mengekang mencabut aturan yang melarang perempuan konservatif mengenakan jilbab di sekolah dan kantor pemerintah. Untuk lebih menggalang pendukung konservatifnya, Erdogan menuding Kilicdaroglu dan oposisi mendukung hak LGBTQ yang “menyimpang”.

3. Mengerahkan Sumber Daya Pemerintah



Foto/Reuters

Erdogan telah mengerahkan sumber daya pemerintah untuk keuntungan politiknya. Dia menghabiskan banyak uang untuk infrastruktur untuk menyenangkan konstituen.

4. Menguasai Media

Erdogan menguasai berbagia media massa di Turki.

Dengan menguasai media, maka pemberitaan tentang kandidat kubu oposisi pun melemah. Janji Kilicdaroglu untuk memperbaiki ekonomi dan menegakkan hak-hak perempuan untuk mengenakan jilbab di sekolah sama sekali tidak berbunyi.

“Kilicdaroglu mengubah citra partai (oposisi), tetapi Erdogan mengendalikan narasinya, jadi ada faktor ketakutan di kalangan perempuan konservatif yang mengenakan jilbab bergaya Islami, kata Gonul Tol, seorang analis di Institut Timur Tengah di Washington. “Mereka percaya bahwa jika oposisi berkuasa, mereka akan menjadi lebih buruk," imbuhnya.

Setelah partai pro-Kurdi Turki mendukung Kilicdaroglu, Erdogan menggambarkan oposisi didukung oleh “teroris” Kurdi. Upaya oposisi untuk membantahnya jarang disiarkan oleh media yang menjadi arus utama.

"Erdogan sangat cermat mencalonkan diri untuk meraih kemenangan yang mencakup bersandar pada lembaga negara, bersandar pada kontrol informasi,” kata Soner Cagaptay, pakar Turki di Institute Washington dan seorang penulis buku tentang Erdogan. “Media mengalihkan perdebatan ke bagaimana Turki menjadi raksasa militer industri di bawah pemerintahannya. Dan itu ternyata berhasil,” kata Cagaptay.



5. Jadi Aktor di Panggung Global



Foto/Reuters

Erdogan sukses mempengaruhi banyak orang Turki sehingga mendapatkan banyak simpati. Dia mampu dia menavigasi panggung dunia. Dia menunjukkan Turki sebagai kekuatan independen ketika terlibat ketegangan Timur dan Barat.

Sebagai pemimpin berpengalaman, Erdogan mampu menjadi seorang pemimpin yang telah menempatkan Turki sebagai pemain utama dalam geopolitik dunia. Turki merupakan anggota kunci NATO karena lokasinya yang strategis di persimpangan Eropa dan Asia. Ankara juga mengendalikan tentara terbesar kedua di aliansi itu.

Erdogan memveto masuknya Swedia ke NATO dan membeli sistem pertahanan rudal Rusia. Namun, bersama dengan PBB, Turki menjadi perantara kesepakatan penting yang memungkinkan Ukraina mengekspor gandum melalui Laut Hitam ke negara lain.

6. Menjanjikan Stabilitas

Popularitas Erdogan pada saat krisis ekonomi memiliki daya tahan yang tangguh. Banyak orang tampaknya menginginkan stabilitas, bukan lebih banyak perubahan.

“Selama masa krisis nasional seperti ini, orang biasanya berkumpul di sekitar pemimpin,” kata Gonul Tol. “Para pemilih tidak cukup percaya pada kemampuan oposisi untuk memperbaiki keadaan," imbuhnya.

Erdogan sukses membuat takut rakyat Turki jika memilih oposisi. Pasalnya, Kilicdarogluberjanji untuk membatalkan kebijakan ekonomi Erdogan hingga pemerintahan demokratis. Itu juga membuat destabilisasi politik Turki.

“Lihatlah panggung negara kita telah tiba dalam 20 tahun terakhir. (Oposisi) akan membawa kita kembali ke 50-60 tahun yang lalu,” kata Bekir Ozcelik, seorang penjaga keamanan di Ankara, yang memilih Erdogan. “Tidak ada pemimpin lain di dunia yang setara dengan Erdogan.”

7. Mengusung Kebijakan Populis

Kebijakan populis menjadi andalan Erdogan. Dia telah meningkatkan gaji sektor publik, mendorong pensiun dan mengizinkan jutaan orang untuk pensiun dini. Dia juga memperkenalkan subsidi listrik dan gas dan menghapus sebagian utang rumah tangga.

8. Menguasai Parlemen

Selama putaran pertama pemungutan suara pada 14 Mei, Turki juga mengadakan pemilihan legislatif. Partai yang mendukung

Erdogan yakni aliansi partai nasionalis dan Islamis memenangkan mayoritas di parlemen dengan 600 kursi.

Itu memberinya keuntungan tambahan di pemilu presiden putaran kedua karena banyak pemilih cenderung mendukungnya untuk menghindari pemerintahan yang terpecah.
(ahm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More