Perang Terus Berkecamuk, Bos Wagner Peringatkan Rusia Bisa Diguncang Revolusi
Kamis, 25 Mei 2023 - 14:31 WIB
MOSKOW - Rusia bisa diguncang revolusi baru jika upaya perangnya di Ukraina berlanjut. Peringatan itu dilontarkan kepala kelompok militer swasta Wagner , Yevgeny Prigozhin.
Dalam sebuah wawancara dengan seorang blogger pro-Rusia, Konstantin Dolgov, Prigozhin mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak siap melawan pasukan yang setia pada Kiev bahkan ketika mereka memasuki wilayah Rusia.
Dia juga memuji kemampuan tentara Ukraina, dan mendesak Moskow untuk meningkatkan upaya perangnya jika ingin menghindari konflik yang panjang dan mahal.
“Saya percaya Ukraina saat ini adalah salah satu tentara terkuat di dunia,” kata Prigozhin seperti dikutip dari CNN, Kamis (25/5/2023).
Dia menyebut pasukanKiev sangat terorganisir, sangat terlatih dan kecerdasan mereka berada pada level tertinggi, mereka dapat mengoperasikan sistem militer apa pun dengan kesuksesan yang sama, Soviet atau NATO.
Dalam beberapa hari terakhir, Moskow mengalami rasa malu ketika sekelompok militan Rusia anti-Putin memasuki wilayah Belgorod dalam serangan yang menyebabkan kemarahan dan kebingungan di kalangan analis militer Rusia yang berpengaruh.
Ditanya tentang insiden itu, Prigozhin mengatakan pasukan pertahanan Rusia sama sekali tidak siap untuk melawan mereka dalam kondisi atau bentuk apa pun.
“Di sini kita bersama Ukraina, itu adalah musuh kita, di tengah perang, kelompok Korps Sukarelawan Rusia masuk dengan mudah dan melewati (perbatasan) dengan tank dan APC tanpa dampak apa pun dan membuat video mereka sendiri,” kata bos Wagner itu.
Prigozhin sering mengkritik hierarki militer tradisional Rusia saat dia berusaha memenangkan perebutan kekuasaan melawan komandan militer untuk memimpin upaya darat Putin di Ukraina timur. Awal bulan ini dia menyalahkan kepala pertahanan Rusia atas "puluhan ribu" pasukan Wagner yang jadi korban karena tidak memiliki cukup amunisi.
Tetapi pernyataannya kepada Dolgov sangat mengkhawatirkan. Ia mendesak Moskow untuk meningkatkan perangnya guna mengalahkan Ukraina, mendesak Putin untuk mendeklarasikan darurat militer dan gelombang baru mobilisasi.
Dia memperingatkan bahwa jika kerugian Rusia terus meningkat, semua perpecahan ini dapat berakhir dengan revolusi, seperti pada tahun 1917.
“Pertama para prajurit akan berdiri, dan setelah itu – orang yang mereka cintai akan bangkit. Adalah salah untuk berpikir bahwa ada ratusan dari mereka – sudah ada puluhan ribu – kerabat dari mereka yang terbunuh,” ujarnya.
“Dan mungkin akan ada ratusan ribu – kita tidak bisa menghindarinya,” sambungnya.
Pasukan Rusia, terutama terdiri dari pasukan Wagner, telah bekerja selama berbulan-bulan untuk merebut Bakhmut – sebuah kota di timur Ukraina dengan nilai strategis yang relatif tidak signifikan, di mana Rusia telah menderita kerugian besar – dan kampanye darat yang lebih besar telah menemui jalan buntu sejak serangkaian serangan balik Ukraina yang sukses musim gugur lalu.
Dalam sebuah wawancara dengan seorang blogger pro-Rusia, Konstantin Dolgov, Prigozhin mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak siap melawan pasukan yang setia pada Kiev bahkan ketika mereka memasuki wilayah Rusia.
Dia juga memuji kemampuan tentara Ukraina, dan mendesak Moskow untuk meningkatkan upaya perangnya jika ingin menghindari konflik yang panjang dan mahal.
“Saya percaya Ukraina saat ini adalah salah satu tentara terkuat di dunia,” kata Prigozhin seperti dikutip dari CNN, Kamis (25/5/2023).
Dia menyebut pasukanKiev sangat terorganisir, sangat terlatih dan kecerdasan mereka berada pada level tertinggi, mereka dapat mengoperasikan sistem militer apa pun dengan kesuksesan yang sama, Soviet atau NATO.
Dalam beberapa hari terakhir, Moskow mengalami rasa malu ketika sekelompok militan Rusia anti-Putin memasuki wilayah Belgorod dalam serangan yang menyebabkan kemarahan dan kebingungan di kalangan analis militer Rusia yang berpengaruh.
Ditanya tentang insiden itu, Prigozhin mengatakan pasukan pertahanan Rusia sama sekali tidak siap untuk melawan mereka dalam kondisi atau bentuk apa pun.
“Di sini kita bersama Ukraina, itu adalah musuh kita, di tengah perang, kelompok Korps Sukarelawan Rusia masuk dengan mudah dan melewati (perbatasan) dengan tank dan APC tanpa dampak apa pun dan membuat video mereka sendiri,” kata bos Wagner itu.
Prigozhin sering mengkritik hierarki militer tradisional Rusia saat dia berusaha memenangkan perebutan kekuasaan melawan komandan militer untuk memimpin upaya darat Putin di Ukraina timur. Awal bulan ini dia menyalahkan kepala pertahanan Rusia atas "puluhan ribu" pasukan Wagner yang jadi korban karena tidak memiliki cukup amunisi.
Baca Juga
Tetapi pernyataannya kepada Dolgov sangat mengkhawatirkan. Ia mendesak Moskow untuk meningkatkan perangnya guna mengalahkan Ukraina, mendesak Putin untuk mendeklarasikan darurat militer dan gelombang baru mobilisasi.
Dia memperingatkan bahwa jika kerugian Rusia terus meningkat, semua perpecahan ini dapat berakhir dengan revolusi, seperti pada tahun 1917.
“Pertama para prajurit akan berdiri, dan setelah itu – orang yang mereka cintai akan bangkit. Adalah salah untuk berpikir bahwa ada ratusan dari mereka – sudah ada puluhan ribu – kerabat dari mereka yang terbunuh,” ujarnya.
“Dan mungkin akan ada ratusan ribu – kita tidak bisa menghindarinya,” sambungnya.
Pasukan Rusia, terutama terdiri dari pasukan Wagner, telah bekerja selama berbulan-bulan untuk merebut Bakhmut – sebuah kota di timur Ukraina dengan nilai strategis yang relatif tidak signifikan, di mana Rusia telah menderita kerugian besar – dan kampanye darat yang lebih besar telah menemui jalan buntu sejak serangkaian serangan balik Ukraina yang sukses musim gugur lalu.
(ian)
tulis komentar anda